JAKARTA, KOMPAS.com - Menjelang periode libur panjang Natal 2023 dan tahun baru (Nataru) 2024, pemerintah mulai bersiap-siap karena diperkirakan terjadi lonjakan pergerakan masyarakat.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno, menyampaikan, pihaknya tengah menyiapkan beberapa hal, salah satunya panduan wisata Nataru.
"Panduan wisata Nataru yang aman, nyaman, dan menyenangkan telah kami siapkan," kata Menparekraf usai Weekly Press Briefing di Jakarta Pusat, Senin (20/11/2023).
Selain panduan, ia juga akan menyebar surat edaran untuk pengelolaan transportasi dan tempat wisata agar tidak terjadi kelebihan muatan.
"Kami (juga) akan memperkuat dengan surat edaran, setiap dinas pariwisata dan ekonomi kreatif di seluruh wilayah nusantara. Termasuk juga penyiapan tempat parkir, transportasi, dan juga harus bisa diantisipasi supaya tidak overcapacity," jelasnya.
Tak hanya itu, Sandiaga menambahkan, produk-produk ekonomi kreatif juga tengah dikurasi.
Hal tersebut guna memberikan nilai tambah maksimal bagi penciptaan peluang usaha dan lapangan kerja bagi ekonomi setempat.
Sebagai informasi, Badan Kebijakan Transportasi (BKT) Kementerian Perhubungan memprediksi potensi pergerakan masyarakat selama libur Natal 2023 dan tahun baru 2024 mencapai 107,63 juta orang, atau 39,83 persen dari total populasi nasional.
Angka ini naik cukup signifikan jika dibandingkan tahun lalu dengan 44,17 juta pergerakan penumpang.
"Tahun ini diprediksi 107,63 juta orang. Jadi, meningkatnya sangat signifikan di atas 100 persen (143,65 persen)," ujar Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, dalam keterangan tertulis.
Menurut hasil survei, alasan masyarakat bepergian pada masa libur Nataru yang paling tertinggi adalah liburan ke lokasi wisata, sebesar 45,29 persen.
Kemudian liburan pulang kampung sebesar 30,15 persen menjadi alasan kedua, dan merayakan Nataru di kampung halaman 18,98 persen sehingga menjadi alasan terakhir.
Lebih lanjut, pilihan moda transportasi yang digunakan untuk melakukan perjalanan didominasi penggunaan kendaraan pribadi yaitu mobil 35,57 persen (39,97 juta orang) dan motor 17,92 persen (20,14 juta orang).
Sementara itu, untuk transportasi umum, pergerakan didominasi moda kereta api 13,16 persen (14,79 juta orang), pesawat 11,91 persen (13,38 juta orang), bus 10,94 persen (12,29 juta orang), kapal penyeberangan 6,04 persen (6,78 juta orang), dan kapal laut 3,44 persen (3,86 juta orang).
https://travel.kompas.com/read/2023/11/21/150100627/jelang-libur-nataru-menparekraf-siapkan-panduan-dan-surat-edaran