Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Minggu Pagi di Gereja Tua Sikka

Kompas.com - 07/04/2012, 08:58 WIB

Di Selat Malaka, ia bertemu para misionaris Katolik asal Portugis, yang lantas membaptis Lesu muda dengan nama permandian Don Aleksius dan terkenal sebagai Don Alexu Ximenes da Silva. Penguasa di Malaka, Jogo Worilla, menghadiahi Da Silva sebuah Senhor atau salib dari Portugis, berikut patung Meniho (kanak-kanak Yesus). Ditemani seorang Portugis bernama Agustinho Rosario da Gama, Da Silva pulang ke Sikka, membangun kapel kecil bagi Senhor dan Meniho yang dibawanya.

Sejak itu, Sikka rutin dikunjungi misionaris Portugis. Pada 1617, gereja Katolik menempatkan pastor pertamanya di Sikka, Pastor Manoel de Sa OP, membangun tradisi Gereja Tua Sikka yang masih kita saksikan hingga kini. Dari Sikka pula para misionaris menjelajah hingga ke Maumere, hingga Stasi Maumere didirikan pada 1873.

Seiring perkembangan kota Maumere, pada 14 Desember 2005 berdirilah Keuskupan Maumere, membawahi Paroki Sikka, cikal-bakalnya. Gereja Tua Sikka juga diikuti pendirian berbagai sekolah, termasuk Seminari Menengah pada 1926, yang kini telah ditutup. Sekolah-sekolah itu menyebarkan lulusannya ke berbagai wilayah di Flores, baik sebagai imam maupun awam.

Gereja Tua Sikka yang kini berdiri memang bukan bangunan kapel yang dahulu didirikan Da Silva. Gereja Tua Sikka hari ini adalah bangunan yang selesai didirikan pada 1899, didasarkan rancangan Pastor Antonius Dijkmans SJ, arsitek perancang Katedral Jakarta. Gereja itu dibangun mulai 1893 dan diresmikan Pastor J Engbers SJ pada 24 Desember 1899.

Pintu kayu

Pukul 06.45, pintu gerbang Gereja Tua Sikka masih terbuka, menyambut jemaat. Pintu kayu tua tebal, berurat-urat karena kering, dengan engsel pintu bertangkai yang kusam. Pintu gerbang yang sama dengan pintu gerbang yang dibuat Bruder van Leeuwnberg SJ bersama para tukang dari Larantuka, 113 tahun lalu.

Kubah gereja menggantung setinggi 10 meter, disangga oleh jalinan kuda-kuda atap dari kayu jati yang belum pernah diganti. Lukisan kaca di atas altar pun masih lukisan altar yang dipasang para pembangunnya.

Jemaat ibu-ibu hadir mencolok di dalam gereja dengan mengenakan sarung tenun ikat terbaik mereka, duduk di bangku tanpa sandaran. Semua khidmat menghadap altar berlatar dinding biru dan coklat yang dipadati ornamen lembut motif kain tenun khas Sikka. Menjelang dimulainya misa, beberapa jemaat yang terlambat berjalan memintasi makam yang berjejal di kiri-kanan bangunan gereja.

Sebuah bangunan kapel kecil di halaman utara gereja yang menyimpan Senhor dan Meniho tertutup rapat. Buah tangan Da Silva dari Malaka itu hanya dikeluarkan pada perayaan Jumat Agung, Perarakan Suci Logu Senhor. Pintu yang tertutup itu meliarkan khayal tentang sejarah yang melatarinya.

Rumah panggung pastoran di seberang Gereja Tua Sikka, yang melapuk dimakan usia hingga panggungnya jebol di sana-sini, terlihat kusam dan tertutup rapat. Dua meriam dari Malaka yang dibawa Pastor Fransisco Damato OP pada 1629 teronggok di sela rerumputan. Gedung pastoran baru telah dibangun di selatan rumah panggung itu.

Tepat pukul 07.00, ditutuplah pintu gerbang gereja. Jemaat yang terlambat berteduh di bawah pohon kelapa yang berjajar di halaman, menyimak lamat-lamat khotbah Pastor Felix Rongeytu Pr.

Saya bergabung dengan Karel, yang ”bersembunyi” di bawah naungan pohon sukun di halaman pastoran, menunggu misa selesai. Pukul 08.15, pintu gerbang gereja terbuka, keluarlah jemaat, saling memberi salam dan bertukar kabar. Beberapa lainnya menziarahi pusara-pusara di samping bangunan gereja.

Matahari mulai tinggi, satu demi satu jemaat meninggalkan halaman gereja.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com