Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Hindari Mengunyah Permen Karet di Pesawat, Ini Alasannya 

KOMPAS.com - Ada sejumlah tips naik pesawat yang bermanfaat bagi kenyamanan penumpang selama perjalanan. Termasuk, tips seputar makanan dan minuman yang sebaiknya dihindari selama perjalanan demi kenyamanan penumpang.

Sejumlah dokter menyarankan penumpang untuk menghindari mengunyah permen karet di dalam pesawat. Lantas, apa alasannya? Simak ulasannya berikut ini.

Sebagian besar makanan ringan dapat dibawa ke dalam pesawat, baik di kabin maupun bagasi terdaftar, seperti dilansir dari Executive Flyers. Permen karet termasuk dalam kategori makanan ringan yang boleh dibawa ke dalam pesawat.

Sementara, penumpang harus berhati-hati jika membawa makanan dalam bentuk cair. Sebab, ada batasan cairan yang boleh dibawa ke dalam pesawat yakni 100 ml.

Sejumlah makanan yang perlu diwaspadai saat dibawa ke dalam pesawat, antara lain, krim keju, selai, yogurt, minyak, cuka, makanan kaleng, dan bahan makanan dalam bentuk cair lainnya.

Meskipun penumpang boleh membawa permen karet ke dalam pesawat, namun ada beberapa hal penting yang harus penumpang ketahui sebelum makan camilan tersebut dalam perjalanan.

  • Bolehkah Naik Pesawat Saat Hamil Besar?
  • Jangan Bercanda soal Bom saat Naik Pesawat, Ini 4 Alasannya

Hindari mengunyah permen karet di pesawat 

Sebagian pendapat menyatakan bahwa mengunyah permen karet di dalam pesawat, terutama saat lepas landas dan mendarat, merupakan ide yang bagus. Melansir dari Executive Flyers, mengunyah permen karet dapat mengurangi sakit telinga akibat perubahan tekanan udara.

Alasannya, mengunyah permen karet membantu membuka saluran eustachius di dalam telinga, sehingga membantunya menyesuaikan dengan perubahan tekanan udara.

Namun demikian, sejumlah dokter justru menyarankan penumpang pesawat menghindari mengunyah permen karet selama perjanalan. Masih dari sumber Executive Flyers, mengunyah permen karet dapat membuat penumpang kembung, karena meningkatkan jumlah gas di perut.

Pada akhirnya, penumpang berpotensi menjadi lebih lesu selama perjalanan.

Serupa, seorang Ahli Gizi, Ryan Davidson, menyarankan penumpang menghindari mengunyah permen karet di dalam pesawat. Meskipun, mengunyah permen karet dapat membuat nafas segar selama perjalanan.

“Meskipun Anda tergoda untuk mengunyah permen karet, hal ini tidak disarankan, karena dapat menyebabkan kembung,” ujar Ryan dilansir dari The Sun.

“Mengunyah permen karet dapat meningkatkan risiko kembung dan gas berlebih, sebab saat mengunyah permen karet, Anda membuka mulut, sehingga menelan lebih banyak udara,” imbuhnya.

  • Hindari Pakai Sandal Saat Naik Pesawat, Ini Alasannya
  • Naik Pesawat Bikin Mudah Lelah? Ternyata Ini Sebabnya

Selain itu, pemanis buatan dalam permen karet juga dapat meningkatkan potensi  terjadinya gas berlebih di dalam perut.

Mengunyah permen karet di dalam pesawat justru dianggap serupa dengan minum minuman bersoda, seperti dilansir dari Cosmopolitan. Keduanya, berpotensi menyebabkan kembung karena gas berlebih.

Sebagai gantinya, penumpang pesawat dapat mengurangi sakit telinga akibat perubahan tekanan udara dengan cara menggoyangkan rahang bawah atau menguap palsu.

https://travel.kompas.com/read/2023/10/09/104000927/hindari-mengunyah-permen-karet-di-pesawat-ini-alasannya-

Terkini Lainnya

Kasus Covid-19 di Singapura Naik, Tidak ada Larangan Wisata ke Indonesia

Kasus Covid-19 di Singapura Naik, Tidak ada Larangan Wisata ke Indonesia

Travel Update
Museum Kebangkitan Nasional, Saksi Bisu Semangat Pelajar STOVIA

Museum Kebangkitan Nasional, Saksi Bisu Semangat Pelajar STOVIA

Travel Update
World Water Forum 2024 Diharapkan Dorong Percepatan Target Wisatawan 2024

World Water Forum 2024 Diharapkan Dorong Percepatan Target Wisatawan 2024

Travel Update
Tebing di Bali Dikeruk untuk Bangun Hotel, Sandiaga: Dihentikan Sementara

Tebing di Bali Dikeruk untuk Bangun Hotel, Sandiaga: Dihentikan Sementara

Travel Update
Garuda Indonesia dan Singapore Airlines Kerja Sama untuk Program Frequent Flyer

Garuda Indonesia dan Singapore Airlines Kerja Sama untuk Program Frequent Flyer

Travel Update
5 Alasan Pantai Sanglen di Gunungkidul Wajib Dikunjungi

5 Alasan Pantai Sanglen di Gunungkidul Wajib Dikunjungi

Jalan Jalan
Pantai Lakey, Surga Wisata Terbengkalai di Kabupaten Dompu

Pantai Lakey, Surga Wisata Terbengkalai di Kabupaten Dompu

Travel Update
Bali yang Pas untuk Pencinta Liburan Slow Travel

Bali yang Pas untuk Pencinta Liburan Slow Travel

Travel Tips
Turis Asing Beri Ulasan Negatif Palsu ke Restoran di Thailand, Berakhir Ditangkap

Turis Asing Beri Ulasan Negatif Palsu ke Restoran di Thailand, Berakhir Ditangkap

Travel Update
19 Larangan dalam Pendakian Gunung Lawu via Cemara Kandang, Patuhi demi Keselamatan

19 Larangan dalam Pendakian Gunung Lawu via Cemara Kandang, Patuhi demi Keselamatan

Travel Update
Harga Tiket Camping di Silancur Highland, Alternatif Penginapan Murah

Harga Tiket Camping di Silancur Highland, Alternatif Penginapan Murah

Travel Update
Harga Tiket dan Jam Buka Terkini Silancur Highland di Magelang

Harga Tiket dan Jam Buka Terkini Silancur Highland di Magelang

Travel Update
Awas Celaka! Ini Larangan di Waterpark...

Awas Celaka! Ini Larangan di Waterpark...

Travel Tips
BOB Downhill 2024, Perpaduan Adrenalin dan Pesona Borobudur Highland

BOB Downhill 2024, Perpaduan Adrenalin dan Pesona Borobudur Highland

Travel Update
Terraz Waterpark Tanjung Batu: Harga Tiket, Lokasi, dan Jam Buka

Terraz Waterpark Tanjung Batu: Harga Tiket, Lokasi, dan Jam Buka

Jalan Jalan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke