Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ambon (Teruslah) Menyanyi...

Kompas.com - 22/10/2013, 08:29 WIB

Antropolog dari Universitas Pattimura, Ambon, Prof Dr Mus Huliselan, mengatakan, kebiasaan menyanyi orang Ambon ada sejak sebelum bangsa- bangsa Eropa, seperti Portugis dan Belanda, menguasai Ambon. ”Orang-orang tua menyampaikan pesan atau mengekspresikan perasaan dengan menyanyi. Nyanyian rakyat atau disebut kapata yang masih ada di beberapa desa menjadi bukti kebiasaan menyanyi itu sudah lama ada,” ujarnya.

Musik yang mengiringi saat itu hanya tifa, suling, dan gong. Ketika bangsa-bangsa Eropa masuk, budaya bernyanyi dan bermusik masyarakat Ambon berkembang kian pesat. Bangsa-bangsa Eropa mengenalkan alat musik yang lebih beragam.

Tak hanya menyampaikan pesan dan ekspresi perasaan, nyanyian berfungsi sebagai alat perekat sosial. Dalam syair lagu yang tercipta, nilai-nilai persaudaraan, kekerabatan atau kecintaan pada Ambon bahkan mama, tertuang. ”Makanya sangat positif jika lagu-lagu itu sering diputar untuk mencegah konflik di Maluku tahun 1999 terulang,” kata Mus.

Maka tak salah jika pada 2011, Pemprov Maluku bersama Pemkot Ambon mencanangkan Ambon menjadi Kota Musik. Sebuah tulisan besar ”Ambon City of Music” pun dipasang di pesisir Teluk Ambon.

Namun sayang, implementasi program itu belum banyak terlihat. Belum banyak pertunjukan musik di Ambon. Industri musik pun masih sangat bergantung pada industri musik di Jakarta. Ketiadaan sekolah musik di Ambon menegaskan Ambon Kota Musik masih sebatas slogan.

Jadilah suara-suara merdu dari Ambon itu hanya menggema di pulau yang tersebar di Maluku. Suara-suara emas itu pun sulit menembus pentas nasional dan internasional. (A Ponco Anggoro/Gregorius M Finesso/M Clara Wresti)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com