Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Yen Sedang Terpuruk, Tiket Pesawat ke Jepang Lebih Murah?

KOMPAS.com - Liburan ke Jepang saat ini bisa menjadi lebih murah, akibat melemahnya nilai tukar mata uang yen Jepang terhadap dollar AS yang dipengaruhi berbagai faktor.

Adapun saat berlibur, tarif perjalanan wisata dilihat dari beberapa hal, seperti tiket pesawat dari Indonesia ke Jepang, biaya hotel, makan atau kebutuhan sehari-hari, hingga tiket destinasi. 

Lantas, apakah pelemahan yen membuat harga tiket pesawat ke Jepang menjadi lebih murah? Lalu, bagaimana dengan hal lainnya seperti akomodasi? Simak informasi berikut ini. 

Mata uang yen Jepang melemah

Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Tauhid Ahmad menjelaskan bahwa sejumlah mata uang, termasuk yen Jepang melemah terhadap dollar AS.

Kondisi ini terjadi karena kenaikan suku bunga Bank Sentral AS, The Federal Reserve (The Fed) menjadi 5,25-5,5 persen pada Rabu (26/7/2023), yang merupakan level tertinggi dalam 22 tahun terakhir.

Kondisi tersebut menyebabkan aliran modal keluar (capital outflow) yang turut melemahkan nilai tukar mata uang.

“Terjadi capital outflow yang besar-besaran dan masing-masing negara dollarnya itu keluar ke pasar global. Nah, itu yang mengakibatkan tekanan mata uang masing-masing negara terhadap dollar AS,” kata dia kepada Kompas.com, Senin (21/8/2023).

Selain sentimen eksternal, kejatuhan nilai tukar yen Jepang dipengaruhi faktor internal, misalnya kebijakan suku bunga ultra rendah di Jepang.

“Kalau kita (rupiah) depresiasinya rata-rata di bawah 3 atau 2 persen. Sementara, nilai tukar negara lain jauh lebih buruk, termasuk Turkiye, Jepang, dan sebagainya,” jelas dia.

Jatuhnya nilai tukar yen Jepang membuat mata uang tersebut juga melemah di hadapan rupiah. Pasalnya, nilai tukar rupiah terhadap dollar AS, tidak jatuh sedalam yen Jepang. 


Penurunan harga akomodasi di Jepang

Terkait melemahnya yen Jepang terhadap rupiah, dikatakan oleh Ekonom Center of Reform on Economics (CORE), Yusuf Rendy Manilet, memang memberikan dampak bagi wisatawan Indonesia di Jepang. Salah satu dampaknya adalah penurunan tarif akomodasi dan restoran.

“Secara konsep betul bahwa ketika nilai tukar rupiah menguat terhadap mata uang negara-negara tersebut, maka harga akomodasi yang termasuk di dalamnya hotel dan restoran juga berpotensi menjadi lebih murah,” terangnya.

Sebagai ilustrasi, kata Yusuf, untuk mendapatkan 1 yen Jepang, sebelumnya wisatawan Indonesia harus menyediakan uang sebesar Rp 108.

Namun, saat nilai tukar rupiah terhadap yen Jepang menguat, maka wisatawan Indonesia bisa mendapatkan 1 yen Jepang hanya dengan menukarkan uang Rp 105.

“Sehingga, kalau kita lihat di situ ada selisih Rp 3 lebih rendah, dan inilah yang kemudian menjadi penjelas kenapa harga akomodasi untuk beberapa negara (seperti Jepang), kemudian menjadi lebih murah,” tutur Yusuf.

Apakah tiket pesawat ke Jepang ikut turun?

Meski rupiah menguat terhadap yen Jepang, Tauhi menilai dampaknya ke sektor pariwisata tidak terlalu signifikan. Sebab, yang mengalami penurunan adalah akomodasi lokal, bukan tiket pesawat. 

"Jadi oke punya peluang di living cost, tapi tiket pesawat belum turun ya. Dicek saja pergerakan harga tiket pesawat harian atau mingguan. Kalau living cost (seperti) hotel itu mungkin turun tapi enggak signifikan," kata dia.

Ia menyebut, wisatawan dapat memperhitungkan harga tiket pesawat yang belum mengalami tren penurunan. Sebab, katanya, harga tiket pesawat bergantung pada avtur yang mengacu pada harga minyak dunia.

“Tiket pesawat berbanding lurus dengan harga avtur. Nah, harga avtur berbanding lurus dengan minyak dunia yang sekarang masih 80 dollar AS per barel,” kata Tauhid. 

Dengan demikian, lanjutnya, biaya living cost, seperti harga hotel dan makanan lokal di Jepang bagi wisatawan Indonesia mungkin mengalami penurunan, tapi tidak untuk harga tiket pesawat.

"Tiket pesawatnya saya kira belum (turun) drastis ya karena mengikuti harga avtur,” imbuhnya.

Ia juga mengungkap bahwa kondisi ini bersifat sementara dan sangat fluktuatif, karena sifat pergerakan mata uang yang cepat. 

"Ini dalam seminggu dua minggu bisa turun, bisa menguat lagi, bisa turun lagi juga. Jadi enggak semerta-merta travel itu meningkat cukup tajam. Ada faktor lain ya," pungkasnya. 

https://travel.kompas.com/read/2023/08/22/130100427/yen-sedang-terpuruk-tiket-pesawat-ke-jepang-lebih-murah

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke