Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Desa Selasari Pangandaran Punya Pengolahan Sampah, Jadi Wisata Edukasi

JAKARTA, KOMPAS.com - Desa Wisata Selasari di Pangandaran, Jawa Barat, berhasil mendapatkan penghargaan berkat inovasinya dalam membuat pengolahan dan pengelolaan sampah.

Adapun Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Saling Peduli di Desa Selasari keluar sebagai juara di kategori Best Beti Dewi (Beli Kreatif Desa Wisata) dalam Jagoan Pariwisata, ajang yang diselenggarakan oleh tiket.com dan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf).

“Kami punya inisiatif membuat program pengelolaan sampah terpadu, supaya masyarakat lebih sadar, lebih paham keberlanjutan lingkungan hidup itu sangat penting, apalagi untuk desa wisata,” ujar Direktur TPST Saling Peduli, Aris Kusmawan saat acara Penganugerahan Jagoan Pariwisata di Jakarta, Rabu (15/11/2023).

Ia menjelaskan, warga Desa Selasari berinisiatif melakukan pengolahan sampah sejak tahun 2020.

Selain untuk keberlanjutan lingkungan, pengolahan sampah dimaksudkan agar bisa bernilai rupiah. 

Dengan demikian, sampah-sampah anorganik, misalnya, dapat didaur ulang menjadi kerajinan seperti tas atau tempat tisu untuk dijual kembali.

“Sedangkan sampah organik dibikin jadi kompos, diintegrasikan dengan sistem pertanian sehingga kami enggak perlu beli pupuk kimia lagi,” tambahnya.

Libatkan wisatawan

Setelah memperoleh penghargaan Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2021 dari Kemenparekraf, Aris menyebut bahwa para warga semakin berupaya mengatasi permasalahan sampah di desa wisata mereka. 

"Alhamdulillah tahun 2021 kami dapat penghargaan ADWI, banyak sekali manfaat yang dirasakan. Dengan masyarakat mengelola sampah, salah satunya menabung di bank sampah, sampah anorganik dipisah, dikumpulkan ke bank sampah," kata Aris.

"Dari situ kami punya nilai ekonomi sehingga masarakat menambah penghasilannya, melalui tabungan bank sampah," imbuhnya.

Ia menambahkan bahwa ke depannya wisatawan yang berkunjung ke Desa Selasari juga akan dapat dilibatkan dalam pengolahan sampah terpadu.

Sebab, selama tiga tahun terakhir warga Desa Wisata Selasari juga telah menerima beberapa permintaan studi banding dari pihak luar terkait pengolahan sampah. 

"Kami punya tujuan dengan pengelolaan sampah ini bisa jadi nilai edukasi. Jadi tempat wisata itu enggak hanya destinasi wisata alam, tapi dari pengelolaan sampah itu jadi tujuan wisata juga yaitu program wisata edukasi," terang Aris. 

Lebih lanjut, ia menyampaikan bahwa beberapa sekolah juga telah menjalin kerjasama dengan Desa Wisata Selasari. 

Maka dari itu, sambil wisata alam, anak-anak, keluarga, dan masyarakat bisa ikut belajar dan membentuk karakter peduli lingkungan dari mengikuti proses daur ulang sampah. 

Dilaporkan oleh Kompas.com, Jumat (15/10/2021), Desa Wisata Selasari merupakan salah satu desa yang mengandalkan wisata berbasis alam dan budaya.

Desa Wisata Selasari memiliki sejumlah lokasi wisata alam, salah satunya Santirah River Tubing, dikutip dari laman Jejaring Desa Wisata.

Aktivitas yang dilakukan bagi wisatawan yang mengunjungi Santirah River Tubing adalah melewati sungai sepanjang 1,5 kilometer selama sekitar dua jam, melintasi jeram, memasuki empat gua sepanjang 8-100 meter, dan melewati beberapa air terjun.

Wisatawan akan dipandu oleh pemandu profesional, sambil memakai helm dan life jacket. Adapun biaya untuk mengikuti aktivitas ini mulai dari Rp 150.000.

Tidak hanya itu, wisatawan juga bisa menyaksikan kesenian Renggang Gunung dan tari lengser.

Dari segi potensi kriya, Desa Wisata Selasari memiliki hasil daur ulang sampah plastik dan anyaman lidi. 

Sementara itu, dari segi kuliner, terdapat pakis crispy, madu, kopi, dan gula semut.

https://travel.kompas.com/read/2023/11/16/114908627/desa-selasari-pangandaran-punya-pengolahan-sampah-jadi-wisata-edukasi

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke