Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Saat Para Wisatawan Asing Belajar Menenun di Nagekeo NTT

MBAY, KOMPAS.com - Motif kain tenun di Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT) menjadi salah satu daya tarik bagi wisatawan, baik wisatawan nusantara maupun mancanegara.

Di balik motif-motif yang unik yang ditenun oleh para perempuan Flores, tersisip cerita menarik dan identitas budaya lokal.

Karena kuat dengan kain tenunnya yang memikat, Pulau Flores sampai dijuluki juga sebagai Pulau Tenun.

Salah satu dari sekian banyak kampung tradisional itu adalah Kampung tradisional Ngegedhawe di Desa Ngegedhawe, Kecamatan Aesesa, Kabupaten Nagekeo, Flores.

Belum lama ini, keluarga wisatawan asing yang datang dari beberapa negara tengah berwisata di Flores dan Taman Nasional Komodo selama 17 hari dan sempat singgah di Kampung Adat Ngegedhawe.

Beberapa aktivitas yang mereka coba lakukan adalah memasak ala lokal dan menenun.

Ketua Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) Cabang Nagekeo sekaligus pemandu wisata, Yohanes Nikuaja menyebutkan, wisatawan tersebut terdiri dari lima orang. Mereka tinggal di Perancis, Amerika Serikat, Australia, dan Swiss.

"Ibu Delphine (salah satunya) dan anaknya sangat terkesan dengan penyambutan keluarga Bapak Andreas Gedha ( Ketua Suku Ngegedhawe) bersama istrinya Ibu Raimunda Dora," ujar Yohanes melalui pesan singkat kepada KOMPAS.com, Sabtu, (13/08/2022).

Adapun para perempuan Nagekeo sangat mahir menenun kain tenun Nagekeo bermotif Ragi. Sehingga, mereka pun mencobanya.

"Wisatawan itu melatih menenun kain tenun Nagekeo dipandu penenun di Kampung Tradisional Ngegedhawe. Kain yang ditenun Ibu Munda (salah seorang penenun) langsung ditawar oleh Mr Xavier Durant untuk dibeli, sebagai hadiah untuk istrinya," jelasnya.

Belum lama ini, Bupati Nagekeo, Yohanes Don Bosco Do menjelaskan bahwa Pemerintah Daerah Kabupaten Nagekeo sudah memiliki perencanaan induk pariwisata bekerja sama dengan sebuah lembaga konsultan.

Mereka kemudian mempromosikan slogan "Nagekeo, the Heart of Flores" yang digunakan untuk mengoptimasi potensi daerah.

"Kampung tradisional di Nagekeo sangat asli dengan identitas budaya dan adat istiadat yang dipertahankan masyarakatnya," jelasnya. Saya ajak berwisata di Nagekeo, the heart of Flores," ujarnya.

  • Mengenal Vera, Tarian Adat Masyarakat Rongga NTT yang Penuh Makna
  • Pantai SUT Dampek, Tempat Berjemur dan Selfie di Lambaleda Utara NTT

Dikutip dari Kompas.com (12/12/2021), beberapa produk lokal yang turut dipromosikan di bawah slogan tesebut termasuk kopi leder dari Desa Legu Deru, kopi ebulobo lajawajo, keripik pisang, sirup lala dari Pajoreja, keripik talas dari Wuliwalo, aneka keripik dari ubi, aneka olahan daun kelor dari Marapokot, dan minyak kemiri dari Lewangera.

Dalam hal budaya, Kabupaten Nagekeo dinilai sangat kaya, salah satunya karena lokasinya yang strategis, yakni berada di tengah Pulau Flores.

https://travel.kompas.com/read/2022/08/14/131756427/saat-para-wisatawan-asing-belajar-menenun-di-nagekeo-ntt

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke