Soto Buket Tepi Kali Klawing

Warung Bu Misdar sudah lima kali pindah tempat, tetapi semuanya selalu berada di wilayah Kelurahan Bancar sehingga nama bancar tetap melekat di warungnya. Di tempat terakhirnya di Jalan Ahmadi, Haji Misdar sudah berjualan sejak tahun 1982. Wartini menuturkan, soto ini merupakan resep warisan turun-temurun dari keluarga.

”Kakek saya sudah menjual soto ini sejak zaman Jepang. Waktu masih kecil, saya membantu di dapur sehingga paham bumbu-bumbunya,” katanya.

Menurut Wartini, pada tahun 1980-an, lokasi tempatnya berjualan di tepi Kali Klawing tersebut sangat strategis. Sebab, terletak di tepi jalan masuk utama ke Kota Purbalingga dari arah timur, seperti Kecamatan Kaligondang, Kejobong, Pengadegan, dan Rembang, sehingga orang-orang yang menempuh perjalanan jauh dan sudah terasa lapar pasti akan mampir.

Terbukti hingga kini, warung Bu Misdar tak pernah sepi pengunjung. Sejak buka pukul 07.00 hingga 19.00, para pembeli, mulai dari karyawan kantor, pegawai negeri, hingga wisatawan, silih berganti memuaskan hasrat bersoto ria mereka.

Menurut Misdar, sejumlah pejabat pemerintah dan artis yang berkunjung ke Purbalingga tak pernah absen mencicipi soto racikannya. Nama warung soto bancar pun banyak diklaim pengusaha lain. Tak hanya yang sekota. Nama soto bancar kini telah berkembang menjadi waralaba di banyak tempat di kota-kota besar.

Padahal, Misdar tak membuka cabang di mana pun. Hanya saja, dia memang tak mematenkan nama soto bancar yang puluhan tahun melekat di kuliner hasil olahannya itu.

”Kalau nama soto bancar juga mendatangkan rezeki bagi orang lain, saya ikut senang saja,” ujarnya tersenyum.

Walau begitu, sejarah panjang soto bancar kuah buket yang legit, segar, dan mengenyangkan itu tetap berawal di depan Pengadilan Negeri Purbalingga di tepi Kali Klawing.