Sumber devisa
Perihal Australia sebagai pasar utama wisata Bali dibenarkan Kepala Seksi Promosi Wilayah Pasifik Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata, Molly Prabawati. Menurut dia, Bali sudah menjadi rumah kedua bagi warga Australia. Hasil survei menunjukkan, 64,12 persen wisatawan Australia sudah lebih dari dua kali berkunjung ke Bali. Sisanya, sekitar 35,88 persen, baru satu kali berlibur ke Pulau Dewata.
Dari tahun ke tahun, jumlah wisatawan asal Australia terus bertambah. Penurunan pernah terjadi pasca-bom Bali I pada tahun 2002, tetapi kemudian kembali beranjak naik. Kunjungan wisatawan asal Australia kembali menurun dua tahun kemudian setelah terjadi bom Bali II tahun 2005.
Berdasarkan data dari Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata, total wisatawan Australia yang berkunjung ke Indonesia tahun 2002 mencapai 346.242 orang dan turun menjadi 286.538 orang akibat bom Bali I. Setahun kemudian kondisi mulai membaik, jumlah wisatawan Australia yang datang ke Indonesia naik 51,33 persen dari tahun sebelumnya, atau sekitar 406.389 orang.
Tahun 2005 saat terjadi bom Bali II, jumlah wisatawan Australia kembali turun menjadi 391.862 orang dan semakin menurun pada 2006 yang hanya sebanyak 226.981 orang. Kondisi pariwisata mulai pulih tahun 2007 di mana terjadi kenaikan kunjungan wisatawan Australia ke Indonesia yang mencapai 314.432 orang (38,5 persen). Kunjungan warga Australia ke Indonesia terus naik menjadi 399.961 orang pada tahun 2008 dan 522.362 orang tahun 2009.
Kenaikan kunjungan wisatawan Australia bisa mendongkrak devisa negara. Berdasarkan hasil penelitian yang disebutkan Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata, pada tahun 2009 rata-rata lama tinggal warga Australia di Indonesia adalah 10,22 hari. Satu wisatawan rata-rata membelanjakan uang 141,67 dollar AS (sekitar Rp 1,275 juta) per hari, atau 1.447,35 dollar AS (Rp 13,03 juta).
Jika dikalikan jumlah wisatawan yang berkunjung tahun 2009, total uang yang dibelanjakan mencapai 849,51 juta dollar AS (Rp 7,646 triliun). Sementara berdasarkan data, devisa negara yang bersumber dari wisatawan Australia juga terus mengalami kenaikan. Tahun 2006 jumlah devisa yang masuk dari wisatawan Australia mencapai 301,96 juta dollar AS, tahun 2007 sebanyak 376,67 juta dollar AS, dan tahun 2008 sebesar 668,22 juta dollar AS.
Sadar akan potensi itu, Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata pun gencar melakukan promosi wisata ke sejumlah negara. ”Tahun ini, khusus untuk Australia, kami melakukan 14 kali kegiatan promosi wisata,” kata Molly.
Selain pameran, Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata juga sudah berkali-kali menggelar pergelaran seni-budaya Indonesia di Australia. Bahkan, setiap tahun, Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata menggelar sales mission, program promosi yang langsung mempertemukan para pelaku wisata di Indonesia dengan calon wisatawan. Program tahunan ini biasa digelar di sejumlah kota besar di Australia.
Bukan hanya Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata, perwakilan RI di luar negeri juga turut mempromosikan pariwisata Indonesia. KJRI Perth, misalnya, menggelar paling sedikit dua kali promosi wisata setiap tahun.
Melihat pertumbuhan wisatawan dan sumbangan devisa yang terus meningkat, bukan mustahil jika ke depan sektor pariwisata menjadi penyumbang terbanyak devisa negara. Tidak begitu berlebihan apabila promosi wisata disebut sebagai bentuk investasi baru yang hasilnya akan dinikmati anak-cucu atau generasi bangsa mendatang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.