Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mutiara NTB Baru Tergarap 12 Persen

Kompas.com - 25/06/2012, 20:21 WIB
Ni Luh Made Pertiwi F

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com – Nusa Tenggara Barat (NTB) memiliki garis pantai sepanjang 233 kilometer yang dimanfaatkan untuk budidaya mutiara dan pariwisata. Hal ini menjadikan NTB berpotensi menghasilkan 5,2 ton mutiara.

“Tapi yang tergarap baru 600 sampai 700 kilogram, jadi baru 12 persen,” kata Wakil Gubernur NTB, Badrul Munir pada saat jumpa pers Lombok Sumbawa Pearl Festival 2012 di Gedung Sapta Pesona, Jakarta, Senin (26/6/2012).

Ia menambahkan di tahun 2011 total produksi mutiara Lombok dan Sumbawa mencapai 540 kilogram. Sementara itu berdasarkan data dari pemerintah setempat, selama periode Januari-Mei 2012, total volume mutiara yang diekspor sebesar 0,155 ton.

“Selama periode tersebut, total ekspor mutiara Lombok dan Sumbawa mencapai 0,155 ton dengan nilai lebih dari 498 juta dollar AS,” ungkap Badrul.

Masih berdasarkan data yang sama, jika dibandingkan dengan tahun 2011 di periode yang sama, total volume mutiara yang diekspor sebesar 0,075 ton senilai 367.039.000 dollar AS. Hal ini menandakan antara periode yang sama di tahun 2011 dengan 2012 terjadi kenaikan volume mencapai 106,67 persen dengan kenaikan nilai 35,90 persen.

Pihaknya menargetkan di tahun 2013, volume produksi mutiara mencapai 1,2 ton. Badrul menambahkan di NTB terdapat 24 buah perusahaan mutiara dan menyerap tenaga kerja mencapai 2.345 orang.

“Kalau dihitung tenaga kerja yang diserap dalam rangka merakit mutiara untuk membuat perhiasan, maka jumlahnya jauh lebih besar,” katanya.

Badrul menambahkan pihaknya tidak lagi memfokuskan ekspor dalam bentuk bahan mentah, namun dipadukan dengan ekspor perhiasan dalam bentuk jadi.

Menurut Bambang Setiawan dari Asosiasi Budidaya Mutiara Indonesia, ada perbedaan harga antara menjual bahan baku dan perhiasan. “Harganya bisa naik dua kali lipat kalau sudah jadi perhiasan. NTB punya beberapa warna yang khas yang tidak ada di negara lain, seperti bronze, metal, dan emerald keemasan,” ungkapnya.

Bambang mengatakan transaksi perhiasan dan kerajinan NTB sudah sangat tinggi dan produk-produk tersebut telah merambah berbagai negara di dunia.

“Pelaku mutiara di Indonesia itu 70 persen orang Mataram. Itu kenapa mereka cepat eksis. Kalau ada pameran di Jakarta, pasti orang Mataram. Harga mutiara juga mahal karena kualitas tinggi, bisa satu gram harganya Rp 1 juta,” jelas Bambang.

Menurut Badrul, kualitas mutiara NTB jauh di atas kualitas beberapa negara penghasil mutiara lainnya. Sebab, mutiara Lombok dan Sumbawa memiliki warna yang khas yang tidak ada di belahan bumi lainnya.

Hal ini disebabkan NTB menjadi tempat bertemunya persebaran spesies kerang berbibir kuning atau emas yang berada di Palawan dan Filipina dengan kerang berbibir putih di Papua hingga Australia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com