Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Ada Pawai Ogoh-ogoh dan Karnaval Lintas Agama di HUT Semarang

SEMARANG, KOMPAS.com - Masyarakat tampak memadati kawasan Balaikota Semarang di Jalan Pemuda, Semarang, Jawa Tengah untuk menyaksikan Karnaval Seni Budaya Lintas Agama dan Pawai Ogoh-ogoh, Minggu (30/4/2023).

Tidak hanya itu, masyarakat juga memenuhi rute arak-arakan yang melintasi Jalan Pandanaran hingga Lapangan Pancasila Simpang Lima Semarang.

  • Hari Jadi Ke-476 Kota Semarang, Simak Sejarahnya
  • Rangkaian Acara HUT Ke-476 Kota Semarang, Ada Joget dan Makan Bersama

Sebanyak 1.300 peserta tampak apik mengenakan busana dengan pernak-pernik khas budaya masing-masing.

Ada Komunitas Diajeng Semarang, Komunitas Batak, Komunitas Maluku, Komunitas India, Brajamusti, Komunitas Lintas Agama, dan masih banyak lagi.

Tidak hanya karnaval, ada pula penampilan dari setiap kelompok seni, mulai dari tari kuda lumping, pertunjukan barongsai, rebana, hingga kesenian khas Jembrana Bali.

Bahkan, ada empat ogoh-ogoh yang didatangkan langsung dari Bali dan diarak mengelilingi Kota Semarang.

Walikota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu menuturkan, adanya pawai ogoh-ogoh dan karnaval lintas agama ini bertujuan untuk menunjukkan sikap toleransi antar umat beragama di Kota Semarang.

Kegiatan ini juga diselenggarakan untuk memperingati Hari Raya Nyepi umat Hindu sekaligus Hari Ulang Tahun (HUT) Kota Semarang ke-476.

"Hari ini kita membuktikan bersama sama mengawal pawai ogoh-ogoh yang merupakan budaya dari saudara kami, umat Hindu. Tapi di sini, semua ikut saling menghargai, saling toleransi," jelas Ita kepada Kompas.com, Minggu (30/4/2023).

  • 10 Restoran Keluarga di Semarang dengan Pemandangan Indah
  • 15 Wisata di Semarang Dekat Gerbang Tol, Bisa Mampir Saat Mudik 

Ita menyebut, saat ini Semarang menduduki peringkat ketujuh di Indonesia dalam kategori Kota Tertoleran pada Harmoni Award.

Dengan demikian, kegiatan ini diharapkan bisa membuat Semarang menjadi lebih baik dalam mengimplementasikan nilai-nilai toleransi kepada sesama umat beragama.

"Inilah bagaimana semua masyarakat Semarang dapat mengimplementasikan toleransi umat beragama, rukun, guyub, dan gotong royong yang luar biasa," jelas dia.

Dirinya menyebut, pawai ogoh-ogoh dan karnaval seni budaya lintas agama ini merupakan salah satu cerminan NKRI yang harus dijaga dan dilestarikan.

Lebih jelas Wayan menjelaskan, pawai ogoh-ogoh merupakan salah satu tradisi umat Hindu sebelum merayakan Hari Nyepi yang diartikan sebagai simbol kebesaran atau raksasa.

Biasanya, ogoh-ogoh diarak mengelilingi kampung, kemudian dibakar dan dimusnahkan.

"Jadi sebelum umat Hindu merayakan Hari Nyepi, sifat keraksasaan atau besar dalam dirinya harus disucikan dulu, dihilangkan. Sehingga saat ibadab Hari Nyepi bisa dilakukan dengan baik," jelas dia.

  • Fungsi Ogoh-ogoh Saat Hari Raya Nyepi, Berikut Penjelasannya
  • Kenapa Ogoh-ogoh Dibakar Saat Perayaan Nyepi, Ini Penjelasannya

Salah satu warga asli Semarang, Sari, juga sangat mengapresiasi adanya karnaval seni budaya lintas agama dan pawai ogoh-ogoh ini.

Menurut Sari, perayaan ini bisa menjadi sarana edukasi bagi anak-anak agar mengenal budaya di Indonesia.

"Pertama kali baru lihat ini, seru sekali dan ramai banyak yang lihat. Untuk mengenalkam ke anak saya juga kalau Indonesia itu punya banyak budaya," pungkas Sari.

https://travel.kompas.com/read/2023/05/04/111400527/ada-pawai-ogoh-ogoh-dan-karnaval-lintas-agama-di-hut-semarang

Terkini Lainnya

Malang Dreamland, Wisata Keluarga Favorit dengan Pemandangan Hijau

Malang Dreamland, Wisata Keluarga Favorit dengan Pemandangan Hijau

Jalan Jalan
WSL Nias Pro 2024 Digelar, Targetkan Gaet 30.000 Wisatawan Domestik

WSL Nias Pro 2024 Digelar, Targetkan Gaet 30.000 Wisatawan Domestik

Hotel Story
Pengalaman ke Pasar Kreatif Jawa Barat, Tempat Nongkrong di Bandung

Pengalaman ke Pasar Kreatif Jawa Barat, Tempat Nongkrong di Bandung

Jalan Jalan
Libur Panjang Waisak 2024, KAI Operasikan 20 Kereta Api Tambahan

Libur Panjang Waisak 2024, KAI Operasikan 20 Kereta Api Tambahan

Travel Update
Pasar Kreatif Jawa Barat: Daya Tarik, Jam Buka, dan Tiket Masuk

Pasar Kreatif Jawa Barat: Daya Tarik, Jam Buka, dan Tiket Masuk

Travel Update
Berkunjung ke Pantai Nangasule di Sikka, NTT, Ada Taman Baca Mini

Berkunjung ke Pantai Nangasule di Sikka, NTT, Ada Taman Baca Mini

Jalan Jalan
10 Wisata Malam di Semarang, Ada yang 24 Jam

10 Wisata Malam di Semarang, Ada yang 24 Jam

Jalan Jalan
Tanggapi Larangan 'Study Tour', Menparekraf: Boleh asal Tersertifikasi

Tanggapi Larangan "Study Tour", Menparekraf: Boleh asal Tersertifikasi

Travel Update
Ada Rencana Kenaikan Biaya Visa Schengen 12 Persen per 11 Juni

Ada Rencana Kenaikan Biaya Visa Schengen 12 Persen per 11 Juni

Travel Update
Kasus Covid-19 di Singapura Naik, Tidak ada Larangan Wisata ke Indonesia

Kasus Covid-19 di Singapura Naik, Tidak ada Larangan Wisata ke Indonesia

Travel Update
Museum Kebangkitan Nasional, Saksi Bisu Semangat Pelajar STOVIA

Museum Kebangkitan Nasional, Saksi Bisu Semangat Pelajar STOVIA

Travel Update
World Water Forum 2024 Diharapkan Dorong Percepatan Target Wisatawan 2024

World Water Forum 2024 Diharapkan Dorong Percepatan Target Wisatawan 2024

Travel Update
Tebing di Bali Dikeruk untuk Bangun Hotel, Sandiaga: Dihentikan Sementara

Tebing di Bali Dikeruk untuk Bangun Hotel, Sandiaga: Dihentikan Sementara

Travel Update
Garuda Indonesia dan Singapore Airlines Kerja Sama untuk Program Frequent Flyer

Garuda Indonesia dan Singapore Airlines Kerja Sama untuk Program Frequent Flyer

Travel Update
5 Alasan Pantai Sanglen di Gunungkidul Wajib Dikunjungi

5 Alasan Pantai Sanglen di Gunungkidul Wajib Dikunjungi

Jalan Jalan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke