Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sail Komodo Harus Berdampak Lanjutan bagi Daerah

Kompas.com - 03/08/2013, 08:58 WIB

Semua ini didukung perilaku masyarakat NTT yang sopan, ramah, dan murah senyum terhadap tamu. Perilaku menerima setiap tamu (turis) sebagai ”tuan”, pembawa rezeki harus dibiasakan sejak sekarang.

Perilaku

Kasus penganiayaan dan pencopetan yang dilakukan segerombolan preman di Labuan Bajo, lokasi puncak pegelaran Sail Komodo, terhadap seorang perempuan turis, Inggrid (32), Rabu (17/7/2013), merupakan preseden buruk bagi industri pariwisata di NTT khususnya di Labuan Bajo. Kawasan itu dinobatkan sebagai pusat pariwisata, tetapi tidak ditindaklanjuti dengan perubahan perangai masyarakat setempat.

Industri pariwisata harus dibangun di atas kepercayaan para pengunjung dan konsumen. Mereka diperlakukan sebagai tuan terhormat yang datang membawa berkah. Budaya sopan dan penghargaan terhadap tamu sudah ada pada setiap masyarakat tradisional NTT, dan pemerintah hanya menata kembali.

”Membangun industri pariwisata, ibarat membangun kepercayaan terhadap orang lain, yang didukung dengan peradaban, sikap hidup, dan perilaku yang layak. Kebuasan, kebringasan, emosi meledak, dan bertemperamen keras hanya mencoreng tujuan mulia wisata itu sendiri,” kata Ola.

Ketua Asita NTT I Made Adnya mengatakan, Asita tidak dilibatkan dalam kegiatan ini. Tak ada surat resmi dari pemerintah untuk melibatkan Asita kecuali undangan lisan.

”Tetapi Asita mendukung dengan segala cara demi kesuksesan kegiatan ini. Tidak hanya kegiatan selama masa pelaksanaan, tetapi setiap anggota wajib meneruskan kegiatan itu melalui agen-agen tour dan travel yang ada di 21 kabupaten/kota,” kata Adnya.

Kepala Bappeda NTT, Wayan Dharmawan mengatakan, dana sekitar Rp 3 triliun itu bersumber dari sejumlah kementerian atau APBN untuk memperluas infrastruktur, sarana dan prasarana di setiap titik destinasi. Dana itu tidak dialokasikan pada lembaga tertentu termasuk pelaku wisata, kecuali pemenang tender proyek.

Panitia teknik Sail Komodo, Wely Pah, mengatakan, untuk urusan infrastruktur dan urusan fisik lain, tanggung jawab panitia nasional. Sementara panitia lokal bertanggung jawab atas urusan teknis seperti acara-acara, seni, budaya, dan lainnya.

KOMPAS IMAGES/RODERICK ADRIAN MOZES Aktivitas warga di Desa Pasir Panjang, Kecamatan Komodo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur, Senin (4/6/2012). Desa terletak di Pulau Rinca yang bersinggungan langsung dengan habitat komodo. Reptil purba yang hanya berada di Flores ini tersebar di sejumlah pulau seperti Pulau Komodo, Rinca, dan Gilimotang.
Sebagian besar persiapan pelaksanaan Sail Komodo belum rampung. Target pertengahan Agustus semua persiapan harus sudah rampung mencapai 95 persen. Semoga semua rencana baik ini tak hanya bermanfaat sesaat bagi segelintir orang, tapi harus berkelanjutan untuk semua masyarakat NTT.  (Kornelis Kewa Ama)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com