Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menu Kesetiaan di Pekalongan

Kompas.com - 18/01/2011, 08:45 WIB

Untunglah Wasduri mampu membangun jaringan pelanggan setia yang turun-temurun. ”Yang datang ke warung kami itu kebanyakan pelanggan dari almarhum Bapak. Banyak yang sudah tinggal di luar kota, tapi kalau ke Pekalongan selalu mampir ke tempat kami sambil membawa anak-anaknya,” kata Indah.

Sate geblek terkenal karena keempukannya dan racikan bumbu kacangnya. Setiap hari Indah memerlukan sekitar 20 kilogram bagian kepala dan kaki kerbau. ”Bagian kaki dan kepalanya dimasak dengan alat presto, direbus dengan bumbu-bumbu, begitu sudah empuk, segera dipotong-potong dan langsung ditusuki, baru kemudian dibakar,” tambahnya.

Indah bertekad meneruskan usaha bapaknya meskipun ia mengakui keuntungan yang diperolehnya semakin hari semakin kecil karena harga bahan baku yang terus naik. ”Di dalam wasiatnya, Bapak meminta saya untuk meneruskan usahanya. Insya Allah saya bisa melanjutkan,” kata Indah.

Melintasi Pekalongan juga belum terasa komplet kalau tidak singgah di Warung Nasi Uwet Haji Zarkasi yang sudah membuka usahanya sejak tahun 1959. Di dinding warungnya di Jalan Sulawesi masih terpasang foto hitam putih Zarkasi dengan menteri penerangan zaman Orde Baru, Harmoko. Zarkasi meninggal dunia pada Februari 2010. Usahanya kemudian dilanjutkan anak-anaknya.

Unsur utama dalam nasi uwet adalah semur jeroan kambing. Setelah nasi disiram dengan kuah semur beserta isinya (selain jeroan, ada juga tahu dan telur), lauknya masih bisa ditambah dengan paru goreng, kerik tempe, atau sate.

Seperti juga di berbagai rumah makan di Pekalongan, di sini kita akan ditanya, apakah nasi yang dipesan itu megono atau nasi biasa. Megono berupa rajangan halus nangka muda, kecombrang, serai, dan parutan kelapa (seperti serundeng) yang dicampurkan pada nasi.

Memang menu nasi ulet cukup berat untuk sarapan pagi. Tapi, inilah saat yang paling baik untuk menikmati nasi uwet Zarkasi karena menjelang siang dagangan sudah ludes...

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com