Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Titik Nol (120): Seutas Jalan di Bibir Jurang

Kompas.com - 19/01/2009, 07:06 WIB
[Tayang:  Senin - Jumat]

Pernahkah Anda mendengar tentang sebuah lembah yang dirundung kegelapan - tanpa mentari  - selama berbulan-bulan? Saya tertarik anjuran Wahid untuk belajar lebih banyak tentang kehidupan orang Tajik di chapursan. Seorang pemilik kios kecil di kota perbatasan Sost menambahkan, “Engkau harus ke Chapursan, mengalami siksaan hidup kedinginan tanpa sinar matahari!”

Saya memberanikan diri pergi ke Chapursan, sebuah lembah yang tersembunyi di balik barisan gunung, di tengah musim dingin Hunza yang menggigit. Gilakah saya?

Noorkhan tertawa tergelak-gelak. Pria kurus 30 tahun berkumis tipis ini tubuhnya dibalut selimut tebal. Musim dingin membuat orang Hunza jalan ke mana-mana dengan selimut terlingkar di pundak.

          “Chapursan dingin sekali,” katanya, “dan tidak banyak orang yang senekad kamu pergi ke sana di musim begini.”

Tawa Noorkhan membuat saya sedikit ragu. Afiyatabad dan Sost yang berkelimpahan sinar matahari seperti ini saja masih dingin bukan kepalang. Kalau lepas sarung tangan beberapa menit saja, telapak tangan sudah membiru. Apalagi di lembah yang terjepit gunung, 60 kilometer jauhnya dari sini itu, seperti apa dinginnya?

          “Saya sebenarnya juga pendatang ke Chapursan,” lanjutnya, “saya memang lahir di Chapursan, tetapi tinggal di Karachi.”

Bahasa Inggrisnya fasih, gerak-gerik tubuhnya menunjukkan tingkat pendidikannya yang tinggi. Noorkhan adalah orang penting di kelasnya. Sebagai seorang pengacara ulung, ia juga sering bertemu pejabat kelas tinggi di negara ini, termasuk Presiden Musharraf.

Tetapi walaupun ia sudah menikmati kehidupan kelas atas di kota metropolis Pakistan, Noorkhan masih dengan bangga menyebut dirinya, “Saya putra Chapursan!”

Kami berdesak-desakan dalam jip kecil menuju lembah tanpa sinar mentari itu. Total ada lima penumpang. Ada bocah kecil yang dijejalkan di bangku belakang bersama televisi ukuran besar dengan lensa cembung dan tombol-tombol seperti kelereng, seperti barang museum dari tahun 70’an. Rupanya si bapak baru membeli TV bekas untuk mengisi kesunyian kehidupan di lembah yang dingin dan gelap itu.

Pertama-tama jip menyusuri jalan raya mulus Karakoram Highway ke arah perbatasan China, kemudian berbelok ke kiri ke utara ke arah Afghanistan. Chapursan melintang sejajar dengan Afghanistan, menyebabkan posisi daerah ini sangat sensitif. Dulu orang asing tak boleh masuk sini. Baru pada tahun 1996 Chapursan dinyatakan sebagai free zone, yang artinya orang asing boleh masuk tanpa izin apa pun.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com