BANDA NEIRA, KOMPAS.com - Jika berkunjung ke Kepulauan Banda, Maluku, ada beberapa rekomendasi pulau yang bisa didatangi dalam waktu satu hari.
Kepulauan Banda sendiri adalah salah satu gugusan pulau yang terdiri dari 11 pulau, yang empat di antaranya tidak berpenghuni. Pulau-pulau tersebut adalah Pulau Lontor (disebut juga Banda Besar), Pulau Banda Neira, Gunung Api Banda, Pulau Ay, Pulau Rhun, Pulau Hatta, Pulau Pisang, dan Pulau Karaka.
Sementara itu, beberapa pulau yang tidak berpenghuni seperti Nailaka, Suanggi, dan Batukapal.
Untuk diketahui, kepulauan ini tidak memiliki sungai dan sepenuhnya dikelilingi oleh teluk, selat, dan laut.
Salah satu kegiatan yang sangat direkomendasikan di Kepulauan Banda adalah island hopping, atau menjelajahi dari satu pulau ke pulau lainnya yang umumnya berdekatan.
Dalam satu hari, biasanya wisatawan bisa melakukan island hopping ke tiga pulau. Angka tersebut bisa dikatakan ideal karena satu pulau dengan yang lain tidak semuanya sangat berdekatan, ada yang memakan waktu hingga satu jam perjalanan.
Untuk island hopping ke beberapa pulau, umumnya dibanderol biaya Rp 800.000 hingga Rp 1 jutaan untuk satu perahu fiber berkapasitas hingga 30 orang.
Jika ingin mencoba island hopping dalam sehari di Kepulauan Banda, berikut tiga pulau yang bisa dikunjungi:
Pulau dengan jumlah penduduk sekitar 1.400 jiwa ini dulunya merupakan tempat Inggris melatih para pejuang setempat untuk mempertahankan diri dari serbuan Belanda pada 1615.
Saat Kompas.com berkunjung, Senin (31/10/2022), sinar matahari di pulau Ay terasa cukup terik dan cuacanya panas.
Meski air bersih dikatakan sulit untuk diperoleh, hal unik di pulau ini adalah tumbuhan serta bunga bisa hidup dengan sangat subur.
“Pulau Ay punya lumbung makanan. Sayur mayur, singkong, pisang, setiap hari kami ekspor ke sekitar Banda dan luar Banda juga,” ujar Kasi Pemerintahan Pulau Ay, Bahar.
Selain itu, kata dia, hasil pertanian seperti pala, cengkih, kenari, kangkung, mentimun, jagung, tomat, dan lainnya juga melimpah.
Beberapa kegiatan yang bisa dilakukan di Pulau Ay, di antaranya mengunjungi Gereja Tua Betlehem yang dibangun pada 1611, makam-makam Belanda di gereja tersebut, Gerbang Matalenco, Benteng Revengie tahun 1616, snorkeling, dan melihat Perkebunan (Perk) Welvaren.
Adapun untuk memasuki pulau Ay, pengunjung dikenakan biaya Rp 25.000 untuk konservasi dan pemeliharaan situs-situs bersejarah, selain juga karena dikelola oleh pemerintah.
Pulau Rhun, pulau terjauh paling barat di kepulauan Banda, memiliki 500 kepala keluarga dengan kurang lebih 2.000 jiwa.
Menurut sesepuh Pulau Rhun, Burhan, 85 persen dari populasi di Pulau Ay berasal dari Sulawesi Tenggara, sedangkan sisanya adalah orang-orang suku Jawa, Makassar, Bugis, dan lain-lain.
“Sampai hari ini, penduduk asli Rhun tidak ada di sini. Pada saat penjajah datang, mereka enggak rela, jadi memiih keluar dari Rhun,” ujar Burhan.
Untuk diketahui, kekayaan pala di pulau ini menimbulkan perebutan dan memunculkan Perjanjian Breda.
Isinya adalah Pulau Rhun yang sebelumnya dikuasai Inggris menjadi milik Belanda, sedangkan Pulau Manhattan di Amerika yang merupakan koloni Belanda resmi menjadi hak Inggris, dilansir dari Kompas.com, Sabtu (24/7/2021).
Untuk wisata, ada beberapa tempat yang menarik di Pulau Rhun. Mulai dari wisata sejarah hingga wisata bahari.
Di antaranya pasir putih dengan air laut yang cantik, pemandangan Banda dari atas bukit, perkebunan pala, dan rumah besi yang dahulu digunakan oleh Belanda untuk pengeringan pala.
Berada di sisi utara Pulau Rhun, pulau kecil ini menawarkan pantai pasir putih yang halus dengan air laut yang sangat jernih.
Meski tidak berpenghuni, kejernihan air lautnya membuat Pulau Nailaka digandrungi dan populer untuk snorkeling, baik di kalangan wisatawan Nusantara maupun mancanegara.
Dari informasi penduduk setempat, waktu paling tepat untuk berkunjung ke Pulau Nailaka adalah sekitar Oktober hingga November karena cuacanya sedang bersahabat dan ombak laut juga sangat ramah.
Selain bermain air atau snorkeling melihat keindahan bawah laut Pulau Nailaka, pengunjung juga bisa menikmati pemandangan matahari terbit dan terbenam dari bibir pantai.
Karena belum terjamah dan tidak ada pemukiman, pengunjung tidak dikenakan biaya masuk saat berkunjung. Namun, fasilitas yang tersedia juga bisa dikatakan minim, dalam arti tidak ada warung dan penginapan di Nailaka, hanya beberapa toilet.
Pulau ini bisa menjadi penutup perjalanan island hopping yang tepat di Kepulauan Banda, sebelum kembali naik perahu ke penginapan.
https://travel.kompas.com/read/2022/11/01/172351027/3-pulau-di-banda-maluku-yang-cocok-untuk-island-hopping-seharian