Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sigit Pramono, Bank, Fotografi, dan Jazz Gunung

Kompas.com - 26/06/2014, 17:47 WIB

Sigit menyebut Bromo sebagai bagian dari komoditas wisata 4B. Wilayah wisata itu adalah B1 atau Borobudur yang meliputi Yogyakarta, Solo, dan sekitarnya. Lalu B2, yaitu Bromo. Kemudian B3, Banyuwangi dengan Gunung Ijen, serta B4, Bali. Menurut Sigit, dari keempat B tersebut, yang paling lama disinggahi pelancong adalah Bali, 7-14 hari. Adapun Bromo cuma kebagian satu hari.

Jazz Gunung menjadi sarana untuk memanggil orang beramai-ramai ke Bromo. Selain menikmati panorama sekitar Bromo, orang diajak selama dua hari menikmati musik. Perhelatan itu dalam semalam dihadiri sekitar 1.700 pengunjung, sesuai kapasitas arena. Itu artinya, ada tetesan ekonomi bagi usaha yang terkait dengan pariwisata di sekitar Bromo.

Dalam hitung-hitungan Sigit, sekitar 1.700 pengunjung membutuhkan setidaknya 850 kamar. ”Kami (Java Banana Lodge) hanya ada 50 kamar, tamu lain tinggal di hotel dan home stay. Semuanya penuh,” kata dia.

”Selain itu, orang juga akan menyewa mobil untuk naik ke Penanjakan I (jalan menuju Bromo), sewa kuda, makan, dan lainnya. Jadi, tetesan ekonomi dari Jazz Gunung panjang. Itu yang kami sasar,” kata Sigit yang didukung Bank BCA dalam menghelat Jazz Gunung 2014.

Rezeki perhelatan sampai ke penyelenggara paket wisata ke sekitar Jawa Timur. Mereka memasukkan Jazz Gunung dan menikmati panorama Bromo sebagai bagian dari paket jualannya.

Pergaulan

Sigit menyukai fotografi sejak remaja. Belajar secara otodidak, hobi fotografi berlanjut hingga dia menjadi direktur bank. Pada peristiwa seperti perhelatan musik Java Jazz di Jakarta, dia mondar-mandir menikmati jazz dan jeprat-jepret dengan kameranya. Bahkan, saat erupsi Gunung Merapi beberapa tahun lalu, bankir itu juga ikut blusukan ke lereng Merapi.

Fotografi dan musik melebarkan pergaulan Sigit. Kawan-kawan dia tak hanya dari kalangan perbankan, tetapi juga seniman, penggemar musik, dan masyarakat di berbagai daerah, termasuk di kawasan Bromo.

Setidaknya, dalam setahun dia 24 kali datang ke Bromo. Oleh karena kedekatannya dengan masyarakat di sekitar Bromo, Sigit pada 2007 diangkat sebagai warga kehormatan masyarakat Tengger.

”Ketika saya memotret, orang-orang tidak melihat posisi saya sebagai direktur bank atau apa. Ada komunitas yang menilai kita sebagai manusia, bukan karena jabatan,” tutur dia.

Fotografi dan musik menjadikan Sigit menikmati hidup. ”Begitu pencet tombol, itu rasanya saya melepas beban....” (FRANS SARTONO)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com