Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Targetkan Kerja Sama Inklusif dengan ASEAN, InJourney dan HIN Paparkan Potensi KEK Sanur di AIPF 2023

KOMPAS.com - Perwakilan PT Aviasi Pariwisata Indonesia (Persero) atau InJourney dan anak perusahaannya, PT Hotel Indonesia Natour (HIN) memaparkan pengembangan proyek dan berbagai potensi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sanur pada gelaran Association of Southeast Asian Nations (ASEAN)-Indo-Pasifik Forum (AIPF) 2023.

AIPF merupakan salah satu agenda dalam rangkaian Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-43 ASEAN yang digelar di Jakarta, Senin (4/9/2023).

Pemaparan yang dilakukan oleh Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Holding Industri Aviasi dan Pariwisata itu bertujuan untuk menjalin kerja sama inklusif dengan negara-negara ASEAN dan mitra potensial di wilayah Indo-Pasifik.

KEK Sanur akan menjadi segmen pariwisata kesehatan pertama di Indonesia. Kawasan ini akan dikembangkan menjadi destinasi medis dan kebugaran sebagai pusat layanan kesehatan serta pariwisata baru yang terintegrasi dengan standar internasional.

Direktur Utama (Dirut) HIN Christine Hutabarat mengatakan, pihaknya terus berupaya agar pembangunan dan pengembangan KEK Sanur dapat menjadi katalis pertumbuhan ekonomi di Indonesia.

“HIN juga berkomitmen untuk terus berkarya dengan menghadirkan terobosan dan inovasi melalui kolaborasi bersama berbagai pemangku kepentingan,” ujarnya dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Jumat (8/9/2023).

Menurut Christine, hal tersebut perlu dilakukan untuk mengembangkan strategi di berbagai sektor di wilayah pembangunan.

Dia sendiri sangat mengapresiasi kesempatan untuk memperkenalkan KEK Sanur di AIPF 2023.

“Ini merupakan momentum yang baik untuk menjajaki peluang kemitraan strategis dengan investor di kawasan Indo-Pasifik dan ASEAN dalam rangka mendorong pengembangan KEK Sanur sebagai destinasi medical dan wellness kelas dunia," kata Christine.

Pada kesempatan tersebut, PT HIN juga akan menandatangani memorandum of understanding (MoU) dengan beberapa partner, salah satunya adalah rekan dari Malaysia yang terkenal sebagai pionir dalam sains dan riset kesuburan.

Selain promosi KEK Sanur oleh kedua pengembang, diskusi panel dengan judul "Recovery Momentum: Advancing the Creative Industry and Tourism as Experience" juga menjadi agenda penting. Diskusi ini sendiri dibawakan oleh Presiden Direktur (Presdir) InJourney Dony Oskaria.

Dalam kesempatan itu, Dony menjelaskan bahwa pengembangan KEK Sanur akan menawarkan perjalanan end-to-end dengan mengintegrasikan layanan kesehatan dan pariwisata.

Pengembangan tersebut, kata dia, juga akan didukung dengan fasilitas lengkap, penerapan standar internasional, dan keterlibatan berbagai pihak, baik dari dalam maupun luar negeri.

"Pengembangan KEK Sanur merupakan upaya transformasi strategis untuk menciptakan berbagai nilai tambah bagi Indonesia. Dengan KEK Sanur, Indonesia akan memiliki pusat layanan kesehatan kelas dunia yang menjadi magnet baru melalui konsep pariwisata Kesehatan dan kebugaran," ujar Dony.

Lebih lanjut, Dony mengatakan, pihaknya turut mendukung AIPF melalui presentasi tentang KEK Sanur. Ia berharap, upaya ini dapat menarik investor yang ingin berkolaborasi.

Untuk diketahui, KEK Sanur akan dikembangkan menjadi destinasi medical and wellness dengan standar internasional.

Pengembangan destinasi tersebut akan dilakukan di lahan seluas 41,62 hektar (ha) dan lengkap dengan berbagai fasilitas, seperti hotel berbintang dan villa premium, resor, serta kamar berjumlah lebih dari 1.000 unit.

Selain itu, akan dibangun pula ethnomedicinal botanic garden, pusat konvensi internasional yang dapat menampung hingga 5.000 orang, kawasan komersial, pusat usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), serta fasilitas dengan teknologi terbaru.

Potensi wisata kesehatan di Indonesia

Direktur Wisata Alam, Budaya, dan Buatan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) Alexander Reyaan mengatakan, banyak titik di Indonesia yang berpotensi dikembangkan sebagai destinasi wisata health and wellness (kesehatan dan kebugaran).

"Saat ini, Bali memang menjadi top of mind jika menyangkut soal health and wellness. Namun, beberapa wilayah lain, seperti Yogyakarta misalnya, bisa juga menjadi destinasi wisata kesehatan," tutur Alexander saat hadir pada Grand

Yogyakarta layak menjadi destinasi wisata kesehatan karena memiliki industri jamu dan obat-obatan herbal. Untuk agenda ini, Kemenparekraf mempersiapan tiga pola perjalanan wisata, yaitu Heals the Body, Exploring Jamu, dan Java Spa Treatment.

Selain Yogyakarta, Solo juga menjadi wilayah yang potensial untuk dikembangkan menjadi destinasi pariwisata pada segmen health dan wellness.

Untuk wilayah Solo, Kemenparekraf memperkenalkan pola perjalanan Aromatic Experience, Lawu Eco-wellness, dan Hortus Medicus Trip.

Pembangunan KEK Sanur

Usulan pembangunan KEK Sanur telah disetujui oleh Dewan Nasional Kawasan Ekonomi Eksklusif (KEK) pada 22 Juli 2022.

Adapun KEK Sanur dirancang untuk menjadi KEK kesehatan dan pariwisata dengan rencana bisnis fasilitas kesehatan berupa rumah sakit (rs) dan klinik, akomodasi hotel dan meeting, incentive, convention, and exhibition (MICE), ethnomedicinal botanic garden, serta commercial center.

KEK Sanur berjarak hanya tiga kilometer (km) atau 10 menit dari pusat Kota Denpasar, yaitu di Jalan Bypass Ngurah Rai, Sanur Kaja. Lokasi ini terkoneksi dengan beberapa akses jalan, seperti Jalan Segara Ayu, Jalan Hang Tuah, dan Jalan Wira.

KEK Sanur juga berjarak 16 km atau sekitar 30 menit dari Bandara Internasional Ngurah Rai. Jarak dari Pelabuhan Bona juga cukup dekat, yaitu sekitar 12 km atau 24 menit perjalanan.

Berdasarkan situs KEK.go.id, infrastruktur kawasan Sanur dibangun untuk jalan kawasan, pengolahan air, listrik, dan pengelolaan limbah.

Untuk jalan kawasan, right of way (ROW) akan dibangun di beberapa titik. ROW 24 dibangun seluas 1.059 meter (m), ROW 23 seluas 20 m, ROW 2O seluas 217 m, dan ROW 9,5 seluas 669 m.

Adapun untuk pengelolaan air, KEK Sanur diperkirakan harus memenuhi kebutuhan air sebanyak 1.430 meter kubik (m³) setiap hari. Distribusi air ini akan melalui pipa sepanjang 1.059 meter dengan reservoir 1.5000 m³ per hari.

Sementara itu, estimasi kebutuhan tenaga listrik KEK Sanur mencapai 18,324 Mega Volt Ampere (MVA) dengan panjang jaringan distribusi sepanjang 1,15 km.

Terakhir, untuk pengolahan limbah, KEK Sanur menyiapkan pipa pengumpul sepanjang 1.050 m untuk menampung kapasitas air limbah sebanyak 1.143 m³ per hari.

https://travel.kompas.com/read/2023/09/08/181522127/targetkan-kerja-sama-inklusif-dengan-asean-injourney-dan-hin-paparkan-potensi

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke