Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lubuk Resam, Lokasi Menantang untuk Wisata Petualangan

Kompas.com - 10/12/2013, 13:12 WIB
Kontributor Bengkulu, Firmansyah

Penulis

Menelusuri goa juga merupakan pengalaman unik dan menegangkan dengan kedalaman puluhan meter di bawah perut bumi, tidak kurang dari satu jam waktu yang diperlukan untuk menyusuri seluk beluk goa itu. Rangkaian stalaktit dan stalakmit dari batuan kapur terukir indah di langit-langit dan lantai gua. Ada banyak bentuk unik tercipta, ada batuan berbentuk meja, wanita yang menyusui anak, kubah masjid dan beragam pemandangan lainnya.

Titik air menetes dari stalaktit akan terdengar merdu di hening dan gelapnya suasana dalam perut bumi. Biota gua biasanya akan ditemukan berupa kelabang dengan panjang mencapai 30 sentimeter namun pasif karena selalu berada di zona gelap. Berikutnya, jangkrik berwarna putih dan memiliki antena panjang sebagai alat navigasi, ikan dan belut yang berwarna transparan serta buta.

Ancaman Pabrik Semen

Keindahan dan keasrian alam kawasan tersebut sebenarnya tak luput dari ancaman eksploitasi pabrik semen karena kapur sebagai bahan utama pembuatan semen. Menurut Andi, pernah beberapa tahun yang lalu kawasan tersebut berencana membuka pengelolaan pabrik semen namun ditentang oleh warga desa termasuk ribuan warga Seluma.

“Goa ini merupakan penyuplai air bagi ribuan petani yang berada di hilir sungai tepatnya Kota Tais, Ibu Kota Kabupaten Seluma. Jadi jika kawasan ini dirusak maka hancurlah kehidupan masyarakat di hilir sungai,” beber Andi.

Andi juga mengingatkan beberapa kode etik penelusuran goa kepada pengunjung. Pertama, jangan mengambil sesuatu kecuali foto. Kedua, jangan meninggalkan sesuatu kecuali jejak dan ketiga, jangan membunuh sesuatu kecuali waktu.

“Kawasan goa beserta isinya adalah wilayah sensitif, tidak sembarang pengunjung dapat masuk tanpa memahami kaedah dan kode etik penelusuran goa,” kata Andi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com