Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bertualang di Alas Purwo

Kompas.com - 19/06/2013, 15:06 WIB

Sayangnya, kami belum beruntung karena gerombolan banteng ternyata berada jauh di ujung sabana. Mereka tak juga beranjak dari ujung sabana sampai meninggalkan kawasan itu.

Namun, begitu hendak balik kanan, kejutan menanti. Seekor merak hijau bertengger di salah satu mobil pengantar kami. Meski kami datang berombongan dan banyak orang yang tertarik memotret, tetapi merak jantan itu tak terlihat takut dan beranjak dari atap mobil. Ia malah memamerkan bulunya yang berkilau ditimpa matahari seolah-olah menjadi model catwalk.

Betah di Plengkung

Selepas menikmati alam liar, saatnya kami menuju ke tempat yang paling ternama, Pantai Plengkung atau G-Land. Untuk menuju pantai ini, kami harus melakukan perjalanan sekitar 5 kilometer dalam waktu 1 jam menembus hutan rimba.

Bagi peselancar, kawasan ini selayaknya surga dalam kesunyian. Mereka bisa menghabiskan waktu berminggu-minggu bahkan berbulan-bulan menikmati gulungan ombak yang tak putus-putus di G-Land.

Di kawasan ini ada tiga resor yang menyediakan tempat tinggal bagi para wisatawannya. Resor itu, di antaranya, adalah Bobby’s Surf Camp, sebuah resor mewah di tengah hutan. Manajer Bobby’s Surf Camp Hanif mengatakan, kawasan ini menjadi kawasan favorit para peselancar. Mereka datang dari sejumlah negara untuk bisa menikmati dahsyatnya gulungan ombak di G-Land. Tidak sekadar satu atau dua hari, mereka bisa tinggal berminggu-minggu bahkan sebulan lebih.

Michael Narchi, misalnya, peselancar asal California, Amerika Serikat, yang sudah tinggal berbulan-bulan di Plengkung. Michael, yang profesi aslinya adalah naturalis, memilih meninggalkan pekerjaannya dan menikmati hidup di tengah hutan. Untuk menunjang hidup, Ia bekerja part time di Bobby’s Surf Camp sebagai perawat dan pekerja serabutan.

”Ini seperti surga, setiap hari bisa bermain ombak dan menikmati kehidupan hutan,” kata Michael yang suka bercanda dan bercengkerama dengan budeng, sejenis kera ekor panjang di Alas Purwo.

Akan tetapi, Plengkung bukan kawasan selancar bagi pemula. Meski ombaknya menggoda, kondisi pantainya yang berkarang, sangat berbahaya bagi peselancar mula. Karena itu, kamp-kamp di Plengkung selalu menyediakan peralatan dan tenaga medis sebagai antisipasinya. Perpaduan ombak dan karang bisa menjadi duet maut yang bikin deg-degan bagi peselancar.

Jika bukan peselancar, G-land masih bisa dinikmati karena pantainya terkenal bening dan bersih. Kawasan hutan bakau Bedul di perbatasan Alas Purwo dan permukiman warga bisa menjadi alternatif lain jika ingin melihat burung bermigrasi.

Pada musim tertentu, kawasan yang rimbun bakau itu menjadi tempat singgah burung-burung migran dari Australia. Pemandu wisata yang ramah akan mengantarkan Anda dengan perahu klotok mengelilingi Teluk Bedul.

Kompas/Agnes Swetta Pandia Pulau Merah di Kecamatan Pesanggaran, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur.
Dari Bedul, bisa menuju ke Grajagan. Perkampungan nelayan yang pada abad XVII pernah menjadi pelabuhan pertama yang dibangun di Banyuwangi oleh kerajaan Macan Putih.

Perkampungan nelayan ini juga pernah hancur luluh akibat tsunami pada 1994. Hingga kini kawasan itu masih menjadi kawasan nelayan dengan perahu slereg khas Banyuwangi.

Perjalanan menuju berbagai pusat wisata di Alas Purwo itu tak kan cukup sehari. Transportasi, masih menjadi kendala, apalagi tidak semua mobil bisa melewati kawasan rimba. Bagi wisatawan yang gemar bertualang di kawasan Alas Purwo, agaknya banyak medan yang harus dijelajahi. (Siwi Yunita)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pengalaman ke Pasar Kreatif Jawa Barat, Tempat Nongkrong di Bandung

Pengalaman ke Pasar Kreatif Jawa Barat, Tempat Nongkrong di Bandung

Jalan Jalan
Libur Panjang Waisak 2024, KAI Operasikan 20 Kereta Api Tambahan

Libur Panjang Waisak 2024, KAI Operasikan 20 Kereta Api Tambahan

Travel Update
Pasar Kreatif Jawa Barat: Daya Tarik, Jam Buka, dan Tiket Masuk

Pasar Kreatif Jawa Barat: Daya Tarik, Jam Buka, dan Tiket Masuk

Travel Update
Berkunjung ke Pantai Nangasule di Sikka, NTT, Ada Taman Baca Mini

Berkunjung ke Pantai Nangasule di Sikka, NTT, Ada Taman Baca Mini

Jalan Jalan
10 Wisata Malam di Semarang, Ada yang 24 Jam

10 Wisata Malam di Semarang, Ada yang 24 Jam

Jalan Jalan
Tanggapi Larangan 'Study Tour', Menparekraf: Boleh asal Tersertifikasi

Tanggapi Larangan "Study Tour", Menparekraf: Boleh asal Tersertifikasi

Travel Update
Ada Rencana Kenaikan Biaya Visa Schengen 12 Persen per 11 Juni

Ada Rencana Kenaikan Biaya Visa Schengen 12 Persen per 11 Juni

Travel Update
Kasus Covid-19 di Singapura Naik, Tidak ada Larangan Wisata ke Indonesia

Kasus Covid-19 di Singapura Naik, Tidak ada Larangan Wisata ke Indonesia

Travel Update
Museum Kebangkitan Nasional, Saksi Bisu Semangat Pelajar STOVIA

Museum Kebangkitan Nasional, Saksi Bisu Semangat Pelajar STOVIA

Travel Update
World Water Forum 2024 Diharapkan Dorong Percepatan Target Wisatawan 2024

World Water Forum 2024 Diharapkan Dorong Percepatan Target Wisatawan 2024

Travel Update
Tebing di Bali Dikeruk untuk Bangun Hotel, Sandiaga: Dihentikan Sementara

Tebing di Bali Dikeruk untuk Bangun Hotel, Sandiaga: Dihentikan Sementara

Travel Update
Garuda Indonesia dan Singapore Airlines Kerja Sama untuk Program Frequent Flyer

Garuda Indonesia dan Singapore Airlines Kerja Sama untuk Program Frequent Flyer

Travel Update
5 Alasan Pantai Sanglen di Gunungkidul Wajib Dikunjungi

5 Alasan Pantai Sanglen di Gunungkidul Wajib Dikunjungi

Jalan Jalan
Pantai Lakey, Surga Wisata Terbengkalai di Kabupaten Dompu

Pantai Lakey, Surga Wisata Terbengkalai di Kabupaten Dompu

Travel Update
Bali yang Pas untuk Pencinta Liburan Slow Travel

Bali yang Pas untuk Pencinta Liburan Slow Travel

Travel Tips
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com