Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Enam Kapal Diinformasikan Jadi Target Terorisme di Selat Malaka

Kompas.com - 12/03/2010, 03:31 WIB

Jakarta, Kompas - Enam buah kapal diinformasikan menjadi target terorisme di Selat Malaka. TNI AL pun langsung melakukan penyisiran dan pengawasan di perairan tersebut. Namun, tanda-tanda aksi kekerasan itu tak ditemukan, apalagi sejak dua hari lalu kapal-kapal itu telah merapat di dermaga Singapura.

”Kemungkinan teror di Selat Malaka selalu ada, tetapi Armada Barat telah menyisir dan sampai sekarang tidak ditemukan tanda-tanda terorisme,” kata Panglima TNI Jenderal Djoko Santoso, Kamis (11/3).

Namun, Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana Agus Suhartono mengatakan, TNI AL mendapat informasi dari Singapura bahwa ada enam kapal di Selat Malaka yang menjadi target terorisme. Oleh karena itu, pihak TNI AL terus memantau keberadaan kapal-kapal tersebut. Kapal-kapal tersebut berbendera asing, di antaranya Singapura. Salah satu kapal adalah kapal tanker. ”Dua hari yang lalu, semua kapal itu sudah merapat ke dermaga di Singapura,” ujarnya.

Meski demikian, kata Agus, tidak ada penambahan kapal untuk berpatroli di Selat Malaka. Selama ini biasanya ada tujuh kapal TNI AL yang bertugas melakukan patroli di perairan itu. Ketujuh kapal itulah yang ditingkatkan intensitas operasinya. Ia menambahkan, ”Kehadiran patroli kita di Selat Malaka tentunya memberikan efek gentar bagi pihak luar.”

”Kita pasti berusaha keras menjaga keamanan Selat Malaka karena Selat Malaka itu ikonnya TNI AL,” ujar Agus Suhartono. Namun, ia menolak berkomentar soal kemungkinan hubungan ancaman terorisme di Selat Malaka dan terorisme di Aceh. ”Itu bagian Polri,” tuturnya.

Mengenai keterlibatan TNI di Aceh, Panglima TNI mengatakan, sesuai keadaan tertib sipil dalam tatanan negara demokrasi, tanggung jawab keamanan di Aceh adalah tanggung jawab Polri. Kalau ada keputusan politik bahwa keadaan menjadi darurat, kendali bisa berada di tangan TNI. Demikian juga apabila Polri butuh tambahan kekuatan untuk melaksanakan operasi dalam skala besar. ”Maka, TNI siapkan,” ujar Panglima TNI.

Kepala Dinas Penerangan TNI AL Kolonel Laut (P) Herry Setianegara mengatakan, Selat Malaka memiliki posisi strategis karena merupakan celah sempit yang dilewati 70.000 kapal asing per tahun. Ia mengatakan, Selat Malaka adalah tanggung jawab tiga negara pantai, yaitu Indonesia, Malaysia, dan Singapura, yang telah meluncurkan patroli bersama sejak tahun 2004. Ia juga meralat istilah pembajakan kapal yang mencuat beberapa tahun lalu.

Menurut dia, pembajakan adalah pengambilan semua kapal atau semua muatannya dirampok. ”Yang ada itu kapal-kapal kecil dengan kecepatan tinggi merapat lalu mengambil harta benda awak kapal. Itu bukan pembajakan, itu, kan, pencurian,” katanya. (EDN)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com