Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Yuk, Gowes di Jatiluwih...

Kompas.com - 09/06/2011, 09:01 WIB

BERAGAM cara bisa dilakukan untuk menikmati sajian keindahan alam yang dihadirkan persawahan Jatiluwih, Tabanan, Bali. Tak puas hanya memandang, mari nikmati kesegaran udaranya dengan bersepeda menyusuri pematang sawah.

Kawasan wisata Jatiluwih, Selasa (17/5/2011) dipenuhi wisatawan mancanegara, yang umumnya berasal dari Eropa, seperti Swiss, Perancis, Belanda. Wisatawan domestik yang menikmatinya hanya segelintir orang.

Desa Jatiluwih berada dibawah Gunung Batukaru dengan ketinggian sekitar 800 mdpl di Kecamatan Penebel, Kabupaten Tabanan. Lokasinya berjarak 50 kilometer utara Denpasar atau sekitar 1,5 jam perjalanan dengan berkendara mobil atau sepeda motor.

Berjalan kaki menyusuri pematang sawah menjadi hal lazim yang dilakukan wisatawan untuk merasakan dan menyentuh langsung bulir-bulir dari tanaman padi yang eksotis ini.

Selain berjalan kaki di sepanjang pematang sawah, wisatawan juga bisa menikmatinya dengan bersepeda. Ada beberapa jalan setapak yang bisa dilalui dengan bersepeda.

Jalur ini mengantarkan wisatawan memasuki lebih jauh hamparan sawah yang segera panen dalam waktu dekat. Selain menikmati keindahan hamparan sawah, Anda juga bisa menyimak aktivitas warga setempat yang berjalan kaki mengusung daun kelapa kering atau menjunjung keranjang.

Bersepeda memberikan keleluasaan menyusuri jalan menurun atau menanjak mengikuti bentuk persawahan. Penyewaan sepeda di kawasan belum tersedia. Anda bisa membawa sepeda sendiri dan mengayuhnya dengan gembira sambil menikmati keindahan alam Jatiluwih.

Selain bersepeda menyusuri pematang sawah, Anda bisa menyusuri jalan aspal yang berliku, naik turun di sepanjang Desa Jatiluwih.

Jika belum puas bersepeda menyusuri petak sawah, wisatawan dapat menyusuri jalan setapak yang mengantarkannya memasuki hamparan sawah yang lebih luas lagi. Sepanjang perjalanan, hanya terpampang hamparan sawah dengan dihiasi beberapa pohon kelapa atau pondok kecil tempat beristirahat di tengah pematang sawah.

Padi Jatiluwih

Padi Jatiluwih tentu berbeda dengan tanaman padi yang biasa ditanam petani atau beras yang kita santap sehari-hari. Padi Jatiluwih adalah tanaman padi beras merah yang hanya ada di Jatiluwih dan beberapa desa lainnya di Bali. Namun, persawahan Jatiluwih menghadirkan pesona yang menakjubkan karena bentuknya yang berundak dan berliku mengikuti bentuk perbukitan.

Perjalanan yang panjang, berliku dan melelahkan langsung terhapus setelah menyaksikan hamparan sawah hijau yang membentang di atas perbukitan yang berkelok. Hempasan semilir angin yang turun dari Gunung Batu Karu memberikan kesejukan bagi jiwa dan raga.

Memasuki bulan Mei, hamparan sawah Jatiluwih mulai menyembulkan bulir padi yang mulai berwarna kehijauan keemasan. Kombinasi menghadirkan gradasi warna yang menarik antara bulir padi dengan batang daunnya yang hijau tua bagaikan hamparan karpet yang membentang di perbukitan.

Padi di Jatiluwih, mulai ditanam pada bulan Januari 2011 dan akan memasuki masa panen pada bulan Juni 2011. Selama satu tahun, petani di desa ini hanya menanam padi dalam sekali.

Padi yang ditanam adalah jenis padi beras merah yang menjadi unggulan padi di Jatiluwih. Kini, batang padi Jatiluwih telah setinggi satu mater. Beberapa petak sawah mulai menguning.

Persawahan Jatiluwih tak pernah habis menghadirkan cerita dan sensasi yang berbeda bagi pengunjungnya. Jika pada musim tanam, wisatawan menyaksikan petani membajak sawah dan menanam bibit padi, kini setelah mendekati musim panen, wisatawan mendapatkan panorama hamparan sawah yang berwarna hijau keemasan.

Jatiluwih selalu memberikan cerita yang mengesankan bagi wisatawan...

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com