Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Meluncur di Pasir Gurun Shapotou

Kompas.com - 01/10/2013, 13:16 WIB

Lalu, dengan berjalan kaki sekitar 300 meter, pengunjung tiba di lokasi wisata yang paling mendebarkan, meluncur di kawat (flying fox) sepanjang lebih dari 300 meter, meluncur di tebing pasir menggunakan papan luncur, atau duduk manis di kursi luncur menuju ke bawah, ke tepian sungai.

Bagi pengunjung yang bernyali besar, meluncur di kawat baja (flying fox) tentu yang paling diburu. Dengan ketinggian sekitar 100 meter dari permukaan air sungai, pengunjung meluncur cepat melewati Sungai Kuning dan berbalik lagi menuju tepian sungai di bawah.

Meluncur di atas papan luncur di tebing dengan kemiringan sekitar 45 derajat tidak kalah mendebarkan. Untuk meluncur di tebing pasir, pengunjung duduk di atas papan luncur yang diberi pijakan untuk kaki dan dua besi yang berfungsi seperti rem sekaligus pegangan kedua tangan. Meluncur di tebing sepanjang 100 meter ini, pengunjung dapat berbuat sesuka hati tergantung nyali masing-masing. Bagi yang bernyali kuat, kedua rem tentu hanya digunakan saat papan benar-benar telah meluncur deras. Dalam kondisi ini papan bisa tidak terkendali. Jika ini terjadi, dijamin penumpang akan terpelanting dan berguling-guling di tebing hingga ke bawah.

Kebanyakan pengunjung memilih cara aman. Mereka kerap menggunakan kedua rem agar papan tidak meluncur terlalu deras. Dengan cara ini, laju papan luncur bisa dikendalikan hingga tiba di bawah.

Sungai Kuning

Di bawah tebing pasir, persis di tepi sungai, selanjutnya pengunjung disuguhi perjalanan menarik berupa wisata air dengar berlayar di Sungai Kuning menggunakan rakit kayu. Rakit yang digunakan khas daerah ini, yaitu papan kayu yang dipasang di atas 15 kantong udara dari kulit babi utuh, kecuali kepala dan kaki, tanpa jahitan. Kantong udara untuk rakit itu telah digunakan Suku Hui, penduduk asli Ningxia, sejak berabad-abad lalu.

Satu rakit atau yang biasa disebut warga Indramayu, Jawa Barat, dengan nama getek itu hanya bisa dinaiki empat penumpang plus satu pengemudi. Di atas Sungai Kuning yang sejak dahulu kala selalu keruh itu, penumpang merasakan wisata air yang sesungguhnya. Cipratan dari gelombang lembu sungai pun kerap dirasakan.

Meskipun perjalanan hanya sekitar 1 km, berakit-rakit di sungai itu cukup memuaskan. Apalagi titik selanjutnya yang dituju adalah restoran muslim, dengan sejumlah makanan khas Suku Hui yang umumnya Muslim itu.

Seusai makan, pengunjung dibawa kembali menuju ke padang pasir dengan terlebih dahulu kembali ke atas tebing menggunakan eskalator. Atraksi yang disajikan kepada wisatawan adalah pentas kesenian khas setempat, berupa tarian dan nyanyian di atas panggung di tengah gurun. Acara diselingi dengan penyalaan kembang api untuk menghangatkan udara gurun yang dingin.

Lahan basah

Di Ningxia, obyek wisata yang menarik bagi pengunjung tidak hanya terletak di kawasan Shapotou. Di pinggiran Yinchuan, ibu kota Provinsi Ningxia, terdapat pula lahan basah (wetland) luas yang berbatasan langsung dengan gurun dan perbukitan batu di sekitar Shahu Resort. Pengunjung dapat menyusuri danau di kawasan basah ini dengan kapal penumpang berkapasitas sekitar 50 orang, untuk menyusuri danau yang ditumbuhi rumput-rumput tinggi terurus.

Kawasan basah ini pun memiliki kekayaan fauna berupa aneka jenis unggas. Wetland Shahu juga merupakan persinggahan ratusan jenis burung yang bermigrasi, antara lain, dari kawasan selatan khatulistiwa, seperti Selandia Baru dan Australia. Sebagian juga merupakan burung yang sempat singgah di Taman Nasional Sembilang, Sumatera Selatan, dalam perjalanan migrasi itu.

Di kawasan Shahu Resort yang memiliki jumlah kamar ratusan unit tersebut, terdapat pula museum yang berisi berbagai jenis fauna dan flora khas kawasan ini serta perjalanan hidup suku Hui. Di salah satu sisi danau terdapat padang pasir yang dilengkapi dengan unta tunggangan. Para penggemar off-road juga dapat mencicipi lahan gurun dengan jip-jip khusus. Pengunjung dapat menikmati keindahan danau dan gurun dengan balon udara dan kursi duduk luncur gantung.

Obyek wisata yang tak kalah menarik lainnya adalah Taman Bunga Lavender Chin Jin Sha Dao. Di kawasan dengan luas puluhan hektar ini terdapat sejumlah pondokan. Kawasan ini cocok dikunjungi mereka yang sedang jatuh cinta atau berbulan madu. Satu tempat wisata lain yang wajib dikunjungi adalah The Chinese Yellow River Altar, bangunan megah sepanjang hampir satu kilometer di tepi Sungai Kuning di pinggiran Kota Wuzhong. Bangunan yang baru berdiri tiga tahun itu menggambarkan perjalanan bangsa China dari masa ke masa, termasuk masuknya Islam ke negara itu.

Berbagai jenis obyek wisata di Provinsi Ningxia seperti itulah yang ditawarkan kepada hampir 200 pengelola wisata dari 20 negara dalam acara bertajuk ”World Muslim Tour Operator Conference 2013”, pada 6-9 September 2013 lalu. Pemerintah provinsi mengundang para operator perjalanan wisata untuk mengenalkan kekayaan wisata daerah mereka.

Menurut Fuadi Rasyid, Komisaris Utama Thayiba Tour, Jakarta, dengan beberapa jenis obyek wisata menarik itu, Ningxia bisa menjadi salah satu alternatif kunjungan wisatawan Indonesia. ”Kunjungan misalnya bisa dilakukan dalam bentuk paket wisata umrah. Pulang umrah, jemaah bisa diajak langsung ke Ningxia terlebih dahulu,” katanya.

Namun, Fuadi mengingatkan, para operator wisata di Ningxia harus menyediakan paket perjalanan yang jelas dan pasti, termasuk penyediaan makanan halal dan tempat menginap yang memadai.

Fonny Lestari dari Aviatour mengakui terbukanya peluang kunjungan wisatawan Indonesia itu. Ningxia, menurut Fonny, menjadi alternatif wisata Muslim China, selain ke Xingjian, Gansu, dan Xian. Kehidupan umat Muslim suku Hui yang berjumlah sekitar dua juta jiwa dari enam juta jiwa total penduduk Ningxian menarik untuk dilihat wisatawan dari Indonesia.

Terkait perjalanan dari Jakarta hingga 24 jam, ungkap Adelina dari Nusa Ina Leisure, Jakarta, dapat dihindari dengan menempuh penerbangan langsung Jakarta-Beijing selama enam jam dan dilanjutkan penerbangan Beijing-Yinchuan selama satu setengah jam. (Agus Mulyadi)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tips Atas Bengkak Selama Perjalanan Udara, Minum hingga Peregangan

Tips Atas Bengkak Selama Perjalanan Udara, Minum hingga Peregangan

Travel Tips
Harga Tiket Wisata Pantai di Bantul Terkini, Parangtritis hingga Pandansimo

Harga Tiket Wisata Pantai di Bantul Terkini, Parangtritis hingga Pandansimo

Travel Update
Ada Pungli di Curug Ciburial Bogor, Sandiaga: Perlu Ditindak Tegas

Ada Pungli di Curug Ciburial Bogor, Sandiaga: Perlu Ditindak Tegas

Travel Update
Menparekraf Bantah Akan Ada Pungutan Dana Pariwisata kepada Wisatawan

Menparekraf Bantah Akan Ada Pungutan Dana Pariwisata kepada Wisatawan

Travel Update
Sandiaga Dukung Sanksi Tegas untuk Penyulut 'Flare' di Gunung Andong

Sandiaga Dukung Sanksi Tegas untuk Penyulut "Flare" di Gunung Andong

Travel Update
Waktu Terbaik untuk Beli Tiket Pesawat agar Murah, Jangan Mepet

Waktu Terbaik untuk Beli Tiket Pesawat agar Murah, Jangan Mepet

Travel Tips
Taman Burung-Anggrek di Papua: Lokasi dan Harga Tiket Masuk

Taman Burung-Anggrek di Papua: Lokasi dan Harga Tiket Masuk

Travel Update
5 Air Terjun di Probolinggo, Ada Air Terjun Tertinggi di Jawa

5 Air Terjun di Probolinggo, Ada Air Terjun Tertinggi di Jawa

Jalan Jalan
4 Festival di Hong Kong untuk Dikunjungi pada Mei 2024

4 Festival di Hong Kong untuk Dikunjungi pada Mei 2024

Jalan Jalan
Kemenuh Butterfly Park Bali Punya Wahana Seru

Kemenuh Butterfly Park Bali Punya Wahana Seru

Jalan Jalan
Kemenuh Butterfly Park Bali: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Kemenuh Butterfly Park Bali: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Jalan Jalan
Kapal Wisata Terbakar di Labuan Bajo, Wisatawan Diimbau Hati-hati Pilih Kapal

Kapal Wisata Terbakar di Labuan Bajo, Wisatawan Diimbau Hati-hati Pilih Kapal

Travel Update
5 Tips Traveling Saat Heatwave, Apa Saja yang Harus Disiapkan

5 Tips Traveling Saat Heatwave, Apa Saja yang Harus Disiapkan

Travel Tips
Penerbangan Bertambah, Sandiaga: Tiket Pesawat Mahal Sudah Mulai Tertangani

Penerbangan Bertambah, Sandiaga: Tiket Pesawat Mahal Sudah Mulai Tertangani

Travel Update
Pencabutan Status Bandara Internasional Tidak Pengaruhi Kunjungan Turis Asing

Pencabutan Status Bandara Internasional Tidak Pengaruhi Kunjungan Turis Asing

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com