Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Ada Babi di Sunrise Camp Gunung Prau, Simak Tips Mengatasinya

KOMPAS.com - Sunrise Camp di Gunung Prau, Jawa Tengah, memang jadi tempat berkemah paling favorit pendaki.

Itu karena panorama yang tersaji di sini begitu indah. Pendaki akan disuguhi lanskap Gunung Sindoro-Sumbing, hingga Merapi-Merbabu dari sini.

Namun, ada satu hal yang perlu diperhatikan pendaki Gunung Prau yang hendak berkemah di Sunrise Camp, yakni adanya babi hutan.

Kompas.com menyaksikan dengan kepala sendiri keberadaan babi hutan itu saat mendaki Gunung Prau pada Rabu (31/5/2023).

Saat itu, Kompas.com terkejut dengan keberadaan babi hutan. Padahal pada pendakian ke Gunung Prau tahun-tahun sebelumnya, tidak ada babi hutan di Sunrise Camp.

Tips bertemu babi hutan di Sunrise Camp Gunung Prau

Jika hendak mendaki Gunung Prau dan berkemah di Sunrise Camp yang ada babi hutannya, simak tips yang Kompas.com rangkum berikut ini:

1. Tetap tenang dan tidak menyerang babi hutan

Saat itu, Kompas.com berkemah seorang diri dengan tenda kapasitas 1 orang. Babi hutan yang membawa anak-anaknya pun sempat mendekat ke tenda Kompas.com.

Namun, Kompas.com tidak menyerang mereka, melainkan tetap tenang serta hanya menyorot dengan senter dan penerangan. Mereka pun akhirnya menjauh dengan sendirinya dan mencari makan di tempat lain.

Babi di Sunrise Camp Gunung Prau untungnya tidak agresif. Meski Kompas.com cuma sendiri di depan tenda, mereka hanya lewat dan tidak menyerang.

2. Tidak membawa atau memasak makanan berbau amis

Babi hutan ternyata tertarik dengan makanan berbau amis. Oleh karena itu agar tidak menarik babi hutan, usahakan tidak usah membawa atau memasak makanan berbau amis.

Beberapa makanan berbau amis, contohnya adalah ikan sarden. Saat itu, Kompas.com hanya membawa nasi telur yang dibeli dari warung sekitar Basecamp.

3. Bersihkan sisa makanan dan tutup rapat

Namun apabila sudah telanjur membawa dan memasak makanan berbau amis, misal sarden, jangan lupa untuk langsung membersihkan alat masak dan bersihkan pula sisa makanan.

Alat masak bisa dibersihkan dengan tisu yang diberi hand sanitizer semprot (dilarang membawa tisu basah ke Gunung Prau). Setelah bersih, bungkus rapat dengan plastik yang juga sudah dibersihkan dan disemprot hand sanitizer.

4. Jangan khawatir tidak bisa tidur

Saat melihat babi hutan di Sunrise Camp Gunung Prau, Kompas.com sempat khawatir tidak akan bisa tidur semalaman karena harus berjaga dari serangan babi hutan.

Namun, untungnya babi hutan sudah tidak ada lagi di Sunrise Camp sekitar pukul 22.00 WIB. Pendaki pun bisa tidur dengan tenang.

5. Jangan meninggalkan sisa makanan

Sisa makanan yang ditinggalkan pendaki adalah salah satu penyebab kenapa sampai ada babi hutan di Sunrise Camp.

Oleh karena itu, hendaknya pendaki tidak meninggalkan apa pun usai berkemah. Bersihkan sisa makanan dan bawa turun, sehingga tidak mengundang babi hutan.

https://travel.kompas.com/read/2023/06/17/213100427/ada-babi-di-sunrise-camp-gunung-prau-simak-tips-mengatasinya

Terkini Lainnya

Pengalaman ke Pasar Kreatif Jawa Barat, Tempat Nongkrong di Bandung

Pengalaman ke Pasar Kreatif Jawa Barat, Tempat Nongkrong di Bandung

Jalan Jalan
Libur Panjang Waisak 2024, KAI Operasikan 20 Kereta Api Tambahan

Libur Panjang Waisak 2024, KAI Operasikan 20 Kereta Api Tambahan

Travel Update
Pasar Kreatif Jawa Barat: Daya Tarik, Jam Buka, dan Tiket Masuk

Pasar Kreatif Jawa Barat: Daya Tarik, Jam Buka, dan Tiket Masuk

Travel Update
Berkunjung ke Pantai Nangasule di Sikka, NTT, Ada Taman Baca Mini

Berkunjung ke Pantai Nangasule di Sikka, NTT, Ada Taman Baca Mini

Jalan Jalan
10 Wisata Malam di Semarang, Ada yang 24 Jam

10 Wisata Malam di Semarang, Ada yang 24 Jam

Jalan Jalan
Tanggapi Larangan 'Study Tour', Menparekraf: Boleh asal Tersertifikasi

Tanggapi Larangan "Study Tour", Menparekraf: Boleh asal Tersertifikasi

Travel Update
Ada Rencana Kenaikan Biaya Visa Schengen 12 Persen per 11 Juni

Ada Rencana Kenaikan Biaya Visa Schengen 12 Persen per 11 Juni

Travel Update
Kasus Covid-19 di Singapura Naik, Tidak ada Larangan Wisata ke Indonesia

Kasus Covid-19 di Singapura Naik, Tidak ada Larangan Wisata ke Indonesia

Travel Update
Museum Kebangkitan Nasional, Saksi Bisu Semangat Pelajar STOVIA

Museum Kebangkitan Nasional, Saksi Bisu Semangat Pelajar STOVIA

Travel Update
World Water Forum 2024 Diharapkan Dorong Percepatan Target Wisatawan 2024

World Water Forum 2024 Diharapkan Dorong Percepatan Target Wisatawan 2024

Travel Update
Tebing di Bali Dikeruk untuk Bangun Hotel, Sandiaga: Dihentikan Sementara

Tebing di Bali Dikeruk untuk Bangun Hotel, Sandiaga: Dihentikan Sementara

Travel Update
Garuda Indonesia dan Singapore Airlines Kerja Sama untuk Program Frequent Flyer

Garuda Indonesia dan Singapore Airlines Kerja Sama untuk Program Frequent Flyer

Travel Update
5 Alasan Pantai Sanglen di Gunungkidul Wajib Dikunjungi

5 Alasan Pantai Sanglen di Gunungkidul Wajib Dikunjungi

Jalan Jalan
Pantai Lakey, Surga Wisata Terbengkalai di Kabupaten Dompu

Pantai Lakey, Surga Wisata Terbengkalai di Kabupaten Dompu

Travel Update
Bali yang Pas untuk Pencinta Liburan Slow Travel

Bali yang Pas untuk Pencinta Liburan Slow Travel

Travel Tips
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke