Ada apa di dalam Kremlin? Sisihkan waktu 1 hari untuk menikmati keindahan istana dan museum di dalam Kremlin, Lapangan Merah dan musoleum Lenin. Memasuki area dalam Kremlin, pelancong dipastikan akan terhanyut menikmati suasana tempat tinggal raja-raja Rusia abad 15-17. Berbagai gereja dan istana yang dibangun semasa Raja Ivan III terawat dengan apik membuat khayalan kita melayang ke beberapa abad silam.
Di dalam Kremlin teronggok lonceng raksasa yang dibuat pada tahun 1733-1735, dengan berat 201 ton 924 kg dengan ketinggian 6,14 m. Lonceng tersebut belum sempat dipakai karena ada bagiannya yang rusak. Disamping itu, pelancong juga bisa menemukan meriam raksasa dengan berat 40 ton.
Selain berdiri megah istana kerja Presiden Rusia yang difungsikan sampai sekarang, terdapat juga istana yang dibangun setelah Revolusi 1917 dimana sekarang digunakan untuk pertunjukkan konser dan balet.
Di sisi sebelah kiri, terdapat museum aneka alat perang koleksi istana raja-raja Rusia. Yang tidak boleh dilewatkan adalah satu ruangan yang mempertontonkan keindahan batu berlian 190 karat yaitu “Diamond Fund”. Inilah ruangan yang dipuja oleh kaum hawa.
Mengunjungi musoleum Lenin merupakan pengalaman tersendiri. Jasad pemimpin Rusia terbaring sekan sedang tidur lelap. Hening, sunyi dan hanya ada lampu kecil yang menyinari jasadnya. Penjaga siap siaga sepanjang jalan menuju ruangan tempat Lenin berbaring. Tak sedikit pun pengunjung boleh berbicara di musoleum kecuali hanya memandang sang pemimpin masa lalu sambil berjalan. Seolah, Lenin masih berbicara dengan para pengunjung bahwa eranya boleh berhenti tapi dirinya masih tetap dihormati. Tak pelak, meski di musim dingin, pengunjung rela antre dari pagi untuk bisa melihat langsung jasad sang penguasa di Zaman Uni Soviet tersebut.
Tepat berseberangan dengan Musoleum Lenin, terdapat gedung megah dengan arsitektur sangat khas Rusia yang dibangun tahun 1880. Itulah pusat pertokoan “GUM” paling tersohor di Moskwa yang ikut mempercantik Lapangan Merah. Semua merk terkenal dunia ada disana. Sebut saja Hugo Boss, Ferragamo, Kenzo, Cartier dan lainnya semua ada. Karena saking mahalnya barang-barang yang dijual di GUM, sebagian orang Rusia bilang, GUM tak ubahnya sebuah museum modern, karena bagi sebagian orang hanya bisa menikmati keindahan koleksi barang-barang yang ditawarkan tanpa bisa membelinya.
Di GUM inilah pelancong harus mencicipi es krim Rusia yang sangat terkenal. Hampir di semua sudut GUM terdapat penjual es krim “Gastronom No.1”. Sepanjang tahun, baik musim dingin apalagi musim panas, dengan berbekal 50 rubel (1,65 dollar) pelancong bisa mencicipi kelezatan aneka rasa es krim sambil menikmati air mancur yang ada di dalam gedung. Harum, indah, nyaman dan elegan.
Lapangan Merah berasal dari bahasa Rusia yakni Krasnaya Plosyad. Pada galibnya, Krasnaya Plosyad juga berarti lapangan yang cantik. Kebetulan saja, lapangan itu dihiasi dengan sebuah bangunan berwarna merah dan pengusaha zaman komunis diasosiasikan dengan warna merah. Masih ingat kan, Soviet saat itu juga dijuluki negeri Beruang Merah, meskipun beruangnya banyak berwarna putih?
Kata cantik melekat pada square tersebut, konon muncul setelah berdirinya Gereja St. Basil yang dihiasi dengan kubah warna warni bak bawang bombai (layaknya kubah masjid di Indonesia). Gereja tersebut merupakan simbol kemenangan Rusia atas penjajahan Tatar selama 300-an tahun, yaitu ketika Raja Ivan III berkuasa. Anehnya, kubah gereja itu kini ditiru sebagai kubah masjid yang berdiri di jalan tol dekat Bandara Soekarno-Hatta.
Pagi, siang, sore malam, Lapangan Merah tak pernah sepi pengunjung. Mereka berfoto ria dari berbagai sudut dengan aneka gaya. Rakyat biasa, selebritas, politikus yang pernah ke Moskwa boleh dikatakan pasti mengunjungi Lapangan Merah. Disinilah sebagian besar event di Moskwa diadakan, mulai seremonial resmi pemerintah seperti peringatan hari kemenangan tanggal 9 Mei, atraksi jet darat formula 1 ataupun festival marching band antar negara.