Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ramadhan di Perancis

Kompas.com - 16/08/2010, 16:24 WIB

Di Tanah Air nikmat berpuasa terasa sekali. Apalagi bila memikirkan menu berbuka puasa yang amboi! Idealnya memang mengadakan buka puasa bersama dengan teman sebangsa dan seiman. Apa mau dikata...dalam masalah ini saya sering merasa sendiri. Bila memang kami rindu hangatnya keramaian berbuka puasa, kami sengaja datang ke daerah Arab, dimana kafe-kafe sudah menyediakan berbagai pilihan menu berbuka puasa. Kue-kue ditata sampai menjulang, teh mint kegemaran kami akan menjadi minuman pembuka menghangatkan tenggorokan dan masakan khas Maroko Tajine ayam dengan citrun menjadi menu utama kami.

Si sulung pembangkit semangat

Walaupun kerap merasa sendiri namun tahun ini semangat saya berpuasa lebih meningkat, karena Adam yang sudah 10 tahun begitu bersemangat menjalankan ibadah puasa ini bersama kami.

Tahun lalu Adam sudah mulai ikut berpuasa, namun berhubung magribnya malam dia hanya berpuasa setengah hari saja, hanya pada saat akhir pekan baru Adam menjalankan hingga magrib. Tahun ini berhubung puasa jatuh saat liburan sekolah, maka Adam berniat untuk menjankan hingga magrib sesering mungkin.

Benar memang jika anak bisa mengubah kebiasaan orang tua. Saya dan Kang Dadang jika sahur malas sekali masak, hanya makan kue bolu dan teh manis. Hari pertama berpuasa di bulan Ramadhan ini, kebiasaan kami terulang, kue bolu dan teh manis jadi menu sahur. Sementara Adam makanannya komplet benar!

Hari kedua puasa, saya diserang sakit kepala luar biasa. Mau berbuka juga sayang, saya pikir selama masih bisa bertahan saya akan coba berpuasa. Tapi memang yang ada badan saya jadi lemas dan maunya rebahan terus!

Sementara si Adam, boro-boro tidur siang, asyik saja dia bermain dengan adiknya sambil jingkrak-jingkrakan! Saya tanya apa dirinya tidak lemes? Tidak haus? Tidak lapar? Jawabnya "Ya nggak lah mah, kan perut Adam sudah diisi roti sosi, susu, jus appel dan telur setengah matang, cukup deh bensin perut sampai magrib!" jawabnya nyengir.

"Emang mamah sama papa...sahur cuma ama kue doang...makanya bensinnya habis...jadi badannya mogok deh!" ledek Adam.

Hari ketiga sahur, saya paksakan untuk makan seperti anak kami, malu juga disindir anak 10 tahun. Memang benar energi saya agak lumayan nggak terlalu lemas seperti biasanya. Sementara Kang Dadang yang memang kebiasaan sehari-harinya tak pernah sarapan, masih memegang teguh sahur dengan kue bolunya. Tapi biarlah, hitung-hitung diet karena selama liburan berat badannya bertambah 3 kg.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com