Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Karimunjawa Rawan Eksploitasi

Kompas.com - 01/06/2010, 12:03 WIB

SEMARANG, KOMPAS - Kawasan Taman Nasional Karimunjawa, Jawa Tengah, masih rawan dari upaya eksploitasi terhadap kekayaan sumber daya lautnya. Penggunaan alat tangkap ikan yang dilarang sulit dikendalikan akibat minimnya pengawasan. Pengawasan oleh Balai Taman Nasional Karimunjawa terkendala biaya operasional.

"Dalam sebulan, kami hanya bisa beroperasi untuk pengawasan selama tujuh hari, karena keterbatasan biaya. Sekali operasi, bisa habis Rp 25 juta," kata Kepala Balai Taman Nasional (TN) Karimunjawa MG Nababan, di kantor Balai TN Karimunjawa, Kota Semarang, Senin (31/5).

Nababan mengaku kesulitan melakukan pengawasan terhadap eksploitasi sumber daya laut, terutama ikan di kawasan seluas 111.625 hektar itu, mengingat terbukanya akses ke perairan TN Karimunjawa.

Adanya kegiatan eksploitasi ini terbukti setelah petugas Balai TN Karimunjawa menangkap dua kapal, yaitu KM Hasil Karya dan KM 76 yang menggunakan alat tangkap ikan pukat hela (mini trawl) di sekitar Pulau Cilek, salah satu pulau di kawasan TN Karimunjawa, akhir Februari lalu.

Nababan mengatakan, penggunaan pukat hela ini merusak ekosistem laut menjaring ikan hingga ke dasar laut. Petugas juga menemukan bintang laut, sponge, dan karang yang terangkat ke permukaan akibat pengoperasian alat ini.

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 5/1990 tentang Konservasi Sumber Daya Hayati dan Ekosistemnya, penggunaan alat tangkap ikan yang merusak lingkungan diancam pidana penjara maksimal lima tahun dan denda Rp 100 juta.

Sunari (31), nelayan di KM Hasil Karya asal Tuban, Jawa Timur, mengaku tidak tahu jika penggunaan pukat hela dapat merusak lingkungan.

"Yang jelas, kalau pakai alat ini selalu dapat ikan. Rata-rata bisa lima kuintal per hari," kata Sunari yang sudah 25 tahun menggunakan alat tersebut.

Tertangkapnya dua kapal itu, lanjut Nababan, hanya fenomena gunung es dari maraknya upaya eksploitasi ikan dan kekayaan laut lainnya di Karimunjawa.

"Mungkin dalam sebulan bisa sampai 10 kapal dengan alat penangkap serupa yang masuk ke Karimunjawa," ujarnya. Populasi ikan turun

Berdasarkan data Wildlife Conservation Society (WCS) atau organisasi nonpemerintahan di bidang konservasi, kelimpahan ikan di zona pemanfaatan TN Karimunjawa dalam lima tahun terakhir terus menurun. Dari 7.268 ekor per hektar di tahun 2004 menjadi 6.751 ekor per hektar pada 2007. Tahun 2009 jadi 6.005 ekor per hektar.

Menurut Koordinator Program Karimunjawa WCS, Tasrif Kartawijaya, penggunaan pukat hela dikhawatirkan memengaruhi tutupan karang di TN Karimunjawa. (ILO)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com