KOMPAS.com – Kehadiran media sosial, seperti Instagram, YouTube, hingga TikTok, kini membantu masyarakat dalam memilih tempat wisata yang akan dikunjungi.
Dengan begitu, kita bisa mengetahui terlebih dahulu kondisi tempat wisata yang hendak dituju sebelum berangkat.
Tak hanya itu, informasi seputar harga tiket masuk hingga rute ke suatu tempat wisata, kini bisa digali melalui media sosial.
Ketergantungan terhadap gadget tersebut ternyata memang dilakukan kebanyakan wisatawan Indonesia.
Bahkan menurut laporan bertajuk "SiteMinder's Changing Traveller Report 2023", 97 persen wisatawan Indonesia memilih tempat wisata yang hendak dikunjungi berdasarkan rekomendasi media sosial.
“Dari sini terlihat bahwa wisatawan Indonesia cukup bergantung pada teknologi dan gadget-nya,” kata Regional Vice President SiteMinder untuk Asia Pasifik Bradley Haines dilansir dari Antara, Selasa (3/10/2023).
Adapun, wisatawan seluruh dunia rata-rata hanya 70 persen yang memanfaatkan media sosial untuk mencari tempat liburan.
Pentingkan kualitas wisata dibanding jumlah
Selain itu, laporan juga mengatakan bahwa wisatawan Indonesia kini lebih tertarik mencari pengalaman otentik saat liburan dan tidak lagi ingin mengunjungi banyak tempat wisata sekaligus.
“Mereka saat ini lebih memilih untuk mencari pengalaman otentik saat liburan, berinteraksi dengan orang lokal saat liburan, atau menikmati seninya,” kata Senior Business Development Manager Siteminder Indonesia Rio Ricardo.
Ia mencontohkan saat seseorang ke Bali karena ingin menonton tari kecak, maka ia akan fokus datang untuk menontonnya dan tidak mencari tempat wisata lain untuk dikunjungi.
Adapun hasil survei itu menunjukkan bahwa industri pariwisata di Indonesia harus makin memanfaatkan media sosial guna menarik wisatawan.
https://travel.kompas.com/read/2023/10/04/153100427/mayoritas-orang-indonesia-lihat-media-sosial-untuk-pilih-tempat-wisata