Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lele Pun Populer di Kalimantan

Kompas.com - 14/01/2012, 03:01 WIB

Dwi Bayu Radius

Dulu, lele sama sekali tak dilirik di Palangkaraya, Kalimantan Tengah. Konsumen menganggap ikan itu hidup di lingkungan yang kotor. Namun, Farchan Slamet (38) bersama para petani ikan mengubah stigma itu. Sekarang, ia malah kewalahan melayani permintaan lele.

Dikisahkan Farchan, lele ditolak karena konsumen jijik. Lele dikira dipelihara di tempat yang tak higienis. Sebagian masyarakat daerah tertentu malah menganggap lele bukan ikan.

Farchan memelihara lele sejak tahun 2002. Namun, pandangan negatif itu membuat Farchan susah menjual lele. Ia menawarkan lele kepada penjual ikan, tapi ditolak. Farchan mengalihkan target kepada pengelola warung tenda, tapi mereka pun enggan menerima lele.

”Katanya, daging lele kenyal seperti karet. Jorok lagi. Akhirnya, saya kasih dulu lele untuk 10 warung tenda. Bayar belakangan,” ucap Farchan. Tiap-tiap warung tenda diberi 2 kilogram (kg) lele. Itu pun hanya lima pengelola warung tenda yang setuju.

”Kalau laku, baru dilunasi. Tidak laku, tak usah bayar. Lele seperti tak ada harganya. Dibuang-buang,” ungkap Farhan. Ayah dari M Zuhal Alifardani (11) dan M Fathoni Putrafardani (8) itu kembali dua hari kemudian. Ternyata pengelola warung tenda justru menyodorkan permintaan lele tambahan.

Ia lakukan apa pun agar lele dikonsumsi lebih luas. Karena itu, ia juga merangkul petani ikan untuk membudidayakan lele. Demi menggairahkan minat petani, Farchan mempertaruhkan kelangsungan usahanya. Ia memberi jaminan, lele pasti dibeli.

”Tapi, kalau lele tak dijual, saya bangkrut. Maka, pasar harus terus dicari,” kenangnya. Ia juga menghadapi masyarakat yang antipati terhadap lele dengan membuat abon dan kerupuk. Setelah memakannya, mereka diharapkan bisa mengonsumsi lele.

Pesanan teratur akhirnya diperoleh Farchan tahun 2005 sekitar 5 kuintal per bulan dengan langganan pengelola warung tenda. Seiring dengan itu, petani ikan mitra Farchan terus bertambah hingga 300 orang saat ini.

Kapasitas produksi lele dari Farchan dan rekan-rekannya sekitar 750 kg per minggu. Respons amat positif pada lele diindikasikan dari besarnya permintaan pelanggan. Lele yang dipasok Farchan baru bisa memenuhi 25 persen dari total permintaan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com