Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pesan Lingkungan Lewat EcoMonopoly

Kompas.com - 29/07/2011, 04:03 WIB

”Saya usul membuat permainan bertema lingkungan, seperti monopoli, tapi enggak terlalu ditanggapi,” tuturnya.

Sepulang ke Tanah Air, Annisa melihat pengumuman kompetisi Danamon Young Leaders Awards. Ia lalu mengusung idenya yang sempat dimentahkan di Malaysia. Annisa menggagas EcoMonopoly dengan bentuk awal yang masih sangat mirip dengan monopoli. Hanya ia memilih kota-kota ramah lingkungan dan memberi informasi seputar itu, seperti Bogota (Kolombia) yang terkenal dengan kebijakan pemerintahnya menyulap permukiman kumuh menjadi area publik, seperti taman bermain anak-anak.

Sementara sebagai pengganti properti yang dibangun, seperti dalam permainan monopoli, pada EcoMonopoly dengan tema kota ramah lingkungan itu, Annisa menggantinya dengan jumlah pohon yang ditanam.

”Tema itu sempat dikenalkan ke anak-anak SD di Babakan selama dua bulan,” tuturnya.

Namun, dari uji coba itu, Annisa mendapat masukan untuk pengembangan EcoMonopoly. Ia merasakan tema kota ramah lingkungan terlalu berat bagi anak-anak. Ia lalu mengembangkan tema ”Taman Nasional” dengan mengenalkan taman nasional yang ada di Indonesia. Belakangan, ia menghasilkan tema ”Jejak Karbon”.

Dikira plagiat

Langkah Annisa untuk mengembangkan EcoMonopoly tidak selalu mulus. Pada awal karyanya terpilih sebagai lima besar pada ajang Danamon Young Leaders Award 2009, ada salah seorang dosennya yang mempertanyakan apakah Annisa ”mengambil” ide orang lain. Sang dosen mengaku yakin pada salah satu lomba di mana ia menjadi juri ada peserta yang mengusung permainan hampir serupa.

”Saya bilang enggak pernah tahu ada seperti itu. Saya hanya berpikir sendiri. Akhirnya saya sampai nangis dan curhat ke teman-teman dan dosen lain,” tuturnya.

Dari mereka, Annisa mendapat suntikan semangat untuk terus berkarya. Beberapa temannya bahkan turut membantu mendesain ”papan” EcoMonopoly. Ada pula yang membantu membuatkan perlengkapan permainan dari produk daur ulang limbah.

”Yang menyenangkan juga ketika ada beberapa anak SD yang memainkan EcoMonopoly, lalu mulai menerapkannya. Misalnya, ada anak-anak yang mulai membawa botol minum untuk mengurangi limbah plastik minuman atau botol plastik,” tuturnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com