Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wajib Kunjung Museum Itu Perlu

Kompas.com - 20/05/2010, 19:37 WIB

KUCHING, KOMPAS.com- Wajib kunjung museum bagi anak-anak sekolah perlu dihidupkan kembali sebagai gerakan nasional untuk mendorong masyarakat mencintai museum. Selain itu, pengelola museum juga perlu membenahi penampilan dan aktivitas untuk menarik minat masyarakat melihat dan mempelajari warisan sejarah dan budaya bangsa yang bernilai tinggi.

"Guna mengajak masyarakat mencintai museum, perlu gerakan bersama. Aktivitas wajib kunjung museum perlu diaktifikan kembali," kata Hari Untoro Dradjad, Direktur Jenderal Sejarah dan Purbakala, Kementerian Pariwisata dan Budaya di sela-sela kunjungan guru Sejarah dan Geografi se-Indonesia ke beberapa museum di wilayah Kuching, Sarawak, Malaysia, Kamis (20/5/2010).

Para guru yang tepilih dalam program Kemah Wilayah Perbatasan (Kawasan) yang digagas Direktorat Geografi Sejarah pada Ditjen Sejarah dan Purbakala itu untuk memperkenalkan para pendidik ini persoalan di wilayah perbatasan Indonesia-Malaysia di kawasan Entikong yang berbatasan dengan Tebedu.

Dari kunjungan ke beberapa museum seperti Museum Etnologi, Museum Seni, dan Museum Sarawak, pengemasan tampilan dan aktivitas museum yang menarik dapat menarik minat masyarakat untuk datang. Padahal, koleksi-koleksi benda sejarah dan seni tradisional yang ditampilkan banyak yang tidak jauh berbeda dengan koleksi di museum di Pontianak, karena ada kesamaan budaya antara Kalimantan Barat, terutama suku Dayak dan Sarawak, namun penampilan museum di Malaysia dinilai lebih atraktif.

Di Museum Sarawak misalnya, jumlah pengunjung bisa mencapai 1,3 juta orang per tahun. Masuk ke museum-museum di wilayah Sarawak sampai saat ini gratis.

Ipoi, Direktur Museum Sarawak, mengatakan, untuk menarik minat generasi muda, pengelola museum perlu proaktif. Di Sarawak, pengelola museum tiap bulan mengundang sekolah-sekolah untuk mengunjungi museum.

Selain itu, promosi lewat radio dan juga aktivitas pameran yang berganti-ganti di museum bisa membuat pengunjung tertarik untuk datang. "Kami juga mengadakan kerjasama dengan museum di Pontianak, salah satunya meminjam koleksi, supaya ada variasi dan pengunjung bertambah pengetahuannya," kata Ipoi.

Ipoi mengatakan, kerjasama soal permuseuman dengan Indonesia, yang diwakili museum sarawak dan museum di Pontianak cukup erat. Bahkan, dalam beberapa bulan ke depan, pengelola museum Sarawak akan mengadakan seminar soal penelitian-penelitian sejarah di Pulau Borneo.

Selain mengundang para arkeolog atau peneliti se-Kalimantan yang mewakili Indonesia, juga dihadirkan peneliti Brunei Darusalam, dan Filipina Selatan. "Termasuk kami juga sepakat untuk mencegah perdagangan ilegal barang-barang antik dan bersejarah dari Indonesia ke Malaysia atau sebaliknya yang coba masuk lewat daerah perbatasan," jelas Ipoi.

Hari mengatakan, mencintai museum sama saja dengan mencintai sejarah dan warisan budaya bangsa. Selain itu, museum bisa jadi salah satu sumber belajar."Kita pakai momentum revitalisasi museum untuk mengajak masyarakat, utamanya anak-anak sekolah suka datang ke museum. Untuk museum sendiri mesti bisa menyediakan aktivitas yang menarik," ujar Hari.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com