Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Kalimantan di Mata Leupold

Kompas.com - 24/04/2014, 16:02 WIB
JAKARTA, KOMPAS — Dengan sangat rapi, ahli geologi Swiss, Wolfgang Leupold, mengabadikan momen-momen kenangan saat dia tinggal di Pulau Kalimantan pada 1921-1927. Lewat dokumentasi fotonya, sejarah kolonialisme mendapatkan pembuktian. Karya Leupold dipamerkan pada 22 April 2014 hingga 6 Mei 2014 di Erasmus Huis, Jakarta.

Sejak duduk sebagai mahasiswa geologi Swiss pada 1920-an, Leupold tertarik dengan Hindia Belanda atau Indonesia. Bahkan, Leupold sengaja belajar bahasa Belanda dan Melayu karena ingin melamar kerja ke Kementerian Kolonial Belanda yang saat itu tak memiliki ahli geologi untuk kebutuhan pengeboran minyak di Indonesia.

Pada November 1921, Leupold bersama istrinya, Erika Bleuler, bertolak dari Antwerpen, Belanda, menumpang kapal barang Djokia. Sebulan kemudian, pasangan itu tiba di Batavia dan mulai menetap di Kalimantan pada 1922.

Bersenjatakan kamera merek Contessa Nettel, Leupold mengabadikan obyek-obyek khas Borneo masa itu, seperti pembuatan perahu, sungai-sungai Kalimantan, masyarakat Suku Dayak, termasuk tradisi unik mereka, salah satunya tato tubuh secara manual. Dia juga memotret eksplorasi kuno tambang batubara dan minyak bumi di Tanjung Panjang, Pulau Bunyu, dan Tarakan. Bagi Leupold dan Erika, enam tahun di Indonesia sangat berkesan. Dalam catatan hariannya, Erika pernah menuliskan: ”Aku tahu, dengan melalui kehidupan di Hindia Belanda, aku tercerabut dari kehidupan Eropa,” ujar dia.

Dalam buku Memori dari Kalimantan, yang diterbitkan Museum Etnografi Universitas Zurich, cucu Leupold, Ursula Ohnewein-Leupold, menyatakan, selama di Indonesia, kakeknya gemar memotret dan mengumpulkan artefak-artefak bersejarah.

”Ayah saya, Urs Leupold, anak tertua kakek yang lahir di Indonesia, usul agar benda-benda yang dikumpulkan dari Indonesia diserahkan ke museum,” katanya. Akhirnya, cucu-cucu Leupold menyerahkan benda-benda koleksi kakeknya, termasuk foto-foto, ke museum. Hingga kini, barang-barang itu tersimpan di Museum Etnografi Universitas Zurich.

Pada pembukaan pameran ”Berbagai Singkapan Borneo” di Swiss pada 2011, Direktur Museum Etnografi Universitas Zurich Mareile Flitsch mengatakan, karya Leupold merupakan kesaksian dari perjalanan, ekspedisi, peninggalan usaha perdagangan, hingga kolonialisme. (ABK)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Travel Update
4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

Jalan Jalan
3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

Hotel Story
Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Jalan Jalan
Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Jalan Jalan
Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Travel Tips
4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

Jalan Jalan
Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Jalan Jalan
Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Jalan Jalan
Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Travel Tips
8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

Travel Tips
Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Travel Update
8 Tips Hindari Barang Bawaan Tertinggal, Gunakan Label yang Mencolok

8 Tips Hindari Barang Bawaan Tertinggal, Gunakan Label yang Mencolok

Travel Tips
Sandiaga Harap Labuan Bajo Jadi Destinasi Wisata Hijau

Sandiaga Harap Labuan Bajo Jadi Destinasi Wisata Hijau

Travel Update
10 Tips Bermain Trampolin yang Aman dan Nyaman, Pakai Kaus Kaki Khusus

10 Tips Bermain Trampolin yang Aman dan Nyaman, Pakai Kaus Kaki Khusus

Travel Tips
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com