Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Belajar dari Pengalaman Sawahlunto...

Kompas.com - 26/09/2013, 08:01 WIB
Agustinus Handoko,
Hamzirwan,
Gatot Widakdo,
Amanda Putri Nugrahanti

Tim Redaksi

LUBUK LINGGAU, KOMPAS.com- Perjalanan dari Bukittinggi ke Lubuk Linggau, Kabupaten Musi Rawas, Sumatera Selatan, melalui Sawahlunto di Sumatera Barat, Rabu (25/9/2013), memang mengesankan. Jalan sempit berkelok tak terasa membosankan berkat panorama sawah dan sungai jernih di kaki Gunung Marapi memang memanjakan mata. Sebuah pelajaran dari sejarah kota ini pun bisa dipetik.

Dari kejauhan, terlihat Danau Singkarak berteman Bukit Barisan yang berselimut kabut.  
Tim Ekspedisi Sabang-Merauke: Kota dan Jejak Peradaban harian Kompas sengaja memilih jalur melalui Kota Sawahlunto untuk menyaksikan sejarah kota penghasil batubara berkualitas tinggi yang terkenal ke seantero dunia pada abad ke-19.

Tulisan Sawahlunto dalam huruf besar mirip penanda Hollywood di Amerika Serikat terpajang di puncak bukit menyambut, saat dua kendaraan kami memasuki kota. Kami juga langsung melihat tiga silo besar dari beton yang berdiri seperti raksasa menyergap mata. Tabung setinggi kira-kira gedung berlantai 10 ini dulu berfungsi sebagai tempat penampungan batubara.

Selain silo, Belanda banyak membangun infrastruktur di Sawahlunto terkait dengan pertambangan batubara. Seperti, gudang ransum, dapur umum, permukiman bagi orang China yang bekerja sebagai buruh kontrak atau pedagang, gedung tempat berkumpulnya orang Eropa (Belanda dan Jerman), gedung komedi, dan jalur kereta api hingga ke Pelabuhan Teluk Bayur di Kota Padang. Selain pelabuhan, semua infrastruktur itu kini menjadi museum dan lanskap penghias kota.

Saat waktu bergulir...

Ditemani pemandu wisata di Galeri Kotak Info dan Lubang Tambang Mbah Soero, Wilizon, kami mengunjungi tempat dahulu para tahanan dipaksa bekerja mengeksploitasi batu bara di bawah tanah yang lembab dan gelap. Para tahanan yang diangkut kapal dari berbagai penjara di Pulau Jawa tersebut kemudia dikenal dengan sebutan "orang rantai".  

Berbekal helm dan perlengkapan keselamatan, kami menapaki anak tangga turun ke terowongan sedalam 16 meter di bawah permukaan tanah. Suara hembusan udara dari kompresor dan tetesan air mengiringi perjalanan kami menyusuri terowongan utama berdinding batu bata ini.  

Waktu berjalan, kini Pemerintah Kota Sawahlunto berupaya keras membangun wisata sejarah dan gerakan menanam pohon produktif seperti karet dan kakao untuk menggairahkan kembali sektor riil. Mereka tidak punya pilihan lain karena sejak PT Bukit Asam (Persero) berhenti mengeksploitasi batu bara di Sawahlunto tahun 1998, ekonomi kota kecil tersebut melambat dan perlahan-lahan mulai ditinggalkan penduduk.  

Setelah menikmati pecal dan es buah di samping lubang Mbah Soero, kami pun melanjutkan perjalanan ke Lubuk Linggau. Seperti Sawahlunto di masa lalu, kini Lubuk Linggau sedang menikmati kemajuan ekonomi dari pertambangan minyak dan gas yang juga sudah ada sejak zaman kolonial.

Lubuk Linggau cukup strategis karena berada di jalan lintas Sumatera dari Bengkulu ke Palembang dan dilintasi pengendara yang menuju atau datang dari Sumatera Barat dan Jambi. Ratusan toko berdiri di tepi jalan lintas Palembang-Bengkulu yang menjadi pusat kota Lubuk Linggau.  

Kini, sektor migas menjadi penyumbang terbesar perekonomian Musi Rawas. Namun, Lubuk Linggau perlu belajar dari pengalaman Sawahlunto untuk mempersiapkan sumber ekonomi produktif baru agar tidak semata-mata bergantung kepada hasil tambang. Lebih baik kita mengikuti kata pepatah, sedia payung sebelum hujan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Travel Update
4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

Jalan Jalan
3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

Hotel Story
Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Jalan Jalan
Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Jalan Jalan
Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Travel Tips
4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

Jalan Jalan
Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Jalan Jalan
Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Jalan Jalan
Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Travel Tips
8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

Travel Tips
Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Travel Update
8 Tips Hindari Barang Bawaan Tertinggal, Gunakan Label yang Mencolok

8 Tips Hindari Barang Bawaan Tertinggal, Gunakan Label yang Mencolok

Travel Tips
Sandiaga Harap Labuan Bajo Jadi Destinasi Wisata Hijau

Sandiaga Harap Labuan Bajo Jadi Destinasi Wisata Hijau

Travel Update
10 Tips Bermain Trampolin yang Aman dan Nyaman, Pakai Kaus Kaki Khusus

10 Tips Bermain Trampolin yang Aman dan Nyaman, Pakai Kaus Kaki Khusus

Travel Tips
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com