Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

8 Tradisi Imlek di Indonesia dan Maknanya, Angpau hingga Barongsai

KOMPAS.com - Perayaan Tahun Baru Imlek identik dengan sejumlah tradisi yang tetap dilestarikan warga keturunan Tionghoa hingga saat ini. Pada 2023, Tahun Baru Imlek 2574 Kongzili akan diperingati besok, Minggu (22/1/2023).

Ketua Dewan Pimpinan Wilayah Ikatan Pemuda Tionghoa Indonesia Provinsi DKI Jakarta, Glenn Wijaya mengatakan, secara tradisional ada tradisi yang berlangsung sejak hari pertama perayaan Tahun Baru Imlek hingga hari ke-15, atau Cap Go Meh.

“Namun, pada umumnya, semua tradisi dilakukan hanya pada malam sebelum Tahun Baru Imlek dan hari H saja. Sebab, di Indonesia hari libur cuma sehari,” ujarnya kepada Kompas.com, Sabtu (21/1/2023).

Sejumlah tradisi pada Tahun Baru Imlek bukan sekadar aktivitas biasa. Namun, lebih dari itu tradisi Imlek memiliki makna mendalam bagi warga keturunan Tionghoa.

Tradisi Imlek di Indonesia

Berikut tradisi Imlek di Indonesia serta maknanya seperti dirangkum Kompas.com.

Glenn mengatakan Tahun Baru Imlek menjadi momentum untuk berkumpul dengan keluarga. Biasanya, keluarga mengadakan acara makan bersama menyambut Tahun Baru Imlek.

“Tradisi Imlek di Indonesia biasanya makan bersama keluarga sebelum hari Imlek. Kemudian, bertemu sanak saudara pada hari H Imlek untuk makan bersama dan silaturahmi,” terangnya.

Tradisi Imlek di Indonesia selanjutnya adalah membagikan angpau. Glenn mengatakan angpau pada umumnya diberikan oleh orang yang lebih tua atau sudah menikah.

“Orang yang senior atau sudah menikah membagikan angpau ke anak-anak atau kepada yang belum menikah,” ucapnya.

Menurut Gleen, mulanya angpau berisi delapan koin yang digunakan untuk menghalau iblis bernama Sui. Namun, makna pemberian angpau kini bergeser menjadi lambang kemakmuran dan hoki atau keberuntungan.

“Kalau sekarang lebih kepada melambangkan kemakmuran dan hoki. Apalagi, biasanya pada angpau ditulis kata-kata doa agar hoki, sukses, dan makmur,” imbuh Glenn.

Glenn melanjutkan, warga keturunan Tionghoa juga menggelar sembahyang keluarga pada Tahun Baru Imlek.

“Bisa juga diisi dengan sembahyang arwah keluarga atau pergi ke kelenteng,” ujarnya.

Mengutip Kompas.com (11/2/2021), warga keturunan Tionghoa meyakini bahwa tanpa para leluhur maka tidak ada kehidupan yang tengah dijalani saat ini.

Oleh sebab itu, manusia harus tetap mengingat dan bersyukur akan kehidupan yang dijalani dengan memberi penghormatan kepada para leluhur.

Adapun, pengertian leluhur dalam kepercayaan Tionghoa mencakup keturunan yang lahir sebelum orang tersebut, termasuk ayah dan ibu.

Pada Tahun Baru Imlek, kita bisa menemukan banyak lampion atau lentera merah di kelenteng, wihara, pecinan, area publik, hingga rumah warga keturunan Tionghoa.

Dihubungi terpisah, Sekretariat Badan Pengurus Perkumpulan Boen Tek Bio, Tedy Santibalo menjelaskan, lampion adalah simbol dari harapan warga keturunan Tionghoa pada tahun baru.

Baik dari sisi kesehatan, rezeki, kesuksesan, dan aspek kehidupan lainnya yang lebih baik dari tahun sebelumnya.

“Tahun baru, harapan baru. Mengharapkan kemakmuran, rezeki , kesuksesan, kesehatan yang lebih baik dari tahun sebelumnya. Harapan tersebut disimbolkan  dengan penerangan kehidupan kita, dengan lampion sebagai penerangan kehidupan,” jelasnya kepada Kompas.com, Kamis (19/1/2023).

Sementara itu, warna merah pada lampion melambangkan kemakmuran, kesatuan, dan rezeki.

“Masyarakat Tionghoa percaya bahwa lampion memberi jalan dan menerangi rezeki bagi penggunanya,” imbuhnya.

Melansir China Highlights, lampion melambangkan warga Tionghoa telah melepaskan tahun lalu dan menyambut tahun baru dengan keberuntungan.

Tradisi Imlek di Indonesia selanjutnya adalah atraksi barongsai dan liong. Selain Imlek, kedua atraksi tersebut juga bisa dilihat pada hari penting warga keturunan Tionghoa lainnya.

Mengutip Kompas.com (17/1/2022), singa adalah simbol keberuntungan dan kebahagiaan. Sedangkan, naga melambangkan keberanian dan kekuatan.

Kedua atraksi tradisional ini dipercaya bisa mengantarkan keberuntungan dan mengusir roh jahat menyambut tahun baru.

Ada beragam makanan khas Tahun Baru Imlek yang disuguhkan oleh warga keturunan Tionghoa. Mulai dari kue keranjang, jeruk mandarin, ikan, mi, dan lainnya.

Setiap makanan tersebut, ternyata memiliki makna tersendiri. Jaruk misalnya, simbol kesuksesan dan kehidupan mendatang yang lebih cerah. 

Selanjutnya, mi panjang melambangkan umur panjang sehingga tidak boleh terpotong saat makan.

Selain mi, warga keturunan Tionghoa juga suka makan lumpia yang bentuknya menyerupai emas batangan atau pangsit menyerupai perak batangan karena dipercaya membawa kemamuran.

Makanan lainnya yang tak boleh dilewatkan ketika Imlek adalah ikan yang dimasak dengan dikukus dalam kondisi utuh.

Warga keturunan Tionghoa menghias rumah mereka menyambut Tahun Baru Imlek. Adapun dekorasi rumah umumnya identik dengan warna merah.

Tahun Baru Imlek memang identik dengan pernak permik warna merah, lantaran dipercaya sebagai tanda api yang melambangkan kehidupan baru dan kemakmuran. 

Menjelang Tahun Baru Imlek, warga bisa menemukan beragam dekorasi khas Imlek di pecinan. Mulai dari lampion, angpau, bunga, pohon buah kumquat, dan sebagainya. 

8. Menyalakan petasan

Menyalakan petasan saat Tahun Baru Imlek berkaitan dengan legenda monster bernama Nian. Konon, monster Nian mengganggu penduduk setiap malam tahun baru. 

Oleh sebab itu, warga keturunan Tionghoa menciptakan suara bising untuk menakuti roh jahat, Nian. Petasan kecil berwarna merah adalah benda yang paling sering digunakan untuk membuat suara bising pada Tahun Baru Imlek. 

https://travel.kompas.com/read/2023/01/21/220200627/8-tradisi-imlek-di-indonesia-dan-maknanya-angpau-hingga-barongsai

Terkini Lainnya

Kasus Covid-19 di Singapura Naik, Tidak ada Larangan Wisata ke Indonesia

Kasus Covid-19 di Singapura Naik, Tidak ada Larangan Wisata ke Indonesia

Travel Update
Museum Kebangkitan Nasional, Saksi Bisu Semangat Pelajar STOVIA

Museum Kebangkitan Nasional, Saksi Bisu Semangat Pelajar STOVIA

Travel Update
World Water Forum 2024 Diharapkan Dorong Percepatan Target Wisatawan 2024

World Water Forum 2024 Diharapkan Dorong Percepatan Target Wisatawan 2024

Travel Update
Tebing di Bali Dikeruk untuk Bangun Hotel, Sandiaga: Dihentikan Sementara

Tebing di Bali Dikeruk untuk Bangun Hotel, Sandiaga: Dihentikan Sementara

Travel Update
Garuda Indonesia dan Singapore Airlines Kerja Sama untuk Program Frequent Flyer

Garuda Indonesia dan Singapore Airlines Kerja Sama untuk Program Frequent Flyer

Travel Update
5 Alasan Pantai Sanglen di Gunungkidul Wajib Dikunjungi

5 Alasan Pantai Sanglen di Gunungkidul Wajib Dikunjungi

Jalan Jalan
Pantai Lakey, Surga Wisata Terbengkalai di Kabupaten Dompu

Pantai Lakey, Surga Wisata Terbengkalai di Kabupaten Dompu

Travel Update
Bali yang Pas untuk Pencinta Liburan Slow Travel

Bali yang Pas untuk Pencinta Liburan Slow Travel

Travel Tips
Turis Asing Beri Ulasan Negatif Palsu ke Restoran di Thailand, Berakhir Ditangkap

Turis Asing Beri Ulasan Negatif Palsu ke Restoran di Thailand, Berakhir Ditangkap

Travel Update
19 Larangan dalam Pendakian Gunung Lawu via Cemara Kandang, Patuhi demi Keselamatan

19 Larangan dalam Pendakian Gunung Lawu via Cemara Kandang, Patuhi demi Keselamatan

Travel Update
Harga Tiket Camping di Silancur Highland, Alternatif Penginapan Murah

Harga Tiket Camping di Silancur Highland, Alternatif Penginapan Murah

Travel Update
Harga Tiket dan Jam Buka Terkini Silancur Highland di Magelang

Harga Tiket dan Jam Buka Terkini Silancur Highland di Magelang

Travel Update
Awas Celaka! Ini Larangan di Waterpark...

Awas Celaka! Ini Larangan di Waterpark...

Travel Tips
BOB Downhill 2024, Perpaduan Adrenalin dan Pesona Borobudur Highland

BOB Downhill 2024, Perpaduan Adrenalin dan Pesona Borobudur Highland

Travel Update
Terraz Waterpark Tanjung Batu: Harga Tiket, Lokasi, dan Jam Buka

Terraz Waterpark Tanjung Batu: Harga Tiket, Lokasi, dan Jam Buka

Jalan Jalan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke