Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Krakow, Batu-batu Kecil di Pemakaman

Kompas.com - 03/02/2014, 10:52 WIB

Meninggalkan kisah kelabu sejarah Yahudi di Polandia, Marta mengajak kami menjelajahi Kastil Royal Wawel. Kastil yang berusia lebih dari 500 tahun itu menjadi salah satu penanda peradaban lama di Krakow.

Untuk mencapai kastil, kami melewati banyak anak tangga, karena bangunan yang dikelilingi benteng dengan menara di beberapa bagiannya itu terletak di bukit. Bangunan-bangunan di kompleks kastil ini relatif terpelihara.

”Bentuk dan fungsinya serupa dengan kastil yang umumnya terdapat di Eropa. Selain bangunan utama dan bangunan pendukungnya, juga ada taman yang luas dan gereja,” kata Marta tentang kastil yang selain menjadi obyek wisata juga difungsikan sebagai museum seni ini.

Katedral Wawel menjadi salah satu bangunan yang banyak dikunjungi orang. Marta bercerita, jasad beberapa raja maupun pemimpin gereja dikuburkan di sini. Sebagai penanda adalah nisan berbahan baku marmer yang dipahat sedemikian rupa.

Perjalanan kami di Krakow berakhir di alun-alun yang dikelilingi bangunan tua. Salah satunya Gereja St Mary. Alun-alun inilah jantung Krakow. ”Ini kawasan populer bagi warga untuk berkumpul, juga menjadi tempat pertemuan yang disukai banyak turis,” katanya.

Awal Desember lalu, di alun-alun ini banyak kedai menjajakan berbagai produk, sebagian merupakan produk kerajinan tangan seperti rajutan, mulai dari kaus tangan, topi, sampai jaket, kue basah maupun kue kering buatan rumahan, berbagai produk keju, minuman anggur, sampai produk olahan dari daging hewan.

”Pasar di sini berlangsung mulai akhir November sampai akhir Desember. Cobalah makanannya, semuanya khas Krakow,” kata Marta tentang pasar dadakan, yang disebutnya salah satu pasar terindah di Eropa menjelang Natal dan Tahun Baru.

Perlahan-lahan langit mulai gelap, ia memberi tanda berkumpul dengan kode bunyi terompet dari salah satu menara Gereja St Mary.

”Terompet yang berbunyi setiap jam itu akan berhenti mendadak. Ini berkaitan dengan kisah tentang peniup terompet dari menara gereja yang mati karena dipanah bangsa Tatar,” cerita Marta tentang legenda peniup terompet yang tetap dihidupkan hingga kini. (Chris Pudjiastuti)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com