Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Nagari Pariangan, Desa dengan Masjid Tua yang Unik di Sumatera Barat

KOMPAS.com - Terletak di Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat, Desa Wisata Nagari Pariangan disebut menjadi salah satu desa terindah dunia yang disejajarkan dengan desa Niagara on The Lake, Kanada.

Pada 2012, media pariwisata dari AS, Travel Budget, menulis Nagari Pariangan sebagai desa terindah di dunia bersama beberapa desa lainnya, seperti Niagara on The Lake di Kanada, Cresky Krumlov di Republik Ceko, hingga Wengen di Swiss, dikutip dari jadesta.kemenparekraf.go.id, Kamis (7/7/2022).

Sementara itu, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno mempersiapkan Desa Wisata Nagari Pariangan untuk menjadi destinasi wisata yang berkualitas dan berkelanjutan dalam rangka menyambut Visit Sumatera Barat 2023.

Hal ini disampaikannya dalam kunjungan ke Desa Wisata Nagari Pariangan pada Rabu (6/7/2022).

Dalam menyambut Visit Sumatera Barat Year 2023, kata Sandiaga, ada sejumlah event besar yang akan dilaksanakan, seperti Muktamar Ulama Sedunia dan World Islamic Eonomic Forum.

"Sumatera Barat perlu menghadirkan destinasi wisata yang berkualitas dan berkelanjutan, salah satunya Desa Wisata Pariangan," ujar Sandiaga dalam rilis yang diterima Kompas.com, Kamis. 

Nagari Pariangan juga termasuk 50 besar desa wisata yang terpilih di ajang Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2022.

Daya tarik Desa Nagari Pariangan

Desa Nagari Pariangan terletak di Lereng Gunung Marapi, tepatnya di Kecamatan Pariangan, Kabupaten Tanah Datar, Provinsi Sumatera Barat. Lokasinya sekitar 95 kilometer (km) dari utara Kota Padang, dan 35 kilometer dari Kota Bukittinggi.

Nagari Pariangan yang berada di ketinggian sekitar 500-700 meter di atas permukaan laut (mdpl) juga menawarkan pemandangan hijau berupa hamparan terasering sawah.

Rumah-rumah Gadang khas Sumatera Barat yang berada di wilayah ini cukup padat. Meski demikian, rumah penduduk yang dibangun bertingkat-tingkat tetap mengikuti kontur atau pola dari lereng gunung, sehingga terlihat rapi dan sedap dipandang mata.

Meskipun sudah tua, rumah-rumah tersebut masih terlihat apik dan khas karena motif-motif minang. Uniknya, masyarakat desa membangun rumah-rumah tersebut secara tradisional dan tanpa menggunakan paku.

Selain itu, ada daya tarik Masjid Ishlah yang dibangun pada abad ke-19. Bangunan tertua yang dibangun Syekh Burhanuddin, seorang ulama terkemuka di Minang, ini tidak mengadopsi rumah gadang sebagai arsitektur atapnya, melainkan menyerupai kuil-kuil di Tibet.

Keunikan lainnya, masjid ini memiliki pancuran air panas langsung dari Gunung Merapi. Air tersebut dapat digunakan untuk umat Muslim mensucikan diri, dan dianggap sebagai sebuah keberkahan bagi masyarakat Nagari Pariangan.

Atraksi dan fasilitas Desa Wisata Nagari Pariangan

Desa ini juga memiliki berbagai potensi wisata budaya, seni, dan kuliner, seperti tari Piriang dan seni musik Talempong Pacik, Saluang, kuliner dakak-dakak, dan kopi kawa daun yaitu minuman yang terbuat dari daun kopi.

Kemudian, ada sejumlah atraksi wisata yang bisa dinikmati pengunjung, di antaranya pacu jawi yang diadakan pada waktu tertentu, trekking Air Terjun Batang Bangkaweh mulai Rp 25.000, berkemah di puncak Aro Rp 600.000, Rice Fields Walk Rp 25.000, hingga Pariangan Heritage Walk Rp 25.000. 

Untuk penginapan, ada beberapa pilihan yang tersedia, seperti homestay Rumah Gadang Datuak Panduko mulai Rp 75.000, Homestay Rumah Gadang Angku Bandaharo Kayo Rp 100.000, dan Homestay Umega Rp 350.000. 

Fasilitasnya juga cukup lengkap, mulai dari area parkir, cafetaria, kamar mandi umum, mushola, tempat kuliner, spot foto, dan lain-lain. 

Dorong pariwisata berbasis komunitas

Menparekraf Sandiaga pun mengajak masyarakat setempat beserta pihak-pihak terkait untuk memperkuat potensi wisata di Desa Wisata Nagari Pariangan melalui pengembangan pariwisata berbasis komunitas.

"Masyarakatlah yang akan mengelola, membina, membimbing, dan membawa peluang ekonomi sehingga tercipta lapangan kerja. Kami di pemerintah mulai dari kabupaten, provinsi hingga pemerintah pusat memfasilitasi dan dengan begitu ini (pengelolaan wisata Pariangan) sangat membumi, karena pelakunya adalah masyarakat sendiri," kata dia. 

Sementara itu, Gubernur Sumatra Barat Mahyeldi Ansharullah mengatakan bahwa untuk menambah minat wisatawan berkunjung ke Pariangan, masyarakat setempat harus menjaga kebersihan serta menyambut kedatangan wisatawan dengan sikap ramah dan bersahabat.

"Ayo kita jaga kebersihan, ayo kita tingkatkan keramahtamahan, dan bangun kebersamaan memajukan Nagari Pariangan," kata Mahyeldi.

https://travel.kompas.com/read/2022/07/07/150300927/nagari-pariangan-desa-dengan-masjid-tua-yang-unik-di-sumatera-barat-

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke