Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jejak Ekspresi yang Unik, Simbolik, dan Estetik

Kompas.com - 03/04/2009, 21:05 WIB

JAKARTA, KOMPAS.COM — Perkembangan seni lukisan kaca memang tidak sedahsyat lukisan kontemporer. Pada lukisan kontemporer media, tema, dan teknik yang digunakan pelukisnya bisa sangat bervariasi. Perkembangannya pun begitu cepat. Tidak demikian halnya dengan lukisan kaca. Barangkali, itu karena seniman yang menggeluti lukisan kaca begitu terbatas.

Karena faktor keterbatasan itu, di sinilah letak keunikan lukisan kaca. Bisa dihitung dengan jari pelukis lukisan kaca yang bisa kita kenal sampai hari ini, sebutlah misalnya Maryono, Toto Sunu, Rastika, Eddy Noor, Elang Erwana, Bahendi, Kusdono, Alima, Hasri, R Sugro, Hasan Basyari, dan Sadini. Sebagian pelukis kaca terus bereksplorasi, mencoba menggarap tema yang semakin beragam dan menggunakan teknik-teknik yang baru.

Pelukis kaca luar negeri hampir tidak pernah kita dengar. Kalau ada, tentu saat mengunjungi galeri lukisan di luar negeri, lukisan kaca bisa kita temukan. Yang ada, lukisan-lukisan kaca karya pelukis Indonesia dikoleksi para kolektor asal Jepang, Amerika, Jerman, dan sejumlah negara lainnya.

Bahkan, Eddy Noor yang dikenal sebagai pelukis kaca pertama yang menemukan teknik tuang, pernah dianugerahi gelar doktor honoris causa dari perguruan tinggi bergengsi, Harvard University, Amerika Serikat, tahun 2001. Ia pun dapat kewenangan membuka sekolah dalam bidang seni kaca sebagai cabang dari Harvard University (Kompas, 7 Agustus 2004).

Jika ingin mencermati perkembangan lukisan kaca di Tanah Air, setidak-tidaknya, Pameran Koleksi Bentara Budaya di Bentara Budaya Jakarta, Jalan Palmerah 17, yang berlangsung tanggal 3-11 April 2009, bisa menjawab rasa ingin tahu Anda.

Pameran yang bertajuk Jejak Ekspresi di Atas Kaca itu menggelar 33 lukisan koleksi Bentara Budaya yang bisa mewakili berbagai daerah. "Kekayaan tradisi yang panjang dan kemampuan untuk mewakili zamannya ini mendorong Bentara Budaya Jakarta menampilkannya dalam pameran," kata Efix Mulyadi, Direktur Eksekutif Bentara Budaya.

Sejak abad ke-17

Menurut Efix, istilah lukisan kaca, seni tradisi yang telah tumbuh sejak abad ke-17, mengingatkan orang akan Cirebon. Namun, sesungguhnya seni lukis kaca juga mewakili wilayah lain, seperti Jawa Tengah, Madura, dan Bali, utamanya Singaraja. Dari sisi tematik, ia mewakili ekspresi komunal semasa, bersumber pada alam pikiran serta kosmologinya. Cirebon lebih fenomenal karena kemampuannya merepresentasikan kekayaan budaya hasil pencampuran berabad antara Hindu, Islam, China, Jawa, dan Sunda.

"Lukisan kaca memang tidak sekadar melukiskan keindahan dengan cara yang musyikil, tetapi juga menyimpan kekayaan tradisi dari berbagai daerah. Ia sekaligus berfungsi sebagai dokumentasi sosial, budaya, dan kesejarahan," tandas Efix.

Pada karya yang dipamerkan, bisa dicermati beragam simbolik melalui tokoh pewayangan, barong Bali, dan kaligrafi dengan estetika yang ekspresif, dekoratif, agamis, bahkan magis. Kisah-kisah lama dan cerita keagamaan masih mengilhami kesenian lukisan kaca ini.

Rastika lebih banyak menggarap tokoh pewayangan. Begitu juga Elang Erwana, Bahendi, begitu juga pelukis lain yang anomim. Terlihat, betapa ragam hias "wadasan" dan "mega mendhung", menjadi ciri khas karya-karya dari Cirebon. Rastika juga menggarap batik cirebon.

Sejumlah lukisan kaca yang berusia lama dan baru yang dipajang mencerminkan bahwa jenis kesenian ini pernah menjadi benda elite. (YURNALDI)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com