GUNUNG KIDUL, KOMPAS.com - Kawasan Gunung Api Purba (GAP) Nglanggeran di Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, akan disiapkan menjadi kawasan geopark. Penyiapan dilakukan oleh pengelola kawasan tersebut bekerja sama dengan Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta.
"Kami bekerja sama dengan laboratorium terpadu UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta akan mengonservasi, khususnya flora dan fauna, karena ada beberapa tanaman unik di GAP Nglanggeran yang ternyata menyimpan cerita sejarah yang sangat menarik," kata Ketua pengelola GAP Nglanggeran Sugeng Handoko di Gunung Kidul, Senin (22/4/2013). Nota kesepakatan sudah ditandatangani, mencakup konservasi dan riset kawasan ekowisata GAP Nglanggeran.
Selain batuan yang kasat mata, kata Sugeng, keunikan yang dapat ditemukan di GAP Nglanggeran juga berupa flora dan fauna. Inilah alasan perlu dilakukannya penelitian untuk mengembangkan flora dan fauna di kawasan tersebut. Kerja sama informal dengan UIN Sunan Kalijaga sudah terjalin sejak 2010, melibatkan beberapa dosen dan mahasiswa. Salah satu dosen tersebut, Widodo, akan kembali bergabung dalam kesepakatan yang baru dibuat ini.
Profil GAP Nglanggeran
Dari situs gunungapipurba.com, Gunung Nglanggeran berlokasi di kawasan Baturagung di bagian utara Kabupaten Gunungkidul. Ketinggian kawasan ini berkisar 200-700 meter di atas permukaan laut (mdpl).
Gunung ini tepatnya masuk ke wilayah Kecamatan Patuk, sekitar 22 kilometer dari Wonosari, ibu kota Kabupaten Gunung Kidul. Gunung Nglanggeran terdiri dari banyak gunung di dalamnya, yang masing-masing punya cerita dan nilai sejarah tinggi.
Setidaknya ada sepuluh gunung di kawasan GAP Nglanggerang. Yaitu Gunung Kelir, Sumber Air Comberan, Gunung Gedhe, Gunung Bongos, Gunung Blencong, Gunung Bunchu, Tlogo Wungu, Tlogo Mardhido, Talang Kencono, dan Pamean Gadhung.
Tak semuanya kasat mata. Sejarah, fakta, dan mitos banyak meliputi kawasan ini. Namun, situs Sumber Air Comberan misalnya sampai saat ini tetap merupakan satu lokasi dengan sumber mata air yang tak pernah kering sepanjang tahun, di puncak GAP Nglanggeran.
Meski ketinggiannya tak 'bombastis', namun sampai saat ini tak sembarang orang dapat menaklukkan puncak gunung-gunung ini. Gunung Bunchu misalnya, pendaki yang bisa mencapai puncaknya baru dalam hitungan jari satu tangan.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.