Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bajawa, Udaranya Dingin, Alamnya Cantik

Kompas.com - 03/02/2012, 18:21 WIB

Belaraghi dapat ditempuh dari Desa Beiposo dekat Bajawa dengan trekking sejauh kira-kira 11 kilometer atau dari Desa Paukete di dekat Aimere yang tidak begitu jauh dengan melalui bukit-bukit yang berada di selatan Pulau Flores sejauh 3 kilometer. Dari atas bukit ini terlihat ladang yang teramat luas hingga laut yang seakan tak berbatas. Belaraghi menampilkan kesederhanaan yang hampir sempurna untuk dinikmati.

Bagi mereka yang tidak begitu banyak memiliki waktu luang di Ngada namun ingin melihat desa tradisionalnya, Gurusina adalah alternatif terbaik. Di sana dapat  dilihat kekayaan budaya Ngada seutuhnya, mulai dari rumah tradisional, sao pu’u, a sa’o lobo, ngadhu, dan bhaga. Di Gurusina kegiatan bercocok tanam lebih ke arah penanaman jagung, kelapa, pisang dan juga kopi, cengkeh, kakao, serta kemiri. Menenun dan menganyam adalah kegiatan untuk para perempuan sebagai penghasilan tambahan. Jarak ke Gurusina sekitar 19 km dari Bajawa ke arah Bena, terus lewati desa tradisional Bena dan ikuti arah ke Gurusina untuk sejauh 4 km dari persimpangan.

Bumikita adalah tempat selanjutnya untuk menghilangkan rasa pegal atau jenis gangguan kesehatan lainnya saat berada di Ngada. Bumikita adalah sebuah sebuah pusat kebugaran yang dikelola oleh Ibu Maria Re’o atau sering disebut Mama Mia. Ia terkenal ramah dan murah senyum. Proyek obat-obatan tradisional yang ditanam di kawasan Bumikita adalah andalan pusat kebugaran yang terletak di Desa Ndaru ini. Tempatnya asri, tak jauh dari Bajawa.

Bila ingin menikmati aliran hangat menyelimuti tubuh di keaslian alam Flores, datanglah di pusat pemandian mata  air panas di Soa yang bernama Mengeruda Hotspring. Air yang begitu besar debitnya keluar dari bawah pohon besar dan jernih airnya begitu memesona. Aliran airnya bercampur dengan sungai air dingin dan akhirnya menyajikan air hangat yang menggelontor dari ketinggian yang menghasilkan seperti air terjun. Para wisatawan asing nampak tertidur di atas batu yang dialiri air hangatnya. Mereka bisa berlama-lama di sana untuk menghilangkan kepenatan dalam petualangan. Tempat ini sekitar 23 km dari Bajawa.

Di Ngada terdapat acara tahunan yang merupakan acara tahun baru bagi suku etnis Ngada yang disebut Reba. Acara ini melibatkan berbagai desa tradisional dan tak dipungkiri lagi, acaranya begitu semarak dan penuh keceriaan tradisi Ngada. Di hari kedua Reba, yang disebut Sedo Uwi, masyarakat akan mengenakan baju tradisional terbaik mereka dan fotografer akan begitu puas dengan hari kedua ini.

Tinju tradisional merupakan salah satu acara masyarakat lainnya yang menarik begitu banyak massa. Di Soa, masyarakat menyebutnya sagi. Di tempat lain seperti di Nagekeo, mereka menyebutnya mbela. Di Boawe, tinju tradisional ini disebut etu. Sejarahnya memang tak jelas, tapi arena atau kisanatha ini tak pernah sepi karena di sinilah para pemuda unjuk kegagahan, ingin membuktikan kejantanan, keterampilan, dan daya tarik memikat wanita mereka. Mereka mengenakan kain tradisional di badannya yang hampir tak berpelindung, juga sebuah tai kolo atau wholet, sebuah bilah batang aren yang dibalut kain dan berhias kulit kerbau. Sagi ini hanya dilakukan pada waktu tertentu yang ditetapkan oleh adat. Bila dilakukan di luar waktu maka ada sangsi adat yang dijatuhkan. (ANGKE/HIM)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com