Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bersaing Memanfaatkan Pesona Gunung Krakatau

Kompas.com - 02/11/2009, 11:36 WIB

MESKI belum terlalu ramai, wisata alam di seputar Gunung Krakatau mulai dikenal orang. Tak ayal, bisnis resor di kawasan tersebut pun pelan-pelan mulai hidup. Bahkan, persaingan antarpengembang resor untuk memikat pengunjung kian seru.Wisata alam di sekitar Selat Sunda belum seterkenal Bali. Padahal, daerah ini juga punya objek wisata yang tak kalah memesona, yakni Gunung Anak Krakatau.

Di sekitar gunung yang masuk wilayah provinsi Lampung itu, tersebar berbagai objek wisata pantai dan alam bawah laut yang tak kalah menawan dengan dari objek wisata serupa di Pulau Dewata.

Meski pamor Anak Krakatau belum seterang Bali, toh, para pengusaha properti sudah mencium peluang bisnis di sini. Di  pesisir Lampung Selatan yang menghadap langsung Kepulauan Krakatau itu, misalnya, telah bermunculan resor-resor. Mereka menawarkan berbagai wisata pantai seperti banana boat, diving, snorkeling, hingga outbond. Beberapa di antaranya juga dilengkapi fasilitas bisnis dan ruang pertemuan.

Kawasan ini memang kerap menjadi lokasi pilihan perusahaan-perusahaan yang ingin mengadakan outbond, terutama saat akhir pekan. Perusahaan-perusahaan perbankan, asuransi, dan bidang lain dari Jakarta merupakan pengunjung tetap. “Susah kalau mengandalkan pengunjung perorangan,” kata Anton R. Santoso, CEO Citra Buana Intan, pemilik Casa Krakatoa Resort yang baru berdiri sekitar setahun lalu.

Anton bilang, Lampung tidak seperti Bali yang sudah terkenal sebagai tempat berlibur. Alhasil, bila mau dapur terus mengepul, para pengembang harus menjemput bola. Misalnya dengan membangun properti di tempat yang bisa memberikan pemandangan maksimal.

Pilihannya adalah lahan yang menghadap langsung ke Gunung Anak Krakatau. Lokasinya mulai pantai Tanjung Lesung sampai Carita di pesisir Serang, Banten, maupun di pesisir Kalianda, Lampung Selatan. Setelah itu, para pengembang juga harus rajin dan aktif meramaikan kawasan, dengan membuat berbagai kegiatan wisata.

Tingkat kunjungan wisata-wan ke resor di kawasan tersebut, dalam dua tahun terakhir mencapai 200.000 orang per tahun, naik dari sebelumnya yang hanya 100.000-an orang. “Tingkat kunjungan semakin membaik setelah banyak resor melakukan pembenahan, seperti melengkapi resor dengan wahana bermain,” kata Setiawan Marzuki, Direktur PT Banten West Java, pengelola Tanjung Lesung Beach Resort.

Kendala transportasi

Pada hari biasa, pengelola resor biasanya berusaha mengejar tingkat hunian atau okupansi minimal 50% dari jumlah kamar. Caranya dengan rajin berpromosi ke pejabat daerah termasuk instansi di Serang dan sekitarnya.

Memenuhi target 50% itu terkadang tidak begitu mudah. Sebab, pemain resor di sekitar kawasan ini sudah cukup banyak. Beberapa pemain besar itu sebut saja Lippo Group dengan Lippo Carita Resort atau Pudjoadji Group yang merupakan pemilik Marbela Resort.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com