Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Titik Nol (180): Heera Mandi (2)

Kompas.com - 14/04/2009, 08:32 WIB

Tiba-tiba seorang gadis cantik berkulit hitam manis naik, berkerudung dupatta, tersenyum ramah sambil menyapa kami berdua, dalam remang-remang malam Heera Mandi. Tangan Jawad pun tak melewatkan kesempatan untuk menjamahnya. Gadis itu langsung turun lagi.

          “Dia itu pacarku,” kata Jawad bangga.

Saya sudah tak tahan lagi. Pertanyaan-pertanyaan Jawad membuat saya merasa tak enak. Saya memaksa pulang. Lupakan potret ibu dan saudara-saudara perempuan, lupakan kisah-kisah Heera Mandi. Jawad ke sini karena ia ingin mendapat pemuasan nafsunya, entah dari gadis-gadis itu atau dari saya.

          “Kamu bukan jurnalis kan? Bukan penulis kan?” katanya masih meyakinkan ketika mengantar saya keluar dari lorong-lorong sesat ini.

          “You forget me, I forget you, OK?” katanya mengakhiri hubungan di antara kami.

Kami berpisah. Sosok pria itu ditelan bayang-bayang malam, bersama dengusan dan lenguhan di atas charpoy, tersembunyi di balik barisan rumah kumuh tanpa daun pintu. Bulan bersinar terang, membasuh Heera Mandi yang justru mulai menggeliat.

(Bersambung)

_______________
Ayo ngobrol langsung dengan Agustinus  Wibowo di Kompas Forum. Buruan registrasi!

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com