Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menengok Terowongan Cu Chi

Kompas.com - 30/10/2010, 03:03 WIB

Terowongan yang disediakan untuk dijelajahi wisatawan ini berjarak pendek dengan tiga pilihan lubang keluar. Sebagian besar keluar dari lubang pertama yang jarak tempuhnya hanya beberapa meter. Sebagian lagi keluar dari lubang kedua yang jarak tempuhnya sekitar dua puluh meter. Hanya beberapa anak muda keluar dari lubang ketiga yang jarak tempuhnya sekitar lima puluh meter.

Namun, ada juga yang baru masuk beberapa langkah sudah mundur keluar dari lubang masuk karena mereka tidak tahan pengapnya atau mereka merasa ngeri harus merangkak di terowongan yang suram yang hanya diberi penerangan minim (lampu 5 watt) di beberapa sudut.

Suvenir khas perang

Sepanjang jalan di tengah hutan yang kami tempuh terhampar sejumlah diorama yang menggambarkan aneka kegiatan gerilyawan Vietkong, mulai dari membuat senjata dari besi rongsokan sampai menggergaji peluru mortir untuk diambil mesiunya.

”Secara lugu dan sederhana mereka menggergaji mortir. Apa yang terjadi? Gesekan gergaji yang mereka lakukan itu menimbulkan panas sehingga membuat mortir di hadapannya meledak dan mencelakai diri mereka. Maklumlah, mereka petani-petani sederhana. Namun, mereka cepat belajar dari kejadian tersebut. Sejak kejadian itu, selanjutnya mereka menggunakan gayung terbuat dari batok kelapa untuk mengucurkan air guna menurunkan panas yang disebabkan oleh gesekan-gesekan gergaji dan akhirnya berhasil mengambil mesiunya tanpa terjadi ledakan,” tutur pemandu kami.

Juga dipamerkan aneka jenis jebakan sederhana, tetapi mematikan, yang menggunakan media mulai dari bambu runcing sampai paku dan potongan besi yang runcing. Bentuk jebakannya juga beraneka ragam, mulai model jebakan hewan sampai model pintu. Jebakan-jebakan tersebut buatan Vietkong dengan dibantu rakyat setempat. Sebuah tank hasil rampasan dari tentara Amerika Serikat juga dipamerkan di sini.

Di ujung akhir perjalanan menjelajahi hutan Cu Chi, ada sebuah bangunan barak yang memamerkan barang-barang suvenir khas yang menyangkut perang Vietnam, seperti topi kain gerilyawan Vietkong yang berhiaskan gambar bintang merah, topi khas pejabat kolonial Perancis, dan korek api gas yang ditatah dengan nama-nama peleton tentara Amerika Serikat yang pernah beroperasi di Vietnam. Juga ada alas kaki yang biasa digunakan gerilyawan Vietkong berupa sandal yang terbuat dari bahan karet. Sandal ini dijual seharga 40.000-50.000 new dong (sekitar Rp 40.000) bergantung pada besar-kecil ukuran sandal.

Tidak jauh dari barak tempat penjualan suvenir, ada lapangan latihan menembak. Di lapangan menembak ini wisatawan bisa menggunakan senjata hasil rampasan perang untuk menguji kemahiran menembak.

Untuk satu peluru yang ditembakkan, wisatawan dikenai tarif 25.000 new dong (sekitar Rp 20.000). Dari tempat inilah suara tembakan senjata api yang kami dengar ketika akan memasuki hutan Cu Chi tadi berasal. (SN Wargatjie Wartawan di Semarang)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Dua Bandara di Jateng Tak Lagi Berstatus Internasional, Kunjungan Wisata Tidak Terpengaruh

    Dua Bandara di Jateng Tak Lagi Berstatus Internasional, Kunjungan Wisata Tidak Terpengaruh

    Travel Update
    Batal Liburan, Bisa Refund 100 Persen dari Tiket.com

    Batal Liburan, Bisa Refund 100 Persen dari Tiket.com

    Travel Update
    Emirates Ajak Terbang Anak-anak Autisme, Wujud Layanan kepada Orang Berkebutuhan Khusus

    Emirates Ajak Terbang Anak-anak Autisme, Wujud Layanan kepada Orang Berkebutuhan Khusus

    Travel Update
    Harga Tiket Masuk Terbaru di Scientia Square Park Tangerang

    Harga Tiket Masuk Terbaru di Scientia Square Park Tangerang

    Jalan Jalan
    Ada 16 Aktivitas Seru di Scientia Square Park untuk Anak-anak

    Ada 16 Aktivitas Seru di Scientia Square Park untuk Anak-anak

    Jalan Jalan
    Sungailiat Triathlon 2024 Diikuti 195 Peserta, Renang Tertunda dan 7 Peserta Sempat Dievakuasi

    Sungailiat Triathlon 2024 Diikuti 195 Peserta, Renang Tertunda dan 7 Peserta Sempat Dievakuasi

    Travel Update
    Cara Akses Menuju ke Pendopo Ciherang Sentul

    Cara Akses Menuju ke Pendopo Ciherang Sentul

    Jalan Jalan
    YIA Bandara Internasional Satu-satunya di Jateng-DIY, Diharapkan Ada Rute ke Bangkok

    YIA Bandara Internasional Satu-satunya di Jateng-DIY, Diharapkan Ada Rute ke Bangkok

    Travel Update
    Harga Tiket Masuk dan Menginap di Pendopo Ciherang Sentul Bogor

    Harga Tiket Masuk dan Menginap di Pendopo Ciherang Sentul Bogor

    Jalan Jalan
    Pendopo Ciherang, Restoran Tepi Sungai dengan Penginapan

    Pendopo Ciherang, Restoran Tepi Sungai dengan Penginapan

    Jalan Jalan
    Cara Urus Visa Turis ke Arab Saudi, Lengkapi Syaratnya

    Cara Urus Visa Turis ke Arab Saudi, Lengkapi Syaratnya

    Travel Update
    Pendaki Penyulut 'Flare' di Gunung Andong Terancam Di-'blacklist' Seumur Hidup

    Pendaki Penyulut "Flare" di Gunung Andong Terancam Di-"blacklist" Seumur Hidup

    Travel Update
    10 Tempat Wisata Indoor di Jakarta, Cocok Dikunjungi Saat Cuaca Panas

    10 Tempat Wisata Indoor di Jakarta, Cocok Dikunjungi Saat Cuaca Panas

    Jalan Jalan
    Rute Transportasi Umum dari Cawang ke Aeon Deltamas

    Rute Transportasi Umum dari Cawang ke Aeon Deltamas

    Travel Tips
    Australia Kenalkan Destinasi Wisata Selain Sydney dan Melbourne

    Australia Kenalkan Destinasi Wisata Selain Sydney dan Melbourne

    Travel Update
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com