Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ayo Optimalkan Wisata Sungai dan Danau!

Kompas.com - 04/12/2012, 11:59 WIB
Ni Luh Made Pertiwi F

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Jika berbicara mengenai potensi sungai dan danau di Indonesia untuk pariwisata tentu tidak ada habisnya. Namun, dibutuhkan upaya sungguh-sungguh untuk mengoptimalkan sungai dan danau demi pariwisata.

"Pemetaan sungai dan danau yang dikembangkan untuk pariwisata itu sudah ada. Data ilmiahnya sudah ada sejak dulu. Mulai dari Danau Toba sampai Danau Sentani, belum lagi sungai-sungai kecil untuk rafting, itu sudah ada. Tapi pengembangan itu ada di daerah dan belum optimal," tutur Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sapta Nirwandar dalam seminar “Mengoptimalkan Sungai dan Danau Menjadi Destinasi Wisata Layak Jual” di Jakarta, Selasa (4/12/2012).

Ia menjelaskan cara mengoptimalkan sungai dan dan danau untuk pariwisata adalah pertama-tama harus menciptakan kisah sukses dengan pendekatan paling efektif. Menurutnya, berdasarkan pengalamannya, studi mengenai potensi sudah ada sejak lama.

"Seperti wisata bahari itu studinya dari tahun 1970 sudah ada, tapi kenapa Raja Ampat baru muncul sekarang, tidak dari dulu di tahun 1970," ujar Sapta.

Namun, lanjutnya, tidak ada implementasi yang cepat. Ia menjelaskan pendekatan paling efektif untuk promosikan sungai dan danau adalah melalui dua hal yaitu sport tourism atau wisata olahraga dan culture tourism atau wisata budaya.

"Seperti Sepang, siapa yang pernah mendengar Sepang. Dulu tidak terdengar. Lalu dibikin Sirkuit Sepang. Sekarang semua yang punya televisi pasti lihat Sepang setiap tahunnya," tutur Sapta.

Kisah sukses lainnya, lanjut Sapta, adalah Tour de Langkawi yang mengangkat Langkawi di Malaysia sebagai destinasi wisata dunia. Pendekatan budaya bisa dilihat di Bangkok, Thailand. Menurut Sapta, di Thailand menawarkan susur sungai dengan menonjolkan sisi sejarah. "Spot heritage diberi lampu. Jadi malam masih bisa menyusuri sungai dan bangunan heritage tetap terlihat," tuturnya.

Sungai Chao Praya di Thailand, tutur Sapta, menjadi salah satu kisah sukses pengembangan wisata sungai. Baru-baru ini, pemerintah membuat acara pariwisata dengan pendekatan olahraga di Sungai Musi bertajuk Musi Triboatton.

Menurut Sapta, pengembangan sungai dan danau melalui instruksi tertulis untuk membangun sungai danau bagi pariwisata merupakan hal yang susah. Cara terbaik menuturnya adalah dengan mengadakan acara yang memiliki nilai berita sehingga banyak diberitakan media.

"Seperti Sungai Musi, acara Musi Triboatton kemarin, itu mulai dari bupati sampai wali kota datang. Karena ada news value-nya, mereka juga buat event kecil tambahan di setiap kabupaten seperti culture performance, culinary, ada naik perahu," jelasnya.

Selain itu, seperti pengalaman pemerintah menggarap Tour de Singkarak, sebuah ajang balap sepeda yang menyusuri kabupaten dan kota di Sumatera Barat, pelaksanaan itu juga "memaksa" pemerintah daerah untuk saling berkoordinasi.

"Saat Tour de Singkarak, kalau rapat koordinasi selalu datang bupati dan wakil-nya, karena event yang memiliki news value, media banyak yang datang. Rapat koordinasi juga bisa lebih sukses karena sampai didatangi gubernur," ucapnya.

Oleh karena itu, menurut Sapta sebuah agenda bisa "memaksa" daerah untuk bergerak membangun pariwisata sungai dan danau. Tentu, lanjutnya, perlu dukungan antara pemerintah pusat dan daerah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com