”Mau ke mana bawa senjata,” tanya Cenk.
”Berperang!” jawab Raksasa
”Tahu musuhmu?”
”Tidak...”
”Mengapa mau berperang?”
”Perintah.”
”Kalau diperintah mati, mau?” Raksasa gundul itu tercekat.
Itulah antara lain cara Nardayana lewat tokoh Cenk-Blonk menyampaikan pesan moral kepada penontonnya. Meski perintah itu datang dari penguasa, rakyat juga tetap harus kritis.
Zaman sudah berubah, ada televisi atau media-media lain yang lebih menarik manusia sekarang. Bagaimana Anda menempatkan wayang?
Kebetulan di Bali wayang hidup karena didukung yadnya (ritual agama). Kita sudah diberi lahan oleh leluhur, di mana agama bergandeng dengan budaya. Sekarang tinggal kejelian kita bagaimana agar wayang bisa jadi tontonan dan tuntunan. Hal terberatnya bagaimana membuat wayang masih jadi tuntunan bertingkah laku. Artinya, setelah menonton ada sesuatu yang bisa dipetik, dijadikan cermin kehidupan.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.