Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Inilah Empat Wisata Budaya di Bangka

Kompas.com - 04/11/2012, 18:55 WIB
Ni Luh Made Pertiwi F

Penulis

KOMPAS.com – Pulau Bangka diapit oleh tiga pulau besar yaitu Pulau Sumatera, Pulau Kalimantan, dan Pulau Jawa. Selain itu, bersama-sama Pulau Belitung, Pulau Bangka yang kaya akan timah seakan membius berbagai orang dari penjuru dunia untuk datang ke pulau ini.

Hasilnya adalah beragam etnis yang pernah mendiami Pulau Bangka dan menciptakan budaya serta tradisi yang beraneka ragam di Pulau Bangka. Budaya China dan Melayu menjadi budaya dominan di pulau tersebut.

Maka, ketika orang-orang tahunya Pulau Bangka memiliki pantai-pantai cantik untuk dinikmati dan bangunan bersejarah untuk dikunjungi, Bangka mampu menawarkan lebih. Beragam atraksi budaya sampai kesenian tradisional mampu memukau wisatawan.

Bangka menyambut kedatangan penggemar wisata budaya maupun para fotografer pemburu foto-foto unik nan cantik. Ada banyak atraksi budaya yang dimiliki Bangka, berikut empat di antaranya.

Perang Ketupat. Upacara yang biasa disebut Ruah Tempilang tersebut memiliki puncak acara berupa lempar ketupat. Setiap orang saling melempari ketupat. Acara lempar ketupat ini berada di pantai Tempilang dan ditandai dengan bunyi meriam.

Upacara ini merupakan tradisi masyarakat Tempilang yang berada di Kabupaten Bangka Barat. Sebenarnya, ritual tersebut diadakan untuk memberi makan roh-roh yang baik yang merupakan penjaga desa dari roh-roh jahat.

Perang Ketupat merupakan salah satu ritual upacara masyarakat Tempilang (Kabupaten Bangka Barat). Upacara ini dimaksudkan untuk memberi makan makhluk halus yang dipercaya bertempat tinggal di daratan. Menurut para dukun, makhluk-makhluk halus yang bertabiat baik dan menjadi penjaga desa dari roh-roh jahat. Oleh Karena itu, mereka harus diberi makan agar tetap bersikap baik terhadap warga desa.

Nganggung. Acara makan bersama ini erat kaitannya dengan simbol kebersamaan dan kental dilakukan di masyarakat Bangka Belitung. Salah satunya penduduk di Desa Irat, Kecamatan Payung, Bangka Selatan. Tradisi turun temurun tersebut itu diselenggarakan sebagai pesta panen padi dan berlangsung sekali dalam setahun.

Makanan diletakkan di atas dulang yang ditutup tudung saji. Kemudian dulang-dulang ini dibawa ke masjid. Setelah doa bersama, makanan pun disantap bersama-sama.  Tradisi yang sama juga terdapat di Kota Pangkalpinang. Bisanya tiap keluarga membawa satu dulang dan dilakukan saat upacara keagamaan seperti Lebaran dan Idul Adha.

Buang Jong. Ritual sedekah laut ini ada merupakan tradisi suku Sawang yang berasal dari Belitung. Upacara yang sama juga dilakukan oleh suku Sawang yang menetap di Bangka Tengah dan Bangka Selatan.

Jong atau perahu dalam bentuk miniatur lengkap dengan sesaji dihanyutkan di tepi pantai dengan harapan memohon perlindungan bagi para orang Sawang yang pergi melaut. Salah satunya di Pantai Kumbung di Bangka Selatan. Ritual ini biasanya dilaksanakan di bulan Juni.

Ceng Beng. Selain suku Melayu, Pulau Bangka juga banyak dihuni etnis Tionghoa. Mereka menetap di Pulau Bangka ratusan tahun sejak abad ke-17. Oleh karena itu, beberapa upacara Tionghoa seperti Imlek, Sembahyang Rebut, dan Peh Cun.

Nah, salah satunya adalah Ceng Beng atau Sembahyang Kubur. Tradisi ini menyimbolkan penghormatan terhadap leluhur. Oleh karena itu, perantau biasanya pulang ke Pangkalpinang saat Ceng Beng untuk dapat melaksanakan ritual ini.

Upacara dimulai dengan membersihkan kuburan pada sepuluh hari sebelum Ceng Beng. Puncak upacara biasanya berlangsung di tanggal 5 April. Sejak dini hari hingga matahari terbit, dilaksanakan persembahyangan. Sesaji diletakan di perkuburan. Kuburan-kuburan Tionghoa pun penuh dengan lampion dan hio.

Ikuti ulasan wisata di Pulau Bangka di topik:
Weekend Yuk! Ke Bangka

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com