Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

10 Tradisi Perayaan Natal di Indonesia, Bernyanyi Keliling Kampung

KOMPAS.com -   Perayaan Natal merupakan salah satu momen yang dinanti umat Kristiani. Mereka biasanya akan berkumpul bersama keluarga untuk merayakan malam Natal bersama.

Tradisi perayaan Natal yang dilaksanakan setiap 25 Desember, sejatinya tidak hanya sebatas menghias pohon natal, tetapi juga diisi dengan kegiatan unik dan menyenangkan.

  • Serba-serbi Jelang Natal 2022 di Gereja Katedral Jakarta, Jemaat Bisa Parkir di Masjid Istiqlal
  • Syarat Naik Kereta Api Jelang Libur Natal dan Tahun Baru 2023

Beberapa daerah di Indonesia juga punya tradisi unik saat merayakan malam Natal. Berikut 10 tradisi perayaan Natal yang Kompas.com rangkum dari berbagai daerah di Indonesia.

1. Pertunjukan wayang kulit (Yogyakarta)

Dikutip dari buku "Kala Natal Berbaur dengan Tradisi" (2022) karya Pusat Data dan analisa Tempo terbitan Tempo Publishing, wayang kulit merupakan salah satu kebudayaan indonesia yang ternama.

Di beberapa daerah, pertunjukkan wayang kulit kerap dilakukan untuk memperingati hari-hari tertentu.

Seperti halnya di Yogyakarta, saat Natal masyarakat Yogyakarta akan memainkan pertunjukan wayang kulit dengan teatrikal kelahiran Yesus.

Uniknya, pada saat pertunjukan wayang kulit para pendeta yang memimpin ibadah akan mengenakan kostum khas Yogyakarta, yakni blangkon dan beskap.

2. Rabo-Rabo (Jakarta)

Rabo-rabo merupakan tradisi natal yang dilakukan oleh penduduk Kamping Tugu, yaitu kawasan tempat bermukimnya orang Indonesia keturunan Portugis di Jakarta Utara.

Usai kegiatan misa, umat Kristiani di Kampung Tugu akan mengunjungi kuburan di sebelah gereja lokal mereka dan memulai tradisi rabo-rabo.

Tradisi rabo-rabo diisi dengan kegiatan bermain musik keroncong dan menari bersama mengelilingi area kampung.

Mereka akan bernyanyi dan saling mengunjungi kerabat. Kerabat yang dikunjungi nantinya harus mengikuti permainan hingga terbentuklah rantai pemain di jalanan.

Kegiatan mengunjungi rumah kerabat ini dilakukan hingga sampai di rumah terakhir kawasan tersebut.

Puncak tradisi rabo-rabo ialah acara mandi-mandi. Masyarakat akan berkumpul di rumah kerabatnya dan menggambar wajah satu sama lain menggunakan bedak putih.

Aktivitas ini menyimbolkan penebusan dosa dan pengampunan untuk memulai tahun baru dalam keadaan bersih.

3. Meriam bambu (Flores)

Masyarakat Flores merayakan Natal dengan menembakkan meriam bambu dalam tradisi Mangarai.

Tradisi ini  mulanya bertujuan untuk memberi kabar duka bahwa seseorang telah meninggal dunia. Hal ini dilakukan karena pada zaman dahulu transportasi antardesa di sana masih terbatas.

Akan tetapi belakangan meriam bambu digunakan untuk mengekspresikan kegembiraan atas kelahiran Yesus Kristus.

Saat malam Natal meriam bambu akan terpasang di setiap sudut kota, dan nantinya akan diledakkan saat perayaan Natal.

Perayaan natal dengan meriam bambu di Flores juga dimeriahkan dengan pertunjukan kembang api. 

4. Marbinda (Sumatera Utara)

Marbinda ialah tradisi mengorbankan hewan untuk memelihara kebersamaan, kehangatan, memeriahkan semangat Natal, dan mensyukuri nikmat yang diterima. 

Selain itu, tradisi marbinda juga bertujuan untuk membawa tahun baru yang lebih penuh semangat.Tradisi ini masih eksis dilakukan di daerah permukiman masyarakat suku Batak di Sumatera Utara.

Masing-masing warga akan mengumpulkan uang untuk membeli hewan, dan nantinya daging dari hewan yang sudah disembelih akan dibagikan kepaa warga yang ikut menyumbang. 

5. Barapen (Papua)

Barapen merupakan ritual kuliner yang dilakukan sebagai ekspresi kegembiraan Natal di Papua. Tradisi barapen dilakukan dengan melibatkan pembakaran batu yang akan digunakan untuk memanggang babi.

Acara ini bertujuan sebagai rasa syukur, kebersamaan, dan berbagi sebagai bagian dari perayaan bagi Yesus Kristus. 

Beberapa tempat acara juga sengaja didesain sedemikian rupa dengan dekorasi yang unik. Acara semakin meriah dengan alunan musik yang menemani selama 24 jam saat puncak perayaan Natal.

Sebelum perayaan massal, penduduk setempat akan memasak daging babi, ubi, kangkung, pepaya, dan makanan lainnya di dalam lubang berisi batu panas. 

Aktivitas memasak bersama ini dilakukan selama setengah hari, tujuannya untuk menyatukan ikatan sesama penduduk setempat. 

6. Kunci taon (Manado)

Di Manado, Sulawesi Utara,  penduduk setempat merayakan Natal dengan melakukan tradisi kunci taon. Tradisi ini dimulai pada 1 Desember dan berakhir padaa akhir tahun.

Dikutip dari laman resmi Indonesia Travel, tradisi kunci taon diawali dengan serangkaian ibadah di Gereja. Setelah itu para umat Kristiani akan berziarah ke makam kerabat.

Biasanya saat kunjungan ziarah, mereka akan membersihkan dan menghias area kuburan dengan lampu serta ornamen yang meriah. 

Perayaan Natal berlanjut hingga penutupan tradisi pada pekan pertama Januari. Pada acara penutupan masyarakat akan pawai mengelilingi kampung sembari mengenakan kostum-kostum unik. 


7. Ngejot dan pejot (Bali)

Ngejot merupakan tradisi saling berbagi makanan di Bali. Makanan yang dibuat untuk tradisi ngejot disesuaikan dengan agama masing-masing.

Sedangkan pejot merupakan bambu-bambu tinggi melengkung yang biasanya dipasang saat hari raya Galungan. Bambu-bambu tersebut juga dipasang di bagian rumah sebagai bentuk syukur terhadap anugerah Tuhan.

Dikutip dari buku "Natal di Penjuru Dunia" (2022) karya Redaksi Plus terbitan Cerdas Interaktif, pada saat menghadiri kebaktian, umat Kristiani akan mengenakan pakaian khas daerah, yaitu kebaya, selendang, kain kamen, dan destar. Pakaian yang digunakan di sini bernuansa hitam dan putih.

8. Festival Lovely December (Toraja)

Masyarakat di Toraja merayakan Natal dengan mengadakan festival budaya dan pariwisata bertajuk "Lovely December".

Festival ini dimulai pada awal Desember hingga puncaknya berakhir pada 26 Desember. Festival dibuka dengan acara pemotongan kerbau belang.

Adapun pada puncak acara akan dilakukan lettoan, yaitu kegiatan arak-arakan. Saat puncak acara ada berbagai aktivitas untuk memeriahkan Natal.

Beberapa di antaranya ada karnaval, bazar Natal, kontes kerbau, pentas seni, aneka acara adat, pameran kerajinan tangan, dan kuliner.

9. Membunyikan sirine kapal dan lonceng gereja (Ambon)

Pada saat malam Natal pukul 00.00 waktu setempat, suasana daerah Ambon biasanya akan terasa ramai karena sirine kapal dan lonceng gereja dibunyikan secara bersamaan.

Pada malam itu pula masyarakat akan mengadakan pertemuan keluarga besar untuk merayakan Natal bersama. 

10. Saling mengunjungi (Yogyakarta)

Selain melakukan pertunjukkan wayang, masyarakat Yogyakarta juga merayakan Natal dengan cara saling mengunjungi rumah kerabat.

Uniknya, saat berkunjung mereka mengenakan pakaian adat Jawa, yakni berupa beskap, blankon, dan menggunakan bahasa Jawa halus. Kegiatan saling mengunjungi ini dilakukan usai kegiatan kebaktian Natal di gereja. 

https://travel.kompas.com/read/2022/12/18/200800227/10-tradisi-perayaan-natal-di-indonesia-bernyanyi-keliling-kampung

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke