Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Balik Sekantong Kerupuk "Blonyo"

Kompas.com - 29/09/2013, 14:47 WIB
Diapit Laut Jawa dan Selat Madura, Surabaya dan sekitarnya berkelimpahan segala hasil laut. Bandeng asap, beragam petis, terasi, berpuluh-puluh olahan hasil laut seperti kerupuk ”blonyo” selalu menjadi buah tangan khas Surabaya. Dari tangan para nelayan di sepanjang pesisir Selat Madura dan pesisir utara Jawa itulah asal mula beragam kelezatan itu.

Hari sudah beranjak petang, tetapi kesibukan karyawan Toko Bhek di Jalan Genteng Besar 75, Surabaya, tak juga reda. Berpuluh pembeli berjalan di antara rak-rak setinggi 2,5 meter yang dipadati beragam makanan atau bahan makanan. Sebuah lemari kaca yang penuh dengan bandeng asap menebar bau khas di seisi toko buah tangan khas Surabaya itu.

Berjenis-jenis terasi terpajang di rak yang lain, mulai dari terasi asal Puger sampai terasi asal Bonang. Ada lagi rak penuh aneka kerupuk mentah berbahan aneka hasil laut, seperti ikan ataupun udang. Ada lebih banyak lagi kerupuk berupa hasil laut siap santap, mulai dari kerupuk teripang, kerupuk terung, kerupuk blonyo, dan camilan seperti lorjuk.

Di rak lain, beragam petis berderet-deret, membuat bingung untuk memilih. ”Mau mencari petis apa,” tanya salah satu pegawai Toko Bhek. ”Ini petis yang sudah matang,” tunjuknya ke sudut kiri rak itu, ”sisanya petis tanpa olahan.”

Di meja kasir, Beni, si pengelola toko, mengawasi setiap transaksi. Sang kasir di samping Beni cepat menghitung dengan meneriakkan kode dari tiap-tiap barang yang ia catatkan ke mesin kasir. ”36, 24, 29, 507, 343, 238, 485 ...,” entah bagaimana caranya si kasir mengingat. Begitu transaksi selesai, pegawai lain mengepak semua belanjaan dalam kardus yang siap ditenteng untuk perjalanan jauh.

Didirikan Tan Siong Bhek pada 1930, Toko Bhek selalu ramai oleh orang yang mencari buah tangan khas Surabaya, olahan laut, dan beragam camilan lain. ”Sebagian besar barang jualan kami berasal dari Sidoarjo, sentra olahan hasil laut. Ada yang didatangkan khusus dari Madura, lorjuk misalnya,” kata Beni.

Jalan panjang blonyo

Ada puluhan toko seperti Toko Bhek yang tersebar di Surabaya, Gresik, dan Sidoarjo. Ada beratus ribu nelayan di balik beragam kelezatan yang dilimpahkan Laut Jawa dan Selat Madura. Salah satunya, nelayan Desa Junganyar, Kecamatan Socah, Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur. Itulah kampung ”pemburu” berjenis-jenis timun laut atau teripang (Holothuroidea), bahan aneka kerupuk buah tangan khas Surabaya.

Sabtu (24/8/2013) siang itu, Sutinah (48) membersihkan sebaskom blonyo, binatang laut sejenis teripang berukuran panjang sekitar 10 sentimeter, berdiameter sekitar 2 sentimeter.

Tangan Sutinah telaten membersihkan lumpur abu-abu yang liat melengketi ratusan blonyo tangkapan suaminya, Supriyadi (50). Di pintu rumah, sang suami mengawasi perapian tempat sepanci terung lain direbus.

Hidup tak pernah lunak bagi para pencari timun laut seperti Supriyadi. Nyaris sepanjang malam, Supriyadi ”menggaruk” lumpur dasar laut Selat Madura dengan garit, jalinan 18 batang besi stainless steel serupa kail yang ditata berjajar seperti garpu bengkok. Dengan ”garpunya”, Supriyadi menyisir gumpalan lumpur liat abu-abu yang merupakan ”gudang” terung dan blonyo buruannya.

”Kami tak pernah tahu dasar laut sebelah mana yang penuh terung. Pergerakan lumpur di dasar laut Selat Madura dipengaruhi arus bawah laut. Sekali melaut memakan biaya Rp 200.000 dengan hasil yang tidak dapat dipastikan. Yang pasti, untuk mendapatkan sekilo kerupuk terung dibutuhkan setidaknya 27 kilogram tangkapan terung basah,” ujar Supriyadi.

Pengolahan cukup rumit. Setiap blonyo punya sejumlah serat berdiamater 0,05 sentimeter yang harus diurai untuk diolah terpisah sebagai jarot. Waktu yang dibutuhkan untuk pengolahan—mulai dari mencuci, merebus, membalik kulit blonyo, memisahkan serat jarot, menjemur, sampai menggoreng—tak bisa ditentukan karena bergantung cuaca.

Setiap blonyo dan jarot yang telah kering digoreng dengan pasir lantas digoreng lagi dengan minyak goreng. Setiap kilogram blonyo goreng dijual seharga Rp 100.000. Jarot mentah siap goreng dijual terpisah dengan harga Rp 130.000 per kg. Jarot goreng bisa dihargai Rp 250.000 per kilogram. ”Namun, lama sekali proses untuk mengumpulkan jarot goreng seberat satu kilogram,” kata Supriyadi.

Dengan kerja serumit itu Supriyadi dan Sutinah bisa mendapat penghasilan bersih sekitar Rp 1 juta per pekan. ”Cukuplah buat menyekolahkan empat anak kami. Anak tertua saya, Feri, sudah jadi pelaut, sedang berlayar ke Brasil. Dua anak lain kuliah, dan seorang masih SMA. Waktu Feri belum bekerja, saya harus jadi anak buah kapal untuk membiayai empat anak sekolah. Sekarang sudah tujuh tahun saya berhenti bekerja di kapal dan balik menjadi anak buah kapal. Untuk hidup cukup, namun untuk naik haji, ya, tidak cukup. Sementara juragan pengepul blonyo naik haji terus,” kata Supriyadi tertawa.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Larangan Study Tour ke Luar Provinsi Disesalkan Pelaku Wisata di Bantul

Larangan Study Tour ke Luar Provinsi Disesalkan Pelaku Wisata di Bantul

Travel Update
5 Wisata Alam di Purwokerto, Terdapat Kolam Alami di Tengah Hutan

5 Wisata Alam di Purwokerto, Terdapat Kolam Alami di Tengah Hutan

Jalan Jalan
5 Hotel Sekitar Dago Bakery Punclut Bandung, mulai Rp 190.000

5 Hotel Sekitar Dago Bakery Punclut Bandung, mulai Rp 190.000

Hotel Story
Makoya Pandaan: Daya Tarik, Tiket Masuk, dan Jam Buka

Makoya Pandaan: Daya Tarik, Tiket Masuk, dan Jam Buka

Jalan Jalan
5 Peralatan yang Harus Dibawa Saat Camping di Pantai

5 Peralatan yang Harus Dibawa Saat Camping di Pantai

Travel Tips
Kemendikbudristek Luncurkan Indonesian Heritage Agency, Kelola Museum dan Cagar Budaya

Kemendikbudristek Luncurkan Indonesian Heritage Agency, Kelola Museum dan Cagar Budaya

Travel Update
6 Tips Aman untuk Anak Saat Bermain di Pantai

6 Tips Aman untuk Anak Saat Bermain di Pantai

Travel Tips
Ketentuan Bhikku Saat Thudong, Boleh Makan Sebelum Pukul 12 Siang

Ketentuan Bhikku Saat Thudong, Boleh Makan Sebelum Pukul 12 Siang

Hotel Story
Memaknai Tradisi Thudong, Lebih dari Sekadar Jalan Kaki

Memaknai Tradisi Thudong, Lebih dari Sekadar Jalan Kaki

Hotel Story
Pameran Deep and Extreme Indonesia 2024 Digelar mulai 30 Mei

Pameran Deep and Extreme Indonesia 2024 Digelar mulai 30 Mei

Travel Update
10 Museum di Solo untuk Libur Sekolah, Ada Museum Radya Pustaka

10 Museum di Solo untuk Libur Sekolah, Ada Museum Radya Pustaka

Jalan Jalan
Tarif Kereta Api Rute Jakarta-Yogyakarta Mei 2024, mulai Rp 260.000

Tarif Kereta Api Rute Jakarta-Yogyakarta Mei 2024, mulai Rp 260.000

Travel Update
Harga Tiket Pesawat Jakarta-Yogyakarta PP Mei 2024, mulai Rp 850.000

Harga Tiket Pesawat Jakarta-Yogyakarta PP Mei 2024, mulai Rp 850.000

Travel Update
Turis Asing Diduga Bikin Sekte Sesat di Bali, Sandiaga: Sedang Ditelusuri

Turis Asing Diduga Bikin Sekte Sesat di Bali, Sandiaga: Sedang Ditelusuri

Travel Update
Ada Pembangunan Eskalator di Stasiun Pasar Senen, Penumpang Bisa Berangkat dari Stasiun Jatinegara

Ada Pembangunan Eskalator di Stasiun Pasar Senen, Penumpang Bisa Berangkat dari Stasiun Jatinegara

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com