Untuk NTT, kegiatan ini dirasa sangat penting mengingat Indeks Pembangunan Manusia di provinsi ini masih kurang. Melalui kegiatan bertajuk ”Sail”, infrastruktur di daerah, seperti bandara, jalan, dan dermaga, dibangun/diperbaiki. Potensi daerah pun diperkenalkan kepada para investor.
Frans Lebu Raya, Gubernur NTT, mengatakan, saat ini sedang mendorong sektor kelautan/perikanan dan pariwisata sebagai unggulan potensi daerah. Sebelumnya, mereka mengedepankan pertanian jagung, kebun cendana, dan peternakan.
Agung Laksono membeberkan, kunci percepatan pembangunan NTT ada pada pertanian dan peternakan, pariwisata, peternakan dan kelautan, serta infrastruktur. Namun, di lapangan, kegiatan Sail masih jauh panggang dari api.
Sail Komodo, ajang yang diharapkan menjadi kebangkitan pariwisata NTT, justru tak dirasakan masyarakat kecil meski sebagian tamu menginap di homestay dan sehari-hari makan/minum di warung setempat.
”Bagaimana mau bangkit, tamu-tamu saya malah batal datang karena tidak dapat kamar. Semua diborong pejabat yang mau hadir ke acara Sail,” ujar Ramses, pramuwisata setempat. Alhasil, komisi dari penyewaan perahu dan mobil pun pupus.
Bahkan, pada puncak Sail Komodo 2013, warga yang sangat antusias menyimak dari dekat kegiatan malah tertahan di batas lokasi kegiatan oleh aparat keamanan.
Siang hari, saat Presiden meninggalkan lokasi dan keamanan dikendurkan, warga berlarian ke depan podium kehormatan. Namun acara sudah selesai. (Ichwan Susanto/Kris Razianto Mada)