Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

New Delhi, Beda dengan di Film...

Kompas.com - 10/03/2011, 12:44 WIB

Tiba-tiba ingatan kami kembali pada sebuah pemandangan tak biasa yang tadi sempat kami temukan sepanjang perjalanan menuju flat, tak habis pikir, sapi dan kerbau plus kotorannya berkeliaran dimana-mana, di jalan utama ditengah kota, bak artis yang mangkal ditengah trotoar jalan raya. Tapi aneh, tak ada yang mengusir, apalagi menabraknya. Pertanyaan dibenak kami itu kemudian terjawab dari sms yang kami dapat dari ayah, mengingatkan kami untuk menghormati dan menghargai segala budaya dan kepercayaan yang ada. Rupanya, sapi di India, merupakan hewan suci yang dihormati umat Hindu.

Beranjak siang kami bergegas menuju Metro Train Station terdekat di bilangan Vikash Puri dengan menggunakan ricksaw atau becak ala India, menyusur pada  tengah riuhnya pasar distrik di bilangan kota ini, lalu lintas mulai amburadul tak ada lampu lalu lintas yang mengatur, seradak seruduk kendaraan lainnya berusaha saling mendahului, suara bising  klakson makin membuat panas hari ini. Untungnya tak sampai 20 menit kami tiba di stasiun monorel yang dimaksud.

Metro Train Station merupakan transportasi darat paling digandrungi di kota ini, dari mulai kenyamanannya hingga harganya yang masih terjangkau, monorel yang tak kalah bagusnya dengan negara lain itu dilengkapi dengan security screening dengan check body terbilang ketat, beberapa petugas berseragam kepolisian nampak sebagai pengaman fasilitas umum tersebut. Kami harus jeli memperhatikan kemana arah flatform yang dituju, karena hampir semua sign disini bertuliskan abjad Hindi.

Tak lama menunggu, kereta menuju Rajiv Chowk alias stasiun pemberhentian terdekat di Connaught Place akhirnya datang. Hmmm, semilir bebauan rakyat India mulai menyengat tajam seketika pintu kereta otomatis terbuka, lalu mau apalagi dalam benak kami, hadapi saja, konsekuensinya kami jadi sering menutup hidung menampik bau curry-curyan tersebut.

Untungnya hanya 13 stasiun pemberhentian yang harus kami lewati, tak lebih dari setengah jam kami tiba di pusat Metro Train Station di bilangan pusat kota New Delhi, tepatnya di Rajiv Chowk. Seperti pada fasilitas-fasilitas umum lainnya kita harus sangat jeli dan teliti melihat sign tujuan yang dimaksud, beberapa line nampak membingungkan kami karena bahasanya terbilang dalam honocoroko Hindi. Tapi untunglah di beberapa lorong pintu keluar terdapat tulisan abjad biasa, kami bergegas mencari exit line menuju Connaught Place.

Nampak dari luar Connaugh Place merupakan pusat agrobisnis bergengsi di kota Delhi, berjejer toko-toko yang menawarkan berbagai macam barang dengan tingkat kualitas, pada jalan utama yang kami lewati nampak banyak showroom fashion branded kelas dunia, dan berbagai restauran modern ala mediteranian bahkan Oriental dishes. Kami kemudian masuk pada sebuah restoran bernama Indian Coffee Cafe, restoran ini tampak elite dengan penjaganya yang berseragam etnik formal menyambut kami ramah, terbilang ketat karena yang masuk harus sudah pesan terlebih dahulu.

Di sudut meja sebelah kanan akhirnya kami melabuhkan makan siang kami bersama Shiva, Laura dan Lady Lawyer, wanita asal Amerika yang salah satunya merupakan American Ambasador Couchsurfing. Tak benar-benar makan siang, kami hanya memesan secangkir kopi seharga dominan setaraf kafe elit di bilangan Blok M. Setelah melalui serangkaian obrolan dan berbagi perjalanan, akhirnya kami sepakat menuju beberapa tempat wisata terdekat sekitaran kota Delhi.

Agenda pertama membawa kami menuju pusat landmark kota New Delhi, dengan mobil mini sedan yang dikemudikan Shiva, kali ini kami urunan sebesar 200 rupees per orang untuk bensin. Mobil tanpa AC tersebut melesat cepat dalam riuh lalu lalang kendaraan lainnya menuju komplek landmark di bilangan Vijay Chowk, daerah Vijay Chowk juga dikenal sebagai pusat kepemerintahan Delhi, berbagai kantor pemerintahan dan gedung parlemen bercokol di areal komplek sipil.

Kunjungan pertama kami dibawa tuan rumah menuju India Gate, ibarat tugu selamat datang di bilangan Thamrin, Jakarta, India Gate juga merupakan Tugu selamat datang di negara ini, dikelilingi taman-taman yang cantik dan luas tertata rapi, statusnya seperti Monas yang laris manis menjadi tujuan utama para pelancong ketika tiba di kota ini. Tak hanya itu, situs sejarah api suci “amar bhawan” yang dikobarkan pada bagian bawah monumen yang penuh nama-nama di sekitaran dindingnya tersebut, nampak menghembuskan aroma sejarah masa silam, bagi para pahlawan nasional India yang gugur dalam memperjuangkan kemerdekaan negara ini

Puas mengabadikan kedatangan kami di Monumen “Welcome to India” ini, kami bergegas menyusur pada landmark kota Delhi lainnya yang terletak di Jalan Mathura di bilangan Nizamudin Timur, Delhi. Humayun Tomb tercatat sebagai tourist atraction setelah Qutb Minar. Bangunan yang keseluruhannya didominasi material bata merah, bata putih dan marmer tersebut nampak anggun dan apik, menampakkan jelas citra dari sang mpunya hajat, konon menurut sejarah bangunan ini didedikasikan oleh Haji Begum yang tak lain adalah Istri sang Raja Humayun untuk suami tercintanya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com