Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

4 Cara Berwisata Rendah Karbon untuk Bumi yang Lebih Baik

KOMPAS.com - Gaya wisata rendah karbon mungkin belum akrab buat sebagian orang. Padahal, ini bisa jadi pilihan baru untuk bersenang-senang yang ramah lingkungan, khususnya di kota-kota besar.

Sebab, nyatanya saat berwisata, ada masalah baru yang timbul dan berdampak pada kenaikan suhu bumi.

  • 4 Wisata Rendah Karbon di Jakarta, Opsi Liburan Ramah Lingkungan
  • Wisata ke Museum Kelahiran Buya Hamka, Beli 5 Oleh-oleh Khas Maninjau

Mulai dari mobilitas wisatawan, aktivitas kuliner, akomodasi yang digunakan, hingga ke pembelian suvenir, semua menghasilkan jejak karbon.

Pariwisata sumbang emisi karbon

Seperti disampaikan Kepala bidang Data, Informasi dan Pengembangan Destinasi Disparekraf DKI Jakarta Hari Wibowo, faktanya parwisata memang menjadi salah satu penyumbang emisi global.

"Dampak kenaikan suhu rata-rata bumi sebesar 1,5-2 derajat Celcius akan meruntuhkan ekonomi dunia, salah satunya pariwisata yang merupakan 10 persen ekonomi global. Padahal, 1 dari 10 orang bergantung pada pariwisata untuk hidup," papar Hari dalam acara Wisata Rendah Karbon di Jakarta Pusat, Sabtu (29/4/2023). 

Selain itu, kenaikan 2 derajat celsius juga diprediksi akan menenggelamkan 80-90 persen Jakarta Utara dan menghilangkan keindahan alam Indonesia, mulai dari dalam laut hingga ke atas gunung. Itulah mengapa wisatawan perlu beralih pada praktik wisata rendah karbon.

"Kita tidak bisa dan tidak boleh memberhentikan pariwisata, tapi kita bisa mengubah cara kita berwisata menjadi lebih rendah karbon, atau ramah iklim," ucap Hari.

Upaya wisata rendah emisi

Hal ini, kata dia, sejalan dengan target pemerintah Indonesia yang berencana mengurangi 32 persen emisi karbon di tahun 2030. Lantas apa yang bisa dilakukan untuk beralih pada gaya wisata rendah karbon? Yuk simak!

1. Memilih transportasi yang lebih rendah emisi

Sebagai negara kepulauan, pesawat tentunya jadi pilihan transportasi terbaik untuk bepergian. Namun, nyatanya pesawat menyumbang 49 persen emisi karbon dalam industri pariwisata secara global.

Maka itu, Regeneratif Travel Manager Bumi Journey, Andri, mengatakan, untuk melakukan perjalanan yang masih dalam satu pulau, wisatawan bisa memilih alternatif transportasi umum lain yang lebih ramah lingkungan. Misalnya bus, atau kereta api.

"Kalau perjalanannya masih di satu pulau, atau jarak dekat, kita bisa memilih opsi transportasi lain seperti kereta api dan bus," ucap Andri dalam kesempatan serupa.

2. Naik transportasi umum

Saat berwisata, wisatawan cenderung memilih menggunakan kendaraan pribadi ketimbang transportasi umum, ataupun berjalan kaki saat melakukan aktivitas wisata mereka.

Kencenderungan ini tentu saja membawa sejumlah dampak negatif. Seperti, borosnya konsumsi bahan bakar minyak (BBM), hingga berdampak pada meningkatnya kemacetan dan polusi udara, yang berujung pada makin beratnya beban lingkungan di lokasi tujuan.

Untuk itu, wisatawan bisa mulai beralih menggunakan transportasi umum yang lebih ramah lingkungan, ketimbang kendaraan pribadi sebagai moda transportasi untuk aktivitas wisatanya.

3. Mengurangi konsumsi daging merah dan mengonsumsi makanan organik

Andri, menyampaikan bahwa salah satu penyumbang emisi karbon yang membuat bumi semakin panas adalah metana.

Adapun metana tersebut juga dihasilkan dari pupuk yang kerap digunakan oleh perkebunan, hingga sendawa yang dikeluarkan oleh sapi.

"Perkebunan kita umumnya pakai pupuk yang menghasilkan metana. Sendawa dan ekskresi yang dikeluarkan oleh sapi juga punya emisi yang tinggi," papar dia.

Maka itu, langkah berkontribusi dalam wisata ramah karbon, bisa dimulai dari mengurangi konsumsi daging merah, serta memilih mengonsumsi makanan organik saat berwisata.

4. Memilih akomodasi di homestay lokal

Andri juga memaparkan bahwa hotel menyumbang enam persen dari total emisi yang dihasilkan oleh pariwisata secara global. Maka itu, wisatawan bisa memilih penginapan di homestay sebagai praktik bisnis wisata rendah karbon.

Dengan menginap di homestay, wisatawan juga turut berkontribusi dalam memajukan perekonomian komunitas lokal di suatu daerah.

https://travel.kompas.com/read/2023/05/01/120100727/4-cara-berwisata-rendah-karbon-untuk-bumi-yang-lebih-baik

Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

Catat, Garuda Indonesia Umrah Travel Fair 2023 Digelar 8-10 Desember

Catat, Garuda Indonesia Umrah Travel Fair 2023 Digelar 8-10 Desember

Travel Update
AP II Prediksi Jumlah Penumpang Pesawat Naik 8 Persen Saat Nataru

AP II Prediksi Jumlah Penumpang Pesawat Naik 8 Persen Saat Nataru

Travel Update
Februari 2024, Wahana Demon Slayer Hadir Lagi di Universal Studios Japan

Februari 2024, Wahana Demon Slayer Hadir Lagi di Universal Studios Japan

Travel Update
Tempat Baru untuk Ajukan Visa Inggris di Jakarta, Bisa ke Hotel Ini

Tempat Baru untuk Ajukan Visa Inggris di Jakarta, Bisa ke Hotel Ini

Hotel Story
Harga Tiket dan Jam Buka Rumah Hantu Lawang Sukmo dan Zombieverse Solo

Harga Tiket dan Jam Buka Rumah Hantu Lawang Sukmo dan Zombieverse Solo

Jalan Jalan
7 Tempat Wisata untuk Rayakan Tahun Baru 2024 di Jakarta

7 Tempat Wisata untuk Rayakan Tahun Baru 2024 di Jakarta

Jalan Jalan
Langkah THE 1O1 Hotels & Resorts Semakin Serius Jadi Green Hotel

Langkah THE 1O1 Hotels & Resorts Semakin Serius Jadi Green Hotel

Hotel Story
Turis Malaysia Masih Dominasi Kunjungan ke Aceh pada Oktober 2023

Turis Malaysia Masih Dominasi Kunjungan ke Aceh pada Oktober 2023

Travel Update
Libur Akhir Tahun, Gunungkidul Targetkan PAD Rp 2,5 Miliar

Libur Akhir Tahun, Gunungkidul Targetkan PAD Rp 2,5 Miliar

Travel Update
Hotel Angker di Solo Jadi Rumah Hantu Terbesar di Indonesia 

Hotel Angker di Solo Jadi Rumah Hantu Terbesar di Indonesia 

Jalan Jalan
Kabupaten Semarang Punya Banyak Potensi Wisata, tapi Belum Dioptimalkan

Kabupaten Semarang Punya Banyak Potensi Wisata, tapi Belum Dioptimalkan

Travel Update
Dana Kepariwisataan Ditargetkan Beroperasi pada Pertengahan 2024

Dana Kepariwisataan Ditargetkan Beroperasi pada Pertengahan 2024

Travel Update
Malaysia Masih Urutan 1 Negara Penyumbang Wisman Terbanyak ke Indonesia

Malaysia Masih Urutan 1 Negara Penyumbang Wisman Terbanyak ke Indonesia

Travel Update
Legenda Bukit Batu Garudo di Pesisir Selatan, Konon dari Burung Garuda yang Mati

Legenda Bukit Batu Garudo di Pesisir Selatan, Konon dari Burung Garuda yang Mati

Travel Update
Harga Tiket DTW Ulun Danu Beratan Naik mulai 1 Januari 2024

Harga Tiket DTW Ulun Danu Beratan Naik mulai 1 Januari 2024

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke