Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Seha, Harmoni Alam Kalbar

Kompas.com - 08/05/2014, 12:33 WIB

Menurut pemilik warung di kawasan Seha, Ningsih (37), pengunjung obyek wisata itu kebanyakan datang pada hari Minggu. ”Sebagian besar anak muda dari Kabupaten Landak. Mereka menikmati pemandangan alam dari warung yang berada di ketinggian. Pengunjung masih jarang yang masuk ke hutan karena akses jalannya masih sulit dilewati,” kata dia.

Darius (40), pemilik warung lain, menambahkan, jumlah pengunjung obyek wisata itu pada akhir pekan belum banyak. ”Paling banyak 20 orang setiap Minggu, kecuali jika ada kegiatan khusus, seperti off-road atau promosi wisata. Saat itu bisa ratusan orang yang datang,” ujar dia.

Seorang pengunjung, Rimara Yoki (23), mengatakan, dia biasa mengunjungi obyek wisata Seha pada akhir pekan bersama rekan-rekan untuk melepas kepenatan setelah seminggu bekerja. ”Udaranya masih sejuk karena pepohonan masih asri,” kata dia.

Ayu (23), pengunjung lain, berpendapat, kawasan wisata Seha amat menarik dan banyak yang bisa dikembangkan untuk menunjang pariwisata Kalbar. Namun, pengelolaannya belum optimal.

Kelompok Sadar Wisata

Kawasan wisata alam Seha saat ini dikelola oleh Kelompok Sadar Wisata yang terdiri atas warga sekitar dan dibentuk Pemerintah Kabupaten Landak. Jumlah anggota kelompok ini sebanyak 49 orang.

Ketua Kelompok Sadar Wisata Sahiyan (44) menuturkan, wisata alam Seha selama ini belum dikelola. Pengunjung belum dipungut retribusi seperti tempat wisata pada umumnya sebab akses menuju lokasi wisata itu juga belum begitu memadai.

Saat ini, Kelompok Sadar Wisata mulai bergotong royong membuat akses jalan yang lebih baik. Jalan itu terhubung dengan jalan utama Dusun Asong Palan menuju destinasi wisata yang ada. ”Sekarang hanya jalan setapak. Setiap hari Minggu siang hingga sore, kami membuat akses jalan yang lebih lebar,” kata Sahiyan, beberapa saat lalu.

Kelompok Sadar Wisata juga menyiapkan penerjemah dari masyarakat sekitar yang menguasai bahasa Inggris dan bahasa Indonesia dengan baik. Fungsi mereka adalah untuk memandu wisatawan. ”Kami sempat kesulitan mencari, tetapi akhirnya ketemu juga,” kata Sahiyan lagi.

Bupati Landak Adrianus Asia Sidot menambahkan, Seha adalah salah satu kawasan wisata yang menjadi fokus pemerintah daerah saat ini. Apalagi, kontribusi sektor pariwisata terhadap pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Landak saat ini masih kurang dari 2 persen.

Upaya promosi juga dilakukan, misalnya dengan menggelar acara tradisional Nyamah dan Ngakap (menangkap ikan di kolam dengan alat tradisional menyerupai keranjang yang terbuat dari rotan). Selain itu, obyek wisata tersebut juga akan dipadukan dengan kerajinan warga sekitar. Hasil kerajinan tradisional warga akan dipajang sehingga wisatawan bisa membelinya. (Emanuel Edi Saputra)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pengalaman ke Pasar Kreatif Jawa Barat, Tempat Nongkrong di Bandung

Pengalaman ke Pasar Kreatif Jawa Barat, Tempat Nongkrong di Bandung

Jalan Jalan
Libur Panjang Waisak 2024, KAI Operasikan 20 Kereta Api Tambahan

Libur Panjang Waisak 2024, KAI Operasikan 20 Kereta Api Tambahan

Travel Update
Pasar Kreatif Jawa Barat: Daya Tarik, Jam Buka, dan Tiket Masuk

Pasar Kreatif Jawa Barat: Daya Tarik, Jam Buka, dan Tiket Masuk

Travel Update
Berkunjung ke Pantai Nangasule di Sikka, NTT, Ada Taman Baca Mini

Berkunjung ke Pantai Nangasule di Sikka, NTT, Ada Taman Baca Mini

Jalan Jalan
10 Wisata Malam di Semarang, Ada yang 24 Jam

10 Wisata Malam di Semarang, Ada yang 24 Jam

Jalan Jalan
Tanggapi Larangan 'Study Tour', Menparekraf: Boleh asal Tersertifikasi

Tanggapi Larangan "Study Tour", Menparekraf: Boleh asal Tersertifikasi

Travel Update
Ada Rencana Kenaikan Biaya Visa Schengen 12 Persen per 11 Juni

Ada Rencana Kenaikan Biaya Visa Schengen 12 Persen per 11 Juni

Travel Update
Kasus Covid-19 di Singapura Naik, Tidak ada Larangan Wisata ke Indonesia

Kasus Covid-19 di Singapura Naik, Tidak ada Larangan Wisata ke Indonesia

Travel Update
Museum Kebangkitan Nasional, Saksi Bisu Semangat Pelajar STOVIA

Museum Kebangkitan Nasional, Saksi Bisu Semangat Pelajar STOVIA

Travel Update
World Water Forum 2024 Diharapkan Dorong Percepatan Target Wisatawan 2024

World Water Forum 2024 Diharapkan Dorong Percepatan Target Wisatawan 2024

Travel Update
Tebing di Bali Dikeruk untuk Bangun Hotel, Sandiaga: Dihentikan Sementara

Tebing di Bali Dikeruk untuk Bangun Hotel, Sandiaga: Dihentikan Sementara

Travel Update
Garuda Indonesia dan Singapore Airlines Kerja Sama untuk Program Frequent Flyer

Garuda Indonesia dan Singapore Airlines Kerja Sama untuk Program Frequent Flyer

Travel Update
5 Alasan Pantai Sanglen di Gunungkidul Wajib Dikunjungi

5 Alasan Pantai Sanglen di Gunungkidul Wajib Dikunjungi

Jalan Jalan
Pantai Lakey, Surga Wisata Terbengkalai di Kabupaten Dompu

Pantai Lakey, Surga Wisata Terbengkalai di Kabupaten Dompu

Travel Update
Bali yang Pas untuk Pencinta Liburan Slow Travel

Bali yang Pas untuk Pencinta Liburan Slow Travel

Travel Tips
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com